Dinner

1043 Words
Shane dan Stella terlihat tengah duduk berdua di sebuah meja makan dengan hidangan full di hadapan mereka, tampak layar camera ada di depan mereka. Karena memang mereka di jadwalkan untuk membuktikan kepada dunia bahwa Stella bukan pengguna narkoba dan tidak berselera makan karena pecandu berat. Skandal artis pemakai narkoba sedang panas-panasnya di industri hiburan saat ini. Dan salah satu model yang di duga masuk dalam skandal adalah Stella Emily Zoe. Wanita yang kala itu di selamatkan Shane Osvaldo Hamilton. Putra konglomerat kaya raya yang di duga kebal akan hukum. "Bagaimana pengalaman setelah akhirnya resmi menikah dengan seorang selebritis yang di duga pecandu narkoba?" tanya salah seorang awak media yang di tugaskan untuk mewawancarai mereka secara ekslusive. Shane menyunggingkan senyum misteri, dan tiba-tiba tangannya menyenggol piring yang berisi soup di hadapan Stella. "Ahh! Sorry Honey. Aku tidak sengaja, aku sedikit grogi di depan camera. Sorry Han..." ucap Shane dengan ekspresi wajah penuh penyesalan dan kesedihan menatap layar kamera, hingga membuat sang cameramen tertegun melihat kasih sayang yang di tujukan kepada wanita yang baru dia nikahi satu hari yang lalu. Stella menoleh kearah Shane, menatap lekat mata pria tampan di hadapannya, senyum manis mengulas di wajah cantiknya, "Tidak masalah, Darling. Kamu tidak sengaja, panas ini masih bisa aku tahan..." jawab Stella dengan menggertakkan giginya. Tapi wajahnya masih tetap mengembang senyum di hadapan camera. "Adrian! Tolong siapkan mobil dan aku mau membawa istriku ke rumah sakit! Hubungi rumah sakit untuk menyiapkan dokter terbaik!!" teriaknya pada Adrian asisten pribadinya dengan tanpa memperdulikan camera yang ada di hadapannya. "Siap, Tuan." jawab Adiran singkat lalu dia terlihat berbicara melalui telepon seluler dengan seseorang. Sementara Shane terlihat berdiri dan di luar dugaan dia mengangkat tubuh Stella, ala-ala bridal style hingga membuat kru terperangah di buatnya. "Rekan-rekan media. Sepertinya shotting kita sampai di sini saja, ya? Lain kali aku berjanji akan berbincang lebih panjang, aku tidak mau kulit istriku terluka karena sup panas. Terimakasih sudah hadir..." pamit Shane sembari terus membopong tubuh mungil milik Stella. Dia berjalan dengan segera melintasi kamar demi kamar hotel yang menghubungkan ke lobi dimana sopir pribadinya telah menunggu. "Turunkan aku. Tidak perlu kau berbuat seperti ini, Shane!" gerutu Stella setelah menjauh dari para kameramen. "Kau pikir aku sudi menggendongmu seperti ini? Najis, tau!! Kau pikir ke rumah sakit untuk mengurusimu, aku bahkan ingin melakukan bedah plastik tangan yang sudah kau sentuh." jawab Shane dengan tajam, hingga menusuk hati Stella. Stella tersenyum tipis. Dia sudah menduga sebelumnya ketika Shane menumpahkan sup yang ada di hadapannya, pasti karena pria itu muak berlama-lama untuk bersikap manis dengannya. Pintu mobil terbuka dan Shane melempar tubuh Stella sembarangan hingga dia tanp sengaja terbentur. "Aduh!" keluhnya perlahan. Tapi Shane tidak memperdulikan. Dia memilih duduk di samping sang istri dan mobil perlahan meninggalkan area hotel. "Tuan, ponsel anda berdering..." ucap Adrian sembari memberikan ponsel sang tuan mereka. Shane melirik nama yang tertera di layar ponsel, lalu dia mematikannya, sedangkan Stella kembali menyematkan handsfree di telinganya dan mendengarkan lagu, dengan kepala menyandar ke kaca jendela mobil, seolah dia enggan untuk mendengar suara-suara yang ada di mobil. Melihat wanita yang baru di nikahinya terlihat sangat menyepelekan dirinya membuat Shane naik pitam. Dengan tiba-tiba dia menoleh dan mencekik