Lintang bersiaga menghadapi pemuda bersenjata di hadapannya, matanya memicing melihat jika leher gadis yang dijadikan sandera itu sudah terluka oleh pisau si pemuda. "Akan kuberikan perhiasannya tapi lepaskan dia!" kata Lintang mencoba negosiasi dan mengulur waktu selagi ia berjalan perlahan menuju meja kecil di samping tempat tidur. Ada kunci tombol darurat yang diberikan oleh Arthur, jika ia bisa mencapainya dan menekan tombol SOS itu dia hanya perlu mengulur waktu selagi menunggu pertolongan datang. Masalahnya sekarang situasinya sangat riskan. Dia hanya memakai handuk dan di bawah todongan senjata api. "Kalian manusia sombong menghambur-hamburkan uang tanpa peduli pada orang miskin yang kelaparan," kecam pemuda itu dengan mata berkilat nanar penuh amarah. Lintang tertegun mende