Bab 11 Dipecat

1389 Words

Begitu memasuki kawasan puncak, udara terasa begitu segar. Aku menarik napas panjang, membiarkan oksigen yang masih bersih masuk ke paru-paru dan mengembuskannya perlahan. Angin lembut yang menyelinap ke dalam mobil melalui jendela mengibarkan helaian rambutku hingga sebagian menutupi wajah. Aku melirik Dathan yang juga melirikku, senyumnya terkembang sempurna. Buru-buru kualihkan perhatianku ke arah lain. Tidak lama kemudian kami sampai di pintu masuk lokasi wisata yang ditandai dengan patung botol teh besar dengan tulisan Gunung Mas di bawahnya. Setelah membayar tiket masuk, mobil Dathan kembali melaju pelan, mencari tempat untuk persinggahan. “Kita mampir ke tea corner dulu ya,” katanya ketika mobil sudah terparkir sambil mematikan mesin. Aku tidak menolak, kondisi udara yang dingin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD