Clara membaringkan badannya ditempat tidur. Pikirannya galau memikirkan Gara yang pulang kampung selama seminggu. Ia juga kesal karena tidak ada hari libur untuk seminggu kedepan.
Diliriknya ponsel yang diletakkan diatas nakas samping tempat tidurnya, berharap ponsel tersebut akan bordering dan menampilkan nama kontak “Husband”. Namun, tidak ada dering diponsel tersebut selama 10 menit. Menghembuskan napasnya pelan, ia memejamkan mata mencoba untuk tidur
**
Sedangkan diperjalanan, Gara dan Jono mampir ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar. Sambil menunggu antrian mereka mengobrol.
“Ga, lu dikampung seminggu non Clara ijinin?” Tanya Jono
“Diijinin, bang” jawab Gara.
“Non Clara nggak merajuk?” Tanya Jono lagi sambil memakan kue kering yang tadi disediakan Yuyun untuk cemilan mereka dijalan.
“Awalnya merajuk sih, Bang. Marah dia. Tapi gue bujuk, diijinin deh” jawab Gara sambil menyuapkan kue kering ke mulutnya. Jono menganggukan kepalanya.
Jono memajukan mobil mereka saat petugas memberi arahan. “Terus orang tua lo dikampung udah tau lo pacaran sama non Clara?”
“Belum lah, bang. Bisa-bisa bapak sama ibu gue langsung nikahin gue sama Clara” jawab Gara sambil terkekeh teringat ibunya yang selalu mengatakan ingin segera punya menantu.
Mendengar jawaban Gara, Jono ikut tertawa “Lu kuliahnya gimana, Ga? Nanti nggak dijinin lagi sama non Clara?”
Gara menghela napas pelan sebelum menjawab “Gue juga masih bingung, bang. Niat awal gue ke Jakarta kan buat lanjutuin kuliah gue” Gara melemparkan pandangannya keluar jendela “Tapi setelah gue jadi pengawal Clara, tujuan gue jadi berubah” ada rasa ragu dihati Gara. Awalnya ia ke Jakarta untuk kuliah, akan tetapi hatinya kini berubah. Ia ingin selalu bersama Clara. Menjaga gadis itu. Namun disisi lain ada cita-cita yang ingin ia gapai.
Jono yang mengerti maksud dari ucapan Gara menghela napas pelan “Mending lu omomgin baik-baik sama non Clara. Pasti dia bakalan ngerti kok. Bilang buat masa depan kalian juga” saran Joni.
Gara menganggukan kepalanya. setelah itu perjalanan mereka diisi oleh candaan.
***
“Non Clara, waktunya makan malam, non” Yuyun mengetuk pintu kamar Clara
“Non”
“Non Clara cantik, udah waktu makan malam nih” belum ada jawaban dari Clara, Yuyun membuka pelan pintu kamar bercat merahmuda itu yang ternyata tidak dikunci. Diranjangnya Clara tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubunya.
Yuyun melangkahkan kakinya kearah ranjang Clara kemudian menepuk pelan bahu Clara.
“Non Clara” panggil Yuyun pelan
“Non, makan malam kuyy” belum ada jawaban dari Clara
“Duh, jangan-jangan non pingsan lagi” gumamnya
Tiba-tiba Yuyun dikagetkan karena Clara membuka selimutnya dengan kasar
“MBAK!” ucap Clara keras
Yuyun yang kaget hampir terjungkal kebelakang. Mampus nih, si non ngamuk.
“Udah jam segini tapi Gara belum ngasih kabar” Clara memajukan tangannya yang memegang ponselnya kearah Yuyun.
Yuyun yang masih kaget bingung saat Clara mengadahkan layar ponselnya kearahnya. Yuyun mengusap pelan dadanya. “Yuyun pikir non mau ngamuk karena Yuyun bangunin” kata Yuyun “Mungkin masih diperjalanin kali non”
“Tapi ini hampir empat jam loh, mbak” Clara menggerakan jarinya menscroll pesan di w******p nya tapi tidak ada satupun pesan dari Gara.
“Atau mungkin habis sinyal” Yuyun ikut melihat kearah ponsel Clara
“Jaman udah secanggih ini mana mungkin nggak ada sinyal mbak?! Lagian kampungnya Gara itu bukan kampung pedalaman” Clara masih dengan kegiatannya menscroll whatsappnya
“Coba Tanya Jono, non” usul Yuyun. Clara menganggukan kepalanya kemudian mendial kontak Jono.
“Kok nggak aktif sih, mbak?” Tanya Clara dengan kesal
“Coba Yuyun yang telpon” Yuyun kemudian mengeluarkan hp kemudian menelpon Jono. “Masuk, non” kata Yuyun kepada Clara saat dering pertama. Clara menegakan tubuhnya menunggu dengan tidak sabaran.
“Hallo, Jon. Elu berdua udah sampe mana?”
“Apaan sih lu, Yun. Lu dapet nomor gue yang ini dari mana?”
“Dari hape lu lah. Makanya jangan dilepas sembarangan hape lu” omel Yuyun. Clara yang sudah tidak sabar, menggoyang lengan Yuyun “Mbak”
“Eh iya, udah sampe mana? Udah sampe kampung belum? Terus kenapa hape nya Gara nggak aktif?” Tanya Yuyun lagi
“Kepo banget dah lu. Emang kenapa?” Tanya Jono
“Ditanyain sama non Clara cantik. Nih si non udah mau nangis karena belom dapet kabar dari si Gara. Katanya ditelpon tapi nggak aktif nomornya” jelas Yuyun
Jono yang mendengar penjelasan Yuyun lewat telfon menoleh kearah Gara “Hape lu kagak aktif, Ga?” Tanya Jono
Gara menganggukan kepalanya “Habis baterai, bang. Kenapa?” jawab Gara.
Sebenarnya mereka sudah sampai dirumah Gara dan saat ini sedang menunggu makan malam yang sedang disediakan oleh Corry—ibu Gara. Ponsel Gara sudah kehabisan beterai dan sedang dicharge.
“Nih, lu ngomong dah” Jono memberikan ponselnya
“Siapa?” Tanya Gara
“Yuyun. Katanya non Clara nyariin lu”
Gara menerima ponsel tersebut dan menempelkan benda persegi itu ke telinganya
“Iya, mbak”
Terdengar suara Yuyun yang sedang berbicara dengan Clara “iya, non, habis batre mungkin. Halo Jon, katanya non Clara mau ngomong sama Gara”
“Iya, mbak ini aku” jawab Gara sambil terkekeh. Sudah ia duga pasti tentang Clara. Sudah bisa dibayangkannya wajah kesal bercampur khawatir gadis itu.
“Eh ini Gara, non” Yuyun memberikan ponselnya pada Clara saat mendengar suara Gara.
“Ga” panggil Clara
“Iya”
“Kok kamu nggak ngasih kabar aku sih, Ga? Udah empat jam loh. Udah sampe kampung? Aku telfon kok nggak aktif” Tanya Clara bertubi-tubi. Gara terkekeh pelan.
“Maaf ya. Hape ku mati, habis baterai. Ini udah sampe rumah, lagi nungguin ibu siapin makan malam. Kamu udah makan?”
“Aku belum makan”
“Belum mau makan si non, Ga, karena nungguin kabar lu” suara Yuyun terdengar agak keras
“Makan gih, sayang. Maaf ya, entar aku telfon” bujuk Gara dengan lembut. Clara tersenyum mendengar panggilan sayang Gara. Sirna sudah rasa dongkol dihatinya digantikan dengan perasaan berbunga-bunga.
“Iya. Tapi entar telfon ya”
“Iyaa, Cla”
“I Love you, Ga”
“Hem, I love you too, baby” sambungan telfon kemudian terputus. Clara memberikan ponsel itu kepada Yuyun.
“Udahkan, non?”
Clara menggangguk sambil tersenyum “Makasih ya, mbakku” ucap Clara dengan nada riang.
“Sama-sama, non. Makan malam yuk” ajak Yuyun. Clara mgangguk kemudian merangkul lengan kanan Yuyun. Mereka kemudian turun ke lantai bawah untuk makan malam.
Sedangkan ditempat lain. Gara dan Jono sedang bersantai diteras rumah Gara yang meberikan pemandangan alam dimalam hari yang begitu indah.
“Kenapa si non?” Tanya Jono
“Nanyain udah sampe apa belum. Udah empat jam dan gue belum ngasih kabar” jawab Gara
“Pasti khawatir dia” Gara mengangguk.
Hening. Hanya terdengar suara jangkrik dan burung malam. Kemudian Jono memecah keheningan itu.
“Lu kok nggak cerita sih, kalo lu anak juragan?”
To be continue