Perpisahan yang nyata

1502 Words

Bima baru membaca pesan yang Ratih kirimkan, jelas dia sangat panik. Namun ketakutan itu sirna saat dia menelpon Ratih, dan yang mengangkat adalah Ibunya. “Ratih ada sama Ibu, dia di ruang rawat di bawah. Nomor 312 mawar biru.” Begitu ucapan Ibu Gandari yang membuat Bima bergegas meninggalkan Kania yang sedang tertidur. Menuju kamar yang dimaksud hingga akhirnya dia bisa menemukan Ratih yang sedang berbaring di atas ranjang dengan mata yang tertutup. Ibu Gandari tetap setia berada di samping Ratih dan mengusap rambutnya. “Ibu tadi gak bilang kalau Ratih jatuh.” “Kamu sendiri gak ada kekhawatiran gitu sama istri kamu? Harusnya kamu telpon dia, kasih dia kabar secara berkala begitu Kania baik baik saja.” “Maaf, Bu.” Bima duduk di bibir ranjang, menggenggam tangan sang istri dengan erat,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD