When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Keesokan harinya, Angga libur dan akan menemani istrinya itu berbelanja bulanan juga kontrol keadaan anak yang berada di dalam kandungan, Ai. Sore hari, sebelum mereka pergi berbelanja, mereka lebih dulu ke rumah sakit untuk bertemu dengan Adi dan melihat keadaan adik bayi. Sama seperti sebelumnya, tanpa harus mengantri panjang seperti yang lain, mereka langsung masuk menemui Dokter Adi. Dokter Adi menyambutnya dengan sangat hangat, ia mempersilahkan Aina untuk berbaring dibantu dengan asistennya lalu mulai memainkan dopler di perut Aina yang sudah terlihat besar seperti usia kandungan lima bulan itu. Senyum bahagia terpancar jelas dari sang Dokter, mereka semua memperhatikan dengan secara seksama. Angga menatap binar pada monitor, binar cinta dan kasih sayang. "Masya Allah, ternyata ada