Muti terperanjat kaget mendengar suara Alfin. Tanpa sepengetahuannya, pria berambut cepak itu telah berdiri di dekatnya. Bukankah hari ini ia akan lembur? Lantas mengapa suaminya kembali secepat ini. Jarum jam belum mengarah ke angka 4. Wanita itu seketika menjadi gugup. "Mas Alfin!" Ia berujar seraya mengembalikan pigura dan album ke tempat semula. Tubuhnya menegang. Perasaan sesal dan bersalah menyelimutinya karena telah lancang memegang barang-barang pribadi Alfin. Ia harus siap menerima konsekuensinya. "Kamu sedang apa?" Sekali lagi Alfin Bertanya dengan nada tinggi seraya memberikan tatapan tajamnya yang langsung terasa menusuk ke jantung Muti. Ia tak sanggup menatapnya hanya bisa menunduk dan nafasnya terasa sesak. "Saya...," Muti mendadak sulit berucap. "Aku pikir kamu memi