"Grup nggak jelas"
Bima
Woi gila @Daffa
Lo dimana?
P
p
Aldi
Eh, Bokap sama Nyokap Daffa hubungin lo juga Bim?
Bima
Iya. Daffa ada sama lo pada nggak?
Aldi
Nggak ada. Gue dirumah
Zeef
Nggak ada. Ini nyokap sama bokap Daffa juga hubungi gue
Kemana lo @ Daffa?
Aldi
Tadi nomornya aktif, sekarang udah nggak
Bima
Sumpah, tu anak kenapa sih?
Bikin khawatir aja padahal kita bukan anak SMA lagi
Zeef
Dia ada masalah ya?
Bima
Pas tadi siang kita nongkrong baik-baik saja. Malah dia heboh nggak jelas
Zeef
Iya juga. Terus tu anak kemana?
Aldi
Gue coba tanya sama anak kampus. Kali aja Daffa balik
Zeef
Oke.
Bima
Gue udah nanya sama beberapa anak kampus, tapi kata mereka nggak ada
Orang juga pada pulang kampung
Aldi
Serius?
Bima
Iya
Zeef
Selain kita, teman dia disini siapa?
Aldi
Erno?
Bima
Erno masih di LN
Zeef
Pusing kepala gue
Tu anak nggak pikirin mak bapaknya ya?
Aldi
Tau sendiri Daffa gimana
Puber ke dua kali
Bima
Hahaha
Gue lagi mode serius, lo malah ngelawak
Aldi
Siapa yang ngelawak woi? Gue serius itu
Zeef
Hahaha
Bima
Lucu kan @zeef?
Zeef
Yoi
Aldi
Fokus Daffa dulu woi!!!
Mak Bapaknya mau lapor polisi itu
Bima
Belum 24 jam ya belum bisa ditindak
Zeef
Gue cabut dulu buat cari tu anak gila
Bima
Gue ikut
Zeef
Emang Mami lo ngebolehin?
Bima
Cabut diam-diam
Zeef
Astagfirullah. Nggak jauh beda sama Daffa ni anak
Aldi
Sama gue aja. Bima anak mami mana bisa keluar kalau udah jam segini
Zeef
Oke
Aldi
Oke, otw
Bima
Gue ikut woi
Woii
P
P
Malah ngilang lo pada
Woi
Tarik kambing
*tali
Keyboard gila
Taikkk
Aldi
Wkwkw typing lo jelek banget
Bima
Gue ikut
Daffa sudah mematikan ponselnya sejak sepuluh menit yang lalu. Dia sedang berada di tepi sungai sambil memegang sepuntung rokok. Entah sudah berapa banyak ia menghabiskan rokok. Daffa seakan tidak sadar. Ia hanya ingin menenangkan diri saja. Selain rokok, tentu ada minuman kaleng untuk melegakan tenggorokannya
Daffa tidak ingin bertemu siapapun. Bahkan dia sudah ada disini sejak beberapa jam yang lalu.
Awalnya Daffa tidak percaya bahwa duduk sambil melihat aliran sungai dapat meringankan sedikit pikiran kusut. Tapi setelah ia rasakan sendiri memang benar.
Daffa berulang kali menghela nafas panjang. Selama ini hari-hari yang Daffa lewati baik-baik saja. Memang dia bukanlah anak yang baik. Tapi kenapa takdirnya terasa lucu sekali?
Daffa mengingat perkataan orang-orang saat dirinya masih berada dibangku sekolah dasar. Banyak yang bilang bahwa Daffa tidak mirip dengan Mama dan Papa. Daffa tidak pernah curiga karena Papa pernah memberi alasan yang masuk akal yaitu mirip neneknya.
Kalau dipikir lagi, ternyata Daffa punya pikiran polos. Dia percaya saja dan tidak menemukan hal mengganjal sama sekali.
Namun hal yang tidak ingin Daffa tahu malah terjawab dan lebih masuk akal setelah dua belas tahun berlalu. Daffa sangat mirip perempuan yang datang dan mengacaukan dirinya dan sang mama.
Daffa tertawa miris. "Hidup gue lucu banget," ucapnya bermonolog sendiri. Dia sudah menghabiskan beberapa kaleng minuman baik itu coffee ataupun minuman penambah energi.
Daffa tidak sanggup bertemu dengan Mama Asma. Malu, ya dia merasa sangat malu sekarang. Ada juga perasaan kesal dan marah. Kenapa dia bukan anak kandung sang Mama? Fakta ini menusuk dirinya hingga tidak ingin membedakan mana mimpi dan mana yang nyata.
Daffa harap semua yang terjadi hanyalah mimpi semata. Tapi dia sudah berkali-kali menampar pipinya sendiri dan hasilnya ia merasa sakit.
Apa yang Daffa alami bukanlah mimpi. Dadanya terasa sesak sekali. Bahkan Daffa tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata.
Padahal sebelumnya Daffa bukan orang yang mudah menangis. Bahkan saat terluka atau terjatuh dari motor, dia tidak menangis sama sekali.
Hatinya terasa sakit. Sakit sekali. Ia tidak mampu untuk menunjukkan atau menjabarkan betapa ia merasa syok berat dan hancur secara bersamaan.
Tatapan Daffa juga kosong seperti orang yang sudah kehilangan arah dan tujuan.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikiran Daffa.
Jika Mama Asma bukan Ibu kandungnya, kenapa Papa bercerai dengan ibu kandungnya?
Apa Daffa tidak berhak tahu tentang ibu kandungnya setelah perceraian terjadi?
Kenapa Papa menyembunyikannya?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Kepala Daffa terasa ingin pecah.
Selama ini Mama Asma memang baik, membesarkan dia dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Namun Daffa terus-terusan berbuat nakal.
Hal ini juga yang membuat Daffa malu untuk bertemu dengan Mama Asma. Dia bukan ibu kandung Daffa, tapi dia sudah mengalami banyak pengorbanan dan kesusahan karena Daffa.
Setelah berjam-jam duduk sambil menatap aliran air, Daffa mengusap wajahnya sejenak. Dia kembali menyalakan ponsel yang tadi ia matikan.
Banyak panggilan masuk, baik dari kedua orang tuanya maupun teman-temannya. Pesan-pesan juga muncul.
Daffa tidak berani membuka pesan dari Mama dan Papanya. Lagi dan lagi, Daffa bersikap egois. Dia membutuhkan waktu untuk mencerna semuanya. Jujur saja perasaannya tidak baik. Daffa takut jika pikirannya kacau, maka mulutnya mengeluarkan kata-kata yang mungkin tidak sengaja menyakiti orang tuanya.
Daffa menghindari hal itu. Ia harap kedua orang tuanya bisa mengerti dan memberikan waktu untuk dia menenangkan diri dalam menerima kenyataan yang ada.
Daffa membuka grup pesan yang terdiri dari teman-teman dekat sejak bangku SMP sampai sekarang. Mereka sudah berteman cukup lama sampai sekarang.
"Grup nggak jelas"
Daffa
Bilang sama Mama dan Papa gue kalau gue baik-baik aja
Bima
Gila lo tarik kambing
*taik
Keyboard sialan
Lo dimana?
Zeef
Lo dimana?
Aldi
Baru muncul, Mak Bapak lo udah panik
Pengen ngumpat gue
Padahal sudah jam tiga dini hari, tapi teman-temannya langsung membalas pesan Daffa di grup. Sepertinya mereka tidak tidur.
Zeef
Woi lo dimana? Kita nyariin ini
Aldi
Iya mana lapar lagi
Bima
Orang panik, lo malah lapar
Ada gilanya ni anak
Aldi
Wajar dong, belum makan malam gue
Zeef
Cerewet amat kek cewek
Lama-lama gue tinggal juga lo di jalan
Aldi
Hahaha maap maap
Daffa
Bilang sama Mama dan Papa gue kalau gue ada dirumah kalian
Aldi
Lo ada gila-gilanya ya
Jelas-jelas tadi kita udah bilang kalau lo nggak ada sama kita
Bima
Benar
Sebenarnya lo dimana?
Zeef
Lo dimana? Gue sama Aldi langsung otw kesana
Daffa
Nggak usah
Gue nggak mau ketemu siapapun
Bima
Apaan sih lo? Kek anak baru puber aja
Aldi
Heran gue. Kalau ada masalah jangan kabur
Daffa
Hahaha
Bima
Emang udah gila dia
Kita panik tapi dia santai aja
Daffa
Pokoknya gue baik-baik saja
Jadi nggak usah khawatir
Jijik gue jadinya
Bima
Taik
Zeef
Taik (2)
Aldi
Taik (3)
Daffa memberanikan diri mengirim pesan kepada Mama Asma. Daffa mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan butuh waktu sendiri. Daffa harap kedua orang tuanya akan mengerti, terutama sang Mama. Jujur saja, dia belum siap untuk menghadapi segalanya. Papanya mungkin tidak akan menghindar jika Daffa bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya. Meskipun begitu, Daffa tidak ingin apa yang sudah ia rasakan selama ini malah hancur karena satu orang.
Jika benar sosok perempuan yang datang adalah ibu kandungnya, maka Daffa tidak akan bisa menghapus fakta itu sampai kapanpun. Tapi Daffa harap hanya sampai disitu saja. Dia tahu tentang ibu kandungnya dan ibu kandungnya tahu tentang dirinya. Jangan ada hal yang mengganggu ketenangan keluarganya terutama Mamanya.