SWFA-Ganteng

1630 Words

Aira lantas menatap Andri tak percaya. Seolah itu adalah mimpi, baginya. “Kamu bercanda?” tanya Aira memicingkan bola matanya. Yah dalam waktu singkat Aira tak bisa memahami perasaan itu. Jika yang terjadi siang ini, itu karena memang sudah menjadi risiko jika sudah menikah. Lagian Andri adalah lelaki yang sudah matang. Dan memang siap menikah. Bukan itu jawaban yang diharapkan Andri. Ada sedikit rasa kecewa, namun dirinya juga tidak bisa memaksa Aira begitu cepat untuk membalas rasa. Karena Andri sendiri mengatakan itu juga tidak begitu yakin. Aira mengurai pelukannya, ia berbalik menatap Andri, seolah mengintimidasinya. Andri hanya terdiam, menatap Aira dalam. “Sejak kapan?” tanya Aira. Seolah dia masih tak percaya. Andri tampak berpikir sejenak, mencoba mengingat kapan dirinya mu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD