Simon tertegun melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Wajahnya menegang, dia menggelengkan kepala perlahan dengan mata memanas tiba-tiba. Tenggorokannya kering seketika, ada luka menyeruak menghantam dadanya. Nafasnya mulai tidak teratur. Perlahan dia kembali menutup pintu kamar pengantin itu dengan rapat. Seiring pintu tertutup, Simon memejamkan mata dan mengepalkan tangan, dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tidak mungkin ini sungguhan. Stella tidak segampang itu, meski dia adalah Shane. Tidak mungkin. Mustahil malah! Dia Stella bukan wanita lain. Simon menggelengkan kepalanya lalu dia membuka mata dan memperbaiki mimik wajahnya. Ya, ya, ya. Stella bukan wanita seperti itu. Dia memiliki harga diri yang tinggi. Aku harus percaya itu. Simon kembali melangkah menuruni tang