Mara melangkah menghampiri Raga yang berdiri di depan meja riasnya. Bola mata wanita itu bergulir ke atas meja. Mengernyit ketika menyadari ada benda tambahan di atas meja. Menghentikan langkah setelah tiba di meja rias, Mara meraih dua benda penghuni baru mejanya. Wanita itu mengamati beberapa detik lalu menoleh. “Aku sudah punya lipstik. Ini punya Nadia.” Mara mengulurkan benda di tangan pada Raga. “Dia memberikannya padamu.” Mara menarik napas panjang, lalu menghembuskan perlahan. “Aku hargai perhatian Nadia.” Lalu wanita itu terkekeh. “Dia tidak berubah. Dia selalu memikirkan orang lain.” Mara menggerakkan kepala turun naik, lalu menarik sebelah tangan Raga. “Tapi seleraku dan seleranya tidak sama.” Lalu Mara meletakkan dua listik ke telapak tangan Raga. “Dan aku tidak membutuhkann