“Ayah, geli! Tolong berhenti!” “Tidak mau sebelum Yena minta maaf pada Ayah!” Suara dan derai tawa dari dua manusia berbeda gender itu menggema di seluruh penjuru halaman belakang Rumah Keluarga Kim. Seorang wanita yang sedang duduk sambil menikmati secangkir teh di dalam rumah—tepatnya di ruang keluarga— hanya tersenyum melihat interaksi antara sang anak perempuan dengan ayah kandungnya tersebut. Helaan napas pelan diloloskan bibir merah mudanya. Hazelnya pun beranjak dari pemandangan manis itu ke buku yang masih terbuka di atas meja. Kim Nara kembali sibuk menyelami n****+ karya penulis favoritnya. “Sepertinya Sehun sayang sekali, ya pada Yena? Aku jadi ingin punya suami sepertinya.” Komentar random yang dilisankan oleh wanita yang duduk di seberangnya membuat Nara terkekeh. “Kalau b