“Apa Mas Raga yang minta kamu pakai dres merah dan jaket coklat?”
“Hah?” Mara yang sudah menoleh, mengedip. Dua sahabat yang sedang renggang hubungannya tersebut kini berada di dapur. Nadia duduk, sementara Mara sedang berdiri di depan kitchen sink--mencuci bekas alat makan mereka.
Tentu saja bukan mama Raga yang meminta Mara melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh para asisten rumah. Namun, Mara sendiri yang ingin melakukannya. Wanita itu mengatakan pada mama Raga bahwa yang dia lakukan itu sebagai tanda terima kasih atas hidangan makan malam yang lezat.
“Tidak.” Mara menjawab, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia tidak membiarkan Nadia membantu. Dia tidak mau Nadia kelelahan.
Di tempatnya duduk, Nadia menghembuskan napas lega. Dia pikir Raga yang memilihkan pakaian yang d
