Raga berdiri di depan pintu kamar yang ditempati oleh Mara. Bahu pria itu bergerak terangkat sebelum kemudian satu tangannya mendorong daun pintu. Raga melangkah masuk ke dalam kamar istri keduanya. Pria itu menyapukan pandangan ke setiap sudut ruangan. Kosong.
Beberapa saat mengamati seluruh ruangan, pria itu kemudian memutar langkah. Raga berjalan ke arah lemari dua pintu yang menjadi tempat Mara menyimpan pakaiannya. Tiba di depan benda tersebut, Raga membuka kedua daun pintu bersamaan.
Napas lega berhembus keluar dari celah bibir yang sedikit terbuka. Pakaian Mara masih ada. Dia pikir—mungkin saja perempuan itu melarikan diri. Karena berpikir dia mengusirnya.
Raga membuka lebih lebar celah bibirnya, lalu menarik oksigen sebanyak mungkin masuk ke dalam paru-paru, sebelum menghembus k