leher Stella. "Kau! Jangan merasa hebat karena sudah aku nikahi. Ingat meskipun aku telah menikahimu, kau wajib membayar hutang atas pengobatan ibumu padaku. Jadi kau harus menghasilkan uang dengan bekerja untukku, PAHAM?!" suara bergetar yang keluar dari mulut Shane membuat Adrian dan sopir pribadinya terkejut di buatnya. Sedangkan Stella, dia hanya kesukitan bernafas dan tidak sekalipun dia menundukkan kepalanya untuk memelas pada pria yang telah menikahinya. "Tuan, hentikan Tuan. Bisa berbahaya. Nyonya bisa kehabisan nafas, Tuan..." lerai Adrian membuat Shane menghempaskan leher Stella dan akhirnya kepala wanita itu terbentur mengenai pintu mobil dan darah segar mengalir melalui pelipis matanya. Dan yang mengherankan adalah Stella tidak sedikitpun terlihat ketakutan atau sedih seperti kebanyakan wanita di hadapan Shane. Dia hanya mengusap darah yang mengalir dan melihat jamerinya, kembali wajahnya menyunggingkan senyum sinis. Dan lagi-lagi dia memilih tidak merespon perbuatan sang suami. Justru tangannya meraih hands free dan ponselnya yang terjatuh di karpet mobil dan kembalu menyumbatkan di kedua telinganya, hingga membuat Shane semakin pitam dan merebut ponsel itu dan membantingnya ke lanti. "Kenapa, kau terus menerus menyumbat telingamu, seolah risih dengan suaraku, atau bagimu suaraku itu seperti kaset rusak? Sehingga telingamu bisa tuli karenanya?!" tanya Shane dengan suara keras lagi. "Tidak. Aku hanya senang mendengarkan musik..." jawab Stella singkat. "Tapi, bukan begitu caranya! Kau tidak harus mendengarkan musik saat bersamaku!!" teriak Shane kesal. "Itu tidak ada tercantum dalam kontrak pernikahan kita. Jadi aku rasa itu masuk kategori hobiku. Dan aku memang menyukai mendengarkan musik dimanapun." jawab Stella akhirnya menjawab cukup panjang setelah sejak tadi kala berdua dia irit bicara. "Aku akan merubah kontraknya! Tunggu saja." ucap Shane kesal. "Namanya surat kontrak itu ya sebagai dasar sebuah perjanjian kerja sama. Nah kalau bisa di ubah sewaktu-waktu bukan kontrak namanya..." jawab Stella tegas, dia mulai menunjukkan reaksi di wajahnya setelah sejak tadi datar dan terkesan tidak tertarik dengan semua obrolan. "Surat kontrak di luaran memang begitu. Tapi tidak berlaku jika kontrak tersebut merugikanku dan terlebih membuatku tidak nyaman karenanya. Makanya aku akan menggantinya nanti!" tegas Shane dengan kesombongan khas ala dirinya. "Kalau begitu ngapain di buat kontrak kalau mau semena-mena dengan aturan. Adanya kontrak bukankah untuk win-win solution? Bukan asal anda senang." jawab tegas Stella lahi. Kali ini dirinya tidak mau diam begitu saja dengan apa yang sudah di perbuat sang suami terhadapnya. "Kalau kau menolak! Bayar semua ganti rugi dan biaya yang telah aku keluarkan untuk semua urusan pernikahan kita dan membersihkan namanu dari skandal narkoba. Juga, kembalikan uang yang telah kau pakai untuk operasi ibumu, sekarang juga. Aku beri kau waktu satu kali dua puluh empat jam! Kalau kau sanggup, aku akan menceraikanmu. Perlu kau ketahui juga bahwa biaya pernikahan kita yang super megah itu menghabiskan uang total sembilan belas miliar, termasuk biaya akomodasi dan lain-lain tamu undangan. Kembalikan padaku segera!" tegas Shane membut Stella mendengkus kesal dan menggertakkan giginya melihat arogansi yang di tunjukkan oleh sang suami padanya. "Kenapa kau diam? Kalau kau tidak sanggup mengembalikan semua uang itu. Diam dan ikuti peraturan hidup bersamaku, paham kau!!" Ucapnya dingin dan kalimat yang baru saja terlontar dari bibir sang suami ingin rasanya dia remas-remas, terlihat dari caranya mengepalkan kedua tangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD