Seminggu berlalu sejak kejadian itu, Vicky juga sudah menempati rumah mewah pemberian Kakek Efendi. Menurut apa yang telah disepakati, besok rencananya Vicky akan diumumkan menjadi CEO di salah satu perusahaan milik Dharma Prakarsa Group.
Hari ini Vicky berencana menghabiskan waktu dengan tunangannya, semenjak mereka bertunangan, ini akan menjadi pertemuan kedua mereka dan menjadi kencan pertama resmi mereka.
Di halaman depan rumah mewah pemberian Kakek Efendi, terparkir mobil Honda Civic berwarna putih. Hari ini rencananya Vicky akan menggunakan mobil itu yang juga merupakan pemberian dari kakek Efendi.
Hari ini Vicky mengenakan kemeja lengan panjang polos berwarna putih, dipadukan dengan celana kain berwarna abu-abu muda disertai sepatu sneakers berwarna putih. Setelah persiapan selesai, Vicky pun segera menuju mobil untuk menjemput Manda yang kini resmi menjadi tunangannya.
Beberapa saat kemudian, Vicky sudah tiba disalah satu rumah mewah yang terletak di bagian Jakarta Selatan. Setelah memarkir mobil, dia lalu menuju ke pintu rumah mewah tersebut, seorang pria berumur 48 tahun sedang tersenyum dan menyapanya.
"Vicky... selamat datang, Nak," sapa pria itu menyambut Vicky disertai senyuman ramah, pria itu adalah Aditya Mahardika,ayah dari Manda Mahardika tunangannya.
"Paman Aditya," balas Vicky disertai gestur badan yang sedikit membungkuk.
"Ayo masuk, Nak! Sambil menunggu Manda mari kita berbincang di ruang tamu," ucap Aditya kepada Vicky.
"Iya Paman," balas Vicky singkat.
Ibunya Manda bergabung dengan mereka, tidak banyak yang bisa mereka bicarakan. Pembahasan mereka hanya seputar perusahaan yang akan di pimpin oleh Vicky. Aditya menyebut beberapa nama yang bekerja di perusahaan itu, dan mengatakan jika orang-orang yang dia sebut merupakan orang-orang kepercayaan Aditya.
Aditya juga mengatakan jika dirinya yang menjabat sebagai direksi di Dharma Prakarsa Grup akan selalu mendukung setiap kebijakan Vicky. Ibu Manda yang bernama Sheila tidak terlalu banyak bicara, dia hanya ikut mengangguk ketika suaminya menjelaskan terkait masalah perusahaan.
Beberapa saat kemudian Manda telah selesai, Vicky sendiri sempat terpesona ketika melihat gaya berbusana Manda saat ini, sewaktu di acara pertunangan mereka, Manda mengenakan gaun dan riasan yang cukup tebal dan terlihat tidak cocok jika digunakan oleh gadis seusianya.
Namun, saat ini gadis yang berumur 19 tahun itu hanya mengenakan riasan tipis. Gadis itu juga mengenakan gaun putih selutut dibalut dengan jaket berbahan jeans dan sepatu Slip on berwarna putih. Gaya kasual dan riasan sederhana itu membuat aura kecantikannya semakin terlihat.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua Manda. Vicky dan Manda pun meninggalkan rumah mewah itu.
"Jadi, kemana kita akan pergi?" tanya Vicky kepada Manda sambil tetap fokus mengemudikan mobil.
"Di Cafe Cool, aku akan mengenalkanmu kepada beberapa sahabatku,"ucap Manda sambil menoleh ke Vicky.
"Hmm... yang di daerah Kuningan? Baiklah," balas Vicky sambil tersenyum ke arah Manda.
Saat ini Manda benar-benar senang karena bisa jalan bersama dengan tunangannya. Dia juga bisa membayangkan ekspresi sahabatnya ketika mereka melihat Vicky. Di acara pertunangan mereka, sahabat Manda tidak hadir, bukan karena mereka tidak mau, tapi karena Kakek Manda, Efendi Mahardika membuat acara itu hanya bisa dihadiri kerabat dekat saja.
Manda sendiri sempat menolak rencana perjodohan ini, dia meminta kepada ayah dan ibunya agar tidak menerima rencana Kakeknya. Namun, tentu saja permintaan itu ditolak oleh kedua orang tuanya, karena di dalam keluarga Mahardika perintah dari Kakek Manda sebagai kepala keluarga harus dipatuhi.
Hal yang membuat Manda menentang rencana kakeknya karena waktu itu Kakek Manda mengatakan jika Vicky hanya berasal dari keluarga dengan latar belakang biasa saja. Tentu saja Manda langsung menolak saat mendengar itu. Apalagi saat itu Manda sudah dekat dengan seorang pemuda yang memiliki latar belakang keluarga kaya. Manda berpikir bagaimana bisa cucu dari pemegang saham kedua terbesar di Dharma Prakarsa Grup menikahi pria dengan latar belakang biasa saja.
Namun, ketika Kakek Manda menambahkan jika tunangannya itu nantinya akan menjadi kandidat terkuat yang akan mewarisi dan menjalankan usaha keluarga Mahardika. Manda mau tidak mau harus pasrah menerima rencana perjodohan itu.
Karena hal itu pula pada saat acara tunangan mereka, Manda sengaja memakai riasan yang cukup tebal dan mengenakan gaun yang tentu saja tidak terlihat cocok jika dipakai oleh gadis seumurannya.
Namun semua berubah ketika Vicky muncul di hadapannya, ternyata calon yang dipilih kakeknya sangat tampan, saat itu juga Manda langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dan membuatnya menyesal menggunakan riasan dan gaun yang bodoh pada saat itu.
"Vicky, bisakah kamu menepikan mobilmu sebentar?" ucap Manda sambil menunjuk tempat kosong di depan sebuah ruko yang berada dipinggir jalan.
"Oke," jawab Vicky yang merasa heran dengan permintaan dari Manda. Apalagi posisi mereka saat ini sudah dekat dengan Cafe Cool, tempat janji bertemu dengan sahabatnya.
Vicky lalu menepikan mobilnya tepat di tempat yang tadi ditunjuk oleh Manda.
"Vicky sebelum aku menyampaikan ini, aku ingin meminta maaf terlebih dahulu," ucap Manda sambil menatap wajah Vicky dengan serius.
"Iya?!" balas Vicky yang semakin bertanya-tanya tentang hal penting apa yang akan disampaikan oleh Manda.
"Tiga orang sahabatku yang akan kita temui berasal dari keluarga yang cukup kaya," ucap Manda dengan nada lembut. Manda berusaha agar Vicky tidak merasa tersinggung.
"Lalu?" Vicky kembali bertanya kepada Manda karena bingung dengan apa yang disampaikan oleh tunangannya itu.
"Mereka orang yang memandang materi sebagai standar penilaian," Manda menjelaskan dengan nada pelan sambil memainkan jari-jarinya. Canggung dengan perkataannya sendiri.
"Hmm... tentu saja aku bukan orang yang seperti itu," sambungnya yang berusaha meyakinkan Vicky.
Vicky semakin bingung, kedua alisnya terangkat dengan ekspresi wajah yang bertanya-tanya. "Lalu?" tanya Vicky kepada Manda.
"Saat bertemu sahabatku nanti, aku akan memperkenalkanmu sebagai anak pengusaha dari luar negeri," kata Manda yang semakin merasa canggung.
"Hmm... Ini menarik!" gumam Vicky dalam hati.
"Oke dan selanjutnya?" tanya Vicky yang sedikit tertarik dengan rencana Manda.
"Aku akan mengatakan kepada mereka jika keluargamu menjalankan bisnis kuliner di Amerika, dan sudah memiliki banyak cabang," ucap Manda sambil menunduk ketika menyampaikan permintaannya kepada Vicky.
Manda takut saat mendengar hal ini, Vicky akan marah dan membenci sahabatnya. Dan yang lebih parah lagi Manda takut jika Vicky sampai menganggap dirinya juga sebagai gadis mata duitan.
Namun Manda tetap harus menyampaikan hal ini, dia tidak mau jika nanti dia diremehkan oleh sahabatnya karena memiliki tunangan yang berasal dari latar keluarga biasa saja. Menurutnya, dia juga melakukan hal ini demi kebaikan Vicky agar sahabatnya yang hanya memandang materi dan latar belakang keluarga bisa menerima keberadaan Vicky.
"Hahaha!" Vicky tertawa mendengar apa yang Manda sampaikan.
Dalam hati dia berkata, "Tebakan Manda sudah sedikit benar, memang aku berasal dari keluarga pengusaha di luar negeri, namun bukan Amerika tapi Rusia, dan tentu saja juga bukan bisnis kuliner."
Manda sedikit takut ketika mendengar Vicky tertawa, dia takut apa yang dia khawatirkan benar terjadi.
"Ahh... maaf...," ucap Vicky.
Dia lalu menoleh ke Manda dan mengatakan, "Baiklah Nona Manda aku akan menuruti permintaanmu."