Wira terbangun saat matahari sudah naik setengahnya, ia mengeluh memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Serta rasa pusing yang masih tersisa membuatnya kembali memejamkan mata. Ketika hendak bergerak bangun, ia merasa tertahan. Ia menyibak selimut dan melihat ada tangan melingkari perutnya, dan menyadari jika ia tak memakai sehelai benang pun. Wira menoleh ke belakangnya dan dilihatnya wajah Lintang tengah tertidur lelap memeluknya. Dahinya berkerut dalam mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Yang ia ingat adalah pesta bujang dan ia minum terlalu banyak sampanye atas desakan kawan-kawannya. Sehingga membuatnya mabuk, pun ketika berjalan sempoyongan di lift dan seseorang menolongnya. Selanjutnya ia tak ingat apapun lagi. "Apa aku semabuk itu?!" keluhnya, sedikit menyayangkan ma