Bab 23. Pasangan Selingkuh yang Direstui Netizen

1005 Words
Sisil menatap wajah Bella dan sang bodyguard secara bergantian, tatapannya kian tajam mengintimidasi membuat Bella merasa tidak nyaman. Wanita itu seketika menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal. Ia menyesalkan mengapa dirinya harus mengatakan bahwa Ryan tinggal di paviliun belakang sementara Sisil dengan kedua matanya sendiri memergoki dirinya berada di sana. ''Mampus aku, kenapa aku harus bilang kayak gitu tadi?'' batin Isabella merutuki diri sendiri. "Kalian--" Sisil menahan ucapannya sekejap seraya menghela napas panjang. "Aku yakin ada sesuatu di antara kalian. Sekarang jawab pertanyaan aku, Bella. Kenapa tadi pagi kamu keluar dari paviliun belakang? Apa jangan-jangan kalian beneran pasangan selingkuh?" Baik Bella maupun Ryan sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Sisil, keduanya saling menatap satu sama lain dengan perasaan bingung. Hebatnya Ryan di sini, pria itu tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya nampak datar bak jalan tol yang baru saja diaspal. Ia ingin memberi kesempatan kepada Bella untuk menjawab, dan akan mengiyakan apapun yang nanti disampaikan oleh wanita itu. "Jawab pertanyaan aku, Bella? Jadi, gosip yang kemarin itu benar? Kamu selingkuh dari suami kamu yang kaya raya itu, hah?" Sisil mengulangi pertanyaannya dengan nada suara lantang juga perasaan kesal. "Aku benar-benar gak nyangka. Gak masuk akal, astaga!" "Mas Antoni selingkuh dariku dan aku akan segera menggugat cerai dia, tapi aku mohon kamu tutup mulut, Sisil," jawab Bella akhirnya memilih untuk berbicara jujur. "Jangan sampai masalah ini bocor ke media sebelum aku menyelesaikan urusan aku sama si b******k Antoni." "What? Suami kamu selingkuh?" Kedua mata seorang Sisil seketika membulat sempurna. "Wanita secantik kamu diselingkuhi? Wah! Aku gak bisa berkata-kata, ini tuh ... akh! Hahahaha! Seorang Isabella diselingkuhi? Astaga, benar-benar b******k tu orang!" Sisil terlalu terkejut. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Antoni akan berselingkuh dengan wanita lain di saat dia memiliki istri yang sempurna secara fisik dan popularitas. Ia pikir, Isabella adalah wanita yang paling beruntung karena memiliki suami kaya raya bahkan selalu terlihat harmonis tanpa cela baik di depan kamera maupun di belakang sorotan awak media. Namun, dibalik itu semua, ternyata laki-laki bernama Antonio menyimpan kebusukan yang luar biasa. Sisil benar-benar merasa geram juga merasa tidak habis pikir dengan kelakuan suami dari wanita bernama Isabella itu. "Bukan hanya itu saja, Sil. Aku kehilangan bayiku gara-gara dia, si b******k Antoni sengaja memasukkan obat penggugur kandungan ke dalam minuman yang aku minum waktu itu. Dia sengaja mengugurkan kandungan aku," lirih Isabella, kedua matanya seketika berkaca-kaca. "Setelah aku cerai sama dia, aku akan pergi ke suatu tempat dan hidup bahagia bersama bodyguard aku ini." Sisil memejamkan kedua matanya sejenak lalu kembali menatap wajah Isabella dan sang bodyguard secara bergantian. Bella perlahan mulai melingkarkan telapak tangannya di pergelangan tangan Ryan mesra seraya menatap wajah sang manager yang terlihat masih terkejut dengan kenyataan yang ada. "Ya, ya, ya, pergilah kalian ke suatu tempat dan hidup bahagia. Laki-laki b******k kayak si Antoni hempaskan aja," decak Sisil seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi bagaimana dengan aku, Bella? Kalau kamu sampe hiatus, aku bakalan kehilangan pekerjaan aku dong." Bella tersenyum ringan seraya menghela napas panjang. "Kamu tenang aja, aku bakalan kasih kamu uang pensiun. Kamu bisa mulai usaha baru dengan uang yang aku berikan nanti. Jadi, kamu gak perlu khawatir lagi. Oke?" Sisil menganggukkan kepala lalu merentangkan kedua tangannya kemudian memeluk tubuh Isabella seraya terisak. "Kamu benar-benar wanita kuat, Bella. Bagaimana bisa kamu menahannya sendiri selama ini? Pasti rasanya sakit banget setelah tau kamu dikhianati. Apalagi kamu keguguran gara-gara suami kamu sendiri. Kenapa kamu gak pernah cerita sama aku? Setidaknya aku bisa ngehibur kamu lho." "Aku takut kamu bakalan terkejut kayak gini kalau sampai kamu tau, Sil. Kamu itu bukan hanya manager buat aku, aku udah nganggep kamu seperti adikku sendiri," jawab Bella seraya mengusap punggung Sisil lembut. Sisil kembali mengurai pelukan. "Baiklah, sekarang kita selesaikan pekerjaan yang tersisa. Hari ini ada beberapa syuting, pokoknya jadwal kamu hari ini lumayan padat. Ada beberapa syuting lagi buat dua hari ke depan, setelah itu kamu bebas, Bella. Aku tak akan menerima tawaran kontrak apapun lagi." "Makasih banget, Sisil. Makasih," lirih Isabella kembali memeluk tubuh Sisil sekejap kemudian kembali mengurai pelukan seraya tersenyum lebar. Sisil mengalihkan pandangan matanya kepada Ryan. Wanita itu menatap sinis wajah sang bodyguard. "Selamat karena kamu udah berhasil merebut hati majikan kamu, Ryan," ucapnya tegas dan penuh penekanan. "Sumpah demi apapun, baru kali ini aku ngerestui pasangan selingkuh. Mungkin, kalian pasangan selingkuh yang akan direstui sama netizen diluaran sana." Ryan seketika tersenyum membuat Sisil merasa terkejut. Wanita itu tiba-tiba saja menepuk bahu Ryan keras seraya tersenyum cengengesan. "Nah gitu dong, sekali-kali senyum kek. Jangan dataaaar terus kayak jalan tol," decak Sisil tertawa ringan. "Ish! Jangan, Ryan. Jangan senyum di depan siapapun. Senyuman kamu khusus buat aku, oke?" sahut Isabella. "Astaga! Udah mulai bucin ya Anda, Nyonya Isabella," decak Sisil seraya menggeleng-gelengkan kepalanya merasa tidak habis pikir. *** Keesokan harinya "Kamu yakin udah dapat informasi lain tentang si b******k itu?" tanya Antoni kepada Joni, keduanya nampak tengah berdiri di area tambang. "Saya yakin, Tuan Bos. Anak buah saya baru mengirimkan poto orang itu," jawab Joni penuh keyakinan. "Apa Anda mau lihat seperti apa wajahnya?" "Tak usah, kamu urus aja sendiri. Pokoknya saya gak mau tau, si b******k itu harus lenyap dari muka bumi ini secepatnya. Kalau perlu, buang mayatnya ke laut biar dia di makan ikan sekalian!" tegas Antoni penuh penekanan seraya menatap lurus ke depan. "Baik, Pak Bos. Saya akan segera memberi perintah untuk mengeksekusi dia secepatnya, tapi saya minta waktu beberapa hari, Tuan Bos. Kami masih harus mencari keberadaan orang itu. Saya yakin dia masih ada di ibu kota," jawab Joni membuat Antoni seketika murka. "Dasar bodoh!" bentak Antoni dengan kedua mata membulat kesal. "Gimana caranya kau bisa ngehabisi dia kalau kau sendiri gak tau dia ada di mana? Astaga!" "Maafkan saya, Tuan Bos. Saya pastikan akan segera menemukan orang itu." Joni seketika membungkukkan tubuhnya memohon maaf. "Mana sini, saya mau liat seperti apa tampang si b******k itu. Siapa tau saya pernah ketemu sama dia." Joni mengangguk patuh lalu meraih ponsel canggih miliknya kemudian memperlihatkan poto yang dikirimkan oleh salah satu anak buahnya. "Ini, Tuan Bos." Joni menyerahkan ponsel tersebut kepada Antonio. "Dia?" Bersambung

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD