Sejenak terdiam lantaran masih tidak percaya dengan apa yang Marcello lakukan. Alya lantas kembali bersuara.
"Bukankah rasanya sakit?" jemarinya menelusuri d**a Marcello yang terukir namanya dengan indah.
"Tidak. Rasanya tidak seberapa sakit," sahut Marcello.
Mendengar itu Alya lantas menghentikan jemarinya. Ia lalu mendongak dan kembali berkata,
"Sama saja Marcel. Walau pun tidak seberapa tapi tetap saja sakit," tatapannya beralih ke d**a Marcello lagi. "Harusnya kau tidak perlu melakukan ini. Karena aku tahu rasanya pasti sangat sakit. Kulitmu harus disayat seperti ini dengan jarum yang sangat tajam."
Kecemasan Alya membuat Marcello merasa senang. Wanita itu mulai mengkhawatirkannya.
"Sungguh, ini tidak sakit, Al. Karena pada saat itu aku sambil membayangkan wajahmu y
