chapter 24

1515 Words
Sudah hampir tiga hari ferry berada di semarang untuk menemani zara dan kini keadaan nya pun juga sudah beransur  membaik. Ada rasa tak tega dalam hati ferry untuk meninggalkan zara sendirian lagi , Ferry pun juga tidak bisa melarang zara yang tetap mau meneruskan kuliah nya di semarang. Padahal ferry sudah menawarinya untuk pindah di bandung agar ferry pun juga bisa memantau nya. Tapi zara tak ingin merepotkan ferry lebih lagi , Dan jika bukan karena tuntutan pekerjaan yang memang mengharuskan ferry untuk menghadiri rapat penting ini , maka ia tidak akan terburu-buru untuk pulang. Namun zara memberi nya pengertian untuk masa depan nya kelak. Karena suatu usaha tidak akan membohongi hasil nantinya. Ferry sedang dalam perjalanan menuju ke bandung , ia masih ada beberapa waktu untuk menunggu penerbangan nya. Tadinya zara ingin sekali mengantar ferry , Tetapi ferry menolaknya di karenakan kesehatan zara yang masih belum begtiu membaik bagi ferry walaupun zara sudah merasa baik-baik saja. Setelah ferry sampai di bandara , Ia langsung saja segera menuju ke arah ruang tunggu. Ketika ferry yang tengah asik bermain game di handphone nya , ia terkejutkan oleh seseorang yang menepuk pundak nya dengan pelan. “ ferry. “ Sapa seseorang itu dengan suara yang sangat begitu halus , Suara yang tak pernah berubah. “ ziana. “ Ucap ferry terkejut ,  karena pada dasar nya yang ferry tau ziana sedang tak berada di Indonesia. Apalagi ini di semarang , Dan ada urusan apa ziana sampai datang ke semarang. “ apa kabar ferr? “ Tanya ziana sambil mengulurkan tangan nya untuk berjabat dengan ferry. “ baik zii , gimana kabar kamu? Bukan nya kamu ada di Singapore ya? “ Jawab ferry dan kemudian berbalik melemparkan pertanyaan kepada ziana. “ aku juga baik ferr , Aku ada seminar di semarang dan ini juga mau pulang ke bandung dulu. Kangen sama rumah , ya walaupun di rumah  Cuma ada mbak ijah saja sih. Aku juga pengen ziarah ke makam mama sama papa. “ Pernyataan ziana kali ini sangat  membuat ferry begitu terkejut , ia sama sekali tak mengetahui jika orang tua dari ziana telah tiada. Terakhir saat mereka sedang wisuda , Ferry masih bertemu dengan kedua orang tua ziana. Dan berry pun juga tak memberitahu ferry tentang kabar ini. Sebelum nya berry hanya bercerita jika papa ziana hanya menitipkan nya kepada keluarga yogaswara. Agar ziana masih mendapat perhatian dan kasih sayang yang lengkap saat ia merasa memiliki keluarga yang utuh. Dan ferry pun mengingat setiap kata demi kata yang di ucapkan oleh berry saat ia meminta ferry untuk datang ke rumah nya. Pernyataan yang masih menimbulkan pertanyaan pada diri ferry sendiri.     *:..。o○ flashback on ○o。..:*   Ferry yang mendapatkan telpon dari berry waktu itu yang meminta nya untuk pulang ke rumah mereka terliebih dahulu. Kini melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah berry. Ferry mengarahkan mobilnya menuju ke garasi dan setelah nya melangkahkan kakinya menuju ke arah rumah berry. Pikiran ferry saat itu begitu banyak dengan pertanyaan yang belum menemukan jawaban nya. Dengan segera ferry memasuki rumah , Lalu menuju ke ruang kerja berry karena ferry pun sudah hapal dengan papa nya. Berry akan selalu berada di dalam ruang kerja nya jika ada sesuatu hal yang begitu rahasia yang ingin ia bicarakan dengan ferry. “ paa… “ Sapa ferry ketika sudah membuka pintu ruang kerja berry tanpa mengetuknya terlebih dahulu. “ masuk lah ferr , Apa papa mengganggu waktu mu nak? “ Tanya berry pasti , karena ia juga sangat memahami sifat putra semata wayang nya ini. “ tidak begitu sibuk paa , Semua sudah terhandel kok. Apa ada yang mencemaskan paa , sampai-sampai papa menyuruhku kemari? “ Tanya ferry yang masih merasa aneh dengan apa yang di lakukan berry saat ini. “ mungkin ini sedikit mengagetkan untuk mu dan juga untuk mama ferr. Namun papa tidak akan memaksa mu , Semua jawaban ada padamu. “ Ucap berry yang membuat ferry semakin tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh perkataan papa nya tersebut. “ katakan paa. “ Kata ferry dengan tatapan tajam yang sedang memandang lekat mata lelah berry. “ kau masih ingat ziana? Anak dari sahabat papa , putri semata wayang dari keluarga prayoga. “ Ucap berry yang terlihat begitu sangat ambigu. “ ziana teman kuliah ferry kan paa. Ada apa paa? “ Tanya ferry yang masih terlihat bingung dengan pernyataan berry yang semakin tak berujung. “ prayoga menitipkan anak nya kepada papa , dan ia ingin kamu menjadikan ziana sebagai istri mu. Papa tidak bisa mengambil keputusan untuk semua itu. Karena itu menyangkut tentang masa depan mu ferr , papa hanya mengiyakan jika papa akan menerima ziana seperti anak papa sendiri. Papa pun juga belum bilang sama mama tentang ziana , Mungkin mama akan bisa memberinya kasih sayang utuh pada ziana. Jika kamu berkenan ferr , Namun papa sama sekali tidak akan memaksa mu. Papa akan mengikuti semua pilihan mu. “ Jelas berry panjang lebar , karena ia merasa bersalah saat ini kepada anak nya walaupun pada dasar nya berry belum sama sekali memberi jawaban atas permintaan prayoga dan ia pun juga tak bisa dengan seenak nya sendiri untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan. “ ferry bisa menyayangi ziana seperti adik ferry ataupun saudara ferry paa , Tapi untuk urusan menikah. Maaf paa , ferry sudah mempunyai pilihan ferry sendiri. “ Kata ferry menjelaskan kepada berry akan perasaan nya , ia sama sekali tidak pernah bisa menolak permintaan berry. Namun kali ini ferry harus menolaknya. Ferry tidak bisa membohongi perasaan nya yang begitu mencintai zara , tapi ziana pun juga sahabat nya yang tak pernah ia ungkap. Perempuan yang selalu ada untuk nya sewaktu mereka bersama di Singapore. “ tidak apa-apa ferr , papa  hormati keputusan mu nak. Papa hanya minta tolong , Jika ziana sudah kembali ke bandung dan menetap disini. Tolong lindungi dia , sesekali luangkan waktu untuk menghibur hatinya yang rapuh. “ Pinta berry dengan pernyataan yang berisi penuh tanda tanya bagi ferry. Karena selama ferry mengenal ziana , Ia tak pernah melihat ziana merasa rapuh ataupun semacam nya. Bahkan ziana pun juga tahu tentang bagaimana perasaan nya terhadap zara. “ rapuh? Maksud nya paa? “ Tanya ferry gagu , Karena lagi-lagi ia di buat bingung dengan perkataan berry. “ tidak apa-apa nak , Temuilah mama mu dulu. Ia begitu bersemangat ketika papa bilang jika kamu akan mampir. “ Ucap berry mengalihkan pembicaraan agar ia tidak menjawab pertanyaan ferry. “ baik paa , ferry ke mama dulu paa. “ Kata ferry yang masih terlihat begitu bertanya-tanya dengan sikap aneh berry dan kemudian ferry pun memilih untuk meninggalkan ruangan berry. “ karena ada rahasia di balik rahasia. Pantas saja ziana menolak untuk perjodohan ini , ia pun juga sudah memahami ferry. Semoga bahagia selalu menyertai mu nak. “ Gumam berry di sebalik punggung ferry yang lambat laun menghilang dari pendangan nya.   *:..。o○ flashback off ○o。..:*   **✿❀ ❀✿** “ ferr? “ Panggil ziana dengan menggoyang kan badan ferry , menyadarkan nya dari lamunan nya. “ sorry zii , kenapa? “ Tanya ferry yang masih tak percaya dengan kebetulan pertemuan ini. “ panggilan penerbangan mu. “ Kata ziana lirih , Dan kemudian ia kembali bealih pada novel cinta yang sedang ia baca. “ gak pernah berubah , Apa gak ada novel lain selain novel cerita cinta yang kamu punya zii? “ Tanya ferry saat melihat kebiasaan ziana yang belum pernah berubah saat pertama kali ia mengenalnya sampai saat terakhir pertemuan nya. Bukan nya menjawab , Ziana hanya melayang kan senyuman manis pada sudut bibir nya. Ferry merasa aneh dengan sikap ziana kali ini. “ apa dia juga tau tentang perjodohan yang aku tolak ya , sikap nya berbeda 360 derajat. Tidak seperti ziana yang dulu aku kenal. Ziana yang selalu terlihat begitu ceria , apa dia merasa sakit hati? “ Gumam ferry dalam hatinya. “ sudah sana , nanti ketinggalan pesawat mu lho. “ Kata ziana yang membuyarkan pandangan kosong ferry yang menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. “ kapan penerbangan mu? “ Tanya ferry yang masih saja belum beranjak dari tempat nya. “ aku ikut penerbangan sore nanti , Tadi resepsionis yang ada di seminar salah ngasih informasi penerbangan. “ Kata ziana sambil menunjukkan pesan w******p dari seseorang , dan memang isi pesan nya memberitahukan jika ia telah memberi informasi yang salah kepada ziana. “ aku ikut penerbangan mu. “ Ucap ferry tegas hingga membuat ziana langsung mengarahkan pandangan nya ke arah ferry. “ jangan boros , Mentang-mentang sudah jadi CEO sekarang. Lanjutkan penerbangan mu , aku disini gak apa-apa. Gak usah cemas , disini rame kok. “ Kata ziana dengan nada candaan. “ setidaknya aku bisa tenang dengan pemikiran ku sendiri zii. “ “ dan ingat … “ Ucap ferry terjeda , kemudian di lanjutkan oleh ziana. “ tidak ada yang bisa mengubah apa yang sudah keluar dari lisan ku. “ Kata ziana mantap dan dengan menirukan gaya ferry yang seperti biasa nya. Hingga membuat keduanya tertawa bersama karena ucapan ziana yang menirukan ferry.     ‧͙⁺˚*・༓☾bersambung☽༓・*˚⁺‧͙
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD