Di rumah Tama ramai. Ada beberapa keluarga dekat yang akan mengantarkan dirinya melamar Nada. Lelaki itu masih terjebak dalam kebimbangan, sehingga dia tidak bersemangat untuk melakukan prosesi lamaran ini. "Tam, ayo keluar. malah bengong di sini." protes Riki saat melihat Tama masih duduk di ranjangnya. Dia melihat keraguan di wajah Tama. Lelaki itu tidak sepenuhnya berniat untuk melamar Nada. Meskipun Tama tidak mengungkapkannya. "Gimana kalau kamu gantiin aku ngelamar Nada?" ujar Tama melantur. Entah mengapa, lelaki itu sangat malas melakukan prosesi lamaran itu. Riki terkejut mendengar permintaan sepupunya yang tidak masuk akal itu. "Tama, kamu gila? Ogah banget aku ngelamar pacar orang, pacar aku aja belum berani ngelamar. Kenapa lagi, sih? Ini hanya masalah waktu. Cepat atau l