Part 15. Penjaga Baru Untuk Aron

891 Words
Aron masuk ke ruang kerja Uncle Bryan dengan hati hati, dia takut ada orang lain di dalam ruangan itu. " Uncle.." Aron memanggil perlahan, lalu duduk di depan pria paruh baya itu. " Apakah Uncle mengetahui sesuatu.." Bryan melihat kearah Aron, wajah pria paruh baya itu menunjukkan kebingungan. " Apa maksud kamu.." " Syukurlah kalau Uncle tidak tahu apa apa.." Kata Aron sambil mengelus dadanya. " Ada apa?" Aron tercengir. " Biasa anak muda.." " Daddy.." Rayyan masuk ke ruangan itu dengan pakaian santainya. " Aron? Apa yang kau lakukan disini.." " Aku merindui Uncle Bryan.." jawab Aron sambil tercengir. " Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini.." " Aku meminta izin..." Rayyan melihat kearah Daddynya. " Aku sudah menunda semua transaksi malam ini, aku mau istirahat.." " Tapi kau ingin istirahat di club kan, sama Sean dan Darren.." kata Aron membuat Rayyan membulatkan mata. " Daddy benar benar akan menarik semua aset yang sudah Daddy berikan pada kamu, kalau kamu seperti ini terus.." " Untuk malam ini saja, berhubung Darren lagi disini bukan selalu, Daddy.. kami terkumpul seperti dulu.." " Kalau begitu aku ikut.." kata Aron sambil beranjak dari duduknya. " Ayo jalan.." Aron menoleh kearah Uncle Bryan. " Uncle kami pergi dulu.." *** Mayleen menghantar ke empat anaknya ke sekolah sebelum dia berangkat kerja. Tapi sepertinya dia akan berhenti kerja dan mencari kerja lain, dia sudah tak tahan dengan bos lamanya itu. " Ingat kalian tidak boleh nakal ya.." kata Mayleen sekali lagi memberi nasehat. " Kalau ada yang tidak menyukai kalian, Mommy mohon tolong menghindar saja.." Miko hanya diam, karena dia paling tak bisa menahan marah. " Baiklah, Mommy.." jawab Miki sambil mencium kedua pipi Mommynya. " Miko, kamu tidak boleh nakal ya apalagi memukul teman baru kamu nanti.." Miko diam, tapi kemudian dia tetap mengangguk kepala. " Kami masuk sekolah Mommy.." kata Niki sambil mencium pipi Mommynya lalu mengikuti Miko yang sudah duluan. " Bye Mommy.." Niko turut sama mencium pipi Mommynya lalu mengejar Miko dan Niki, di susul oleh Miki dari belakang. Mayleen menghela nafas berat, terlihat Miko tak begitu suka sekolah, padahal sebelumnya Miko yang paling excited untuk sekolah. " Lihatlah bukakah dia orangnya.." kata seorang wanita yang menghantar anaknya ke sekolah, dia sedang memandang sinis pada Mayleen. " Ternyata anak haramnya itu juga sekolah disini.." kata wanita lainnya. Mayleen hanya pura pura tak mendengar apapun sambil melangkah pergi dari sana. Wanita itu ke club, dia ingin berhenti berkerja di tempat itu, dan mungkin setelah itu dia ingin mencari tempat tinggal baru. Sesampainya di club, Mayleen sudah di tunggu oleh temannya yang kerja sama sama di club itu. " Kamu tahu, May... Boss Andy tidak datang kerja, dia sudah menghilang dari semalam.." " Apa? Dia ke mana?" " Yang aku dengar dari gossip anak buahnya, bawa bos Andy di tangkap Mafia karena terlilit hutang.." Mayleen terdiam, Apakah yang di maksud temannya adalah Aron Scott. " Mereka sudah mengambil alih club ini, dan sebentar lagi kita ada boss baru.." kata wanita itu dengan mata berbinar binar terang. " Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya.." " Siapa ya bos baru kita nanti.." " Yang aku dengar dari cerita senior kita, namanya Aron Scott.." jawab Qian berbisik. Mendengar nama itu, Mayleen terus panik. " Aku pulang dulu ya.." " Hey May.. Aku belum selesai bicara..." Teriak Qian membuat orang orang di sana merasa terganggu. " Kau berisik sekali.." Qian terus membungkam mulutnya rapat rapat. *** Mayleen membereskan semua pakaian anak anaknya, dia akan pergi jauh dari rumah itu. Dan akan mencari kerja lain. Wanita itu melihat jam tangannya, anaknya sudah mau pulang dari sekolah. Dia cepat cepat berkemas lalu akan menjemput anaknya di sekolah. " Okay siap, sekarang aku akan menjemput anak anak ku di sekolah.." Mayleen melihat barang barang mereka yang tak begitu banyak sebenarnya. " Hey!" Mayleen melambaikan tangan kearah ke empat anaknya yang sedang berjalan mendekati mereka. Mayleen menyepitkan mata melihat wajah Miko yang seakan sedang menahan kesal. " Ada apa?" Tanya wanita sambil menatap wajah Miki, Niki dan Niko bergantian, wajah ketiga anaknya juga tampak kesal, tapi Mayleen tak heran karena memang ketiga anaknya selalu seperti itu, tapi kalau Miko yang tiba tiba membuat wajah kesal, pasti ada apa apa yang terjadi. " Mereka mengatai kami.." kata Miko dengan linangan air mata di pipinya, dia tak bisa menahan rasa sakit hati d**a. " Kalau mereka hanya mengatai kami, aku masih bisa terima.. tapi mereka bilang Mommy wanita gatal, ibu ibu itu tidak mau anak anaknya berteman dengan kami.." Mayleen mendongak melihat kearah wanita wanita yang menjemput anak anak mereka dari sekolah. " Sini Mommy bantu kamu bawa tas.." Miko terus menepis tangan Mommynya dan melangkah pergi. " Ayo pulang.." Miki mengejar Miko yang sudah jauh, di susul oleh Niki dan Niko. Mayleen memandang anak anak seumuran anaknya di jemput orangtua mereka menggunakan mobil. Wanita itu menghela nafas berat, lalu segera menyusul anak anaknya. *** " Apalagi ini.." Tanya Aron sambil membaca surat yang di berikan Mommynya. " Penjaga baru kamu.." jawab Natalie membuat Aron menggerutu kesal. " Mommy.. aku bukan anak anak lagi harus di jaga... Aku benci sumpah!" " Ini demi kebaikan kamu.." " Aku sudah bisa jaga diri sendiri, aku sudah besar, Mommy boleh khawatir tapi jangan berlebihan seperti ini.." " Aron, ini bentuk kasih sayang Mommy pada kamu.." Aron mendengus sebal sambil membaca kembali surat tersebut. " Mayleen Wong 22tahun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD