Pindah ke Rumah Nick

1010 Words
"Tentu aku akan usahakan itu, kamu tidak perlu ikut campur dalam rumah tangga kami. Aku tau yang terbaik dan yang dia butuhkan, karena sekarang dia adalah istriku. Atau kamu mau ikut tinggal bersama kami agar bisa selalu mengawasi kami?" tanya Nick sarkas. "Sudah, Matt. Bell sudah menjadi istrinya, kita tidak perlu ikut campur lagi. Tuan Nick pasti tau apa yang terbaik, kamu tidak perlu mengajarinya soal itu." Robert ikut menimpali dan memarahi putranya, dia tidak ingin Nick tersinggung dan akhirnya berimbas pada Bellova. "Kalau begitu kami permisi dulu, Sean bawa barang-barangnya ke mobil." Nick langsung memerintahkan Sean membawa barang-barang Bellova yang sudah disiapkan. Bellova memeluk keluarganya satu persatu, tangis haru mewarnai perpisahan itu. Sampai akhirnya mereka benar-benar meninggalkan kediaman Robert. Sebenarnya Matthew berat melepaskan adiknya bersama Nick, tapi orang tuanya terus meyakinkannya jika sang adik akan baik-baik saja. Dan tuan Robert berjanji akan sering mengecek kondisi Bellova saat tinggal di rumah Nick. Sehingga Matthew berusaha untuk merelakan adiknya menikah dan tinggal bersama Nick. "Apa kita sudah melakukan hal yang benar pada Bellova? Bagaimana kalau di sana dia menderita?" tanya Matthew saat mereka kembali masuk ke rumah. "Papa rasa tuan Nick tidak seperti itu, meskipun dia terlihat keras dan angkuh. Buktinya dia mau menikahi adikmu, padahal bisa saja dia hanya memberikan uang dan lepas dari tanggung jawab. Karena bukan dia yang menabrak adikmu," jawab Robert apa yang dipikirkannya. "Tapi pria seperti itu, akan sulit berubah. Dia merasa berkuasa atas segalanya, aku hanya tidak ingin Bellova menderita. Apa papa sepercaya itu padanya?" tanya Matthew menatap papanya. "Sudahlah, saat ini yang terpenting mereka sudah menikah. Kita harus percaya pada tuan Nick, bisnis kita juga akan berjalan lancar. Karena papa adalah mertuanya, jadi tidak ada ruginya membiarkan mereka menikah. Malah akan menguntungkan untuk kita," jawab Robert. "Semua hanya papa kaitkan dengan bisnis, awas saja jika pria itu berani menyakiti adikku. Aku sendiri yang akan menghajarnya," tukas Matthew emosi dan langsung pergi. "Selalu saja begitu, dia merasa dia orang paling baik di dunia ini. Meremehkan orang lain memang keahliannya, bergaya sok hebat nanti kalau benar-benar ditantang malah ketakutan. Begitu kalau orang besar omongan saja," sungut Robert dan ikut berlalu ke kamarnya. Megan hanya bisa melihat perdebatan suami dan putranya dengan perasaan sedih, dia merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa berharap jika Bellova mendapatkan perlakuan yang baik, meskipun sebenarnya dia tidak terlalu dekat dengan putrinya itu akhir-akhir ini. Bellova seolah menenggelamkan diri dengan kesendiriannya, keluarganya sendiri tidak tau kenapa Bellova berubah usai lulus kuliah. "Akhirnya, aku bisa mendapatkan menantu yang bisa mendukung kesuksesan perusahaan. Aku yakin akan memenangkan banyak tender dengan dukungan dan nama besar Nick di dunia bisnis. Aku pasti bisa membuat perusahaan semakin besar," ucap Robert bicara sendiri di kamarnya. Sementara itu, Bellova tidak banyak bicara saat di perjalanan. Keluarga Nick tidak ikut mampir ke rumah Nick, karena kebetulan mereka akan menjemput adik Nick yang baru kembali dari perjalanan travelingnya yang cukup lama. Sang mama merindukan putrinya, hingga ingin menjemputnya sendiri di bandara. Dan Nick tidak mempermasalahkan keluarganya yang tidak mampir ke rumahnya. Mereka pun tiba di sebuah rumah yang sangat besar, rumah tiga lantai dengan konsep klasik modern. Dengan empat pilar besar di depan rumah, rumah yang jauh lebih besar daripada rumah milik keluarga Bellova. Mobil berhenti di depan rumah, lima anak tangga berada di sana. Yang pastinya menyulitkan Bellova jika harus menggunakan kursi rodanya. Nick menggendong Bellova untuk turun dan tentunya saat naik ke anak tangga. "Sean, kamu minta orang untuk merenovasi daerah ini. Agar dia lebih mudah menggunakan kursi rodanya, tidak mungkin dia harus selalu di gendong saat naik turun tangga." Nick langsung memberi perintah bahkan sebelum mereka masuk ke dalam rumah. "Baik, Tuan." Sean menyahuti sambil membuka kursi roda Bellova di teras. Nick langsung memindahkan Bellova ke kursi roda, lalu mendorongnya untuk masuk ke dalam rumah mewahnya. Pelayan menyambut kedatangan mereka, dengan berbaris tapi di depan pintu masuk. "Selamat datang, Nona. Semoga Anda betah berada di sini," sambut seorang pria paruh baya. "Kenalkan ini paman Liam, dia kepala pelayan di rumah ini. Dia yang akan mengatur pelayan mana yang akan membantu merawatmu, selain perawat yang aku sewa. Peraturan paman Liam adalah peraturanku, jadi tidak boleh di bantah. Karena itu adalah tanggung jawabnya di rumah ini," jelas Nick. Bellova hanya mengangguk patuh, lalu menyapa paman Liam dan pelayan lainnya. Meskipun mereka Menyahutinya dengan mimik wajah datar, Nick mendorong masuk Bellova. Ruang tamu mewah dengan beberapa lukisan yang pastinya berharga fantastis, belum lagi guci-guci langka yang menghiasi tempat itu. "Untungnya di rumah ini ada lift, jadi kamu tidak akan kesulitan turun dan naik di sini. Jadi tidak perlu khawatir soal itu," ucap Nick sambil terus mendorong kursi roda. Mereka memasuki. ruang tengah, yang cukup luas dengan satu set sofa dan kursi santai. Nick menjelaskan tentang rumahnya, agar Bellova hapal letak setiap ruangan. "Nah di samping ada kolam renang, aku harap kamu tidak sering-sering ke sana. Jangan membahayakan diri sendiri, di sebelahnya ada tempat Gym. Tapi aku sarankan tidak usah ke sana, karena kamu pastinya tidak akan bisa berolahraga raga di sana. Ayo kita ke lantai atas!" ajak Nick kembali mendorong kursi roda Bellova. "Terima kasih, aku akan mengingatnya. Tidak usah diperjelas juga." Bellova memajukan bibirnya kesal, karena sikap Nick. Nick tidak menggubrisnya, terus mendorong Bellova untuk menuju lift. Nick menekan tombol angka tiga, tak lama pintu lift terbuka dan Nick mendorong kursi roda Bellova untuk masuk ke sana menunjukkan letak kamarnya. "Ini kamar kita, kamu bebas mau apa saja di sini. Aku jarang pulang, jadi kamu tidak perlu sungkan. Saat pulang pun mungkin dini hari dan aku tidak akan mengganggumu, aku harap kamu mengerti. Aku bisa menjamin semua kebutuhanmu, tapi bukan berarti aku sepenuhnya milikmu. Aku rasa itu sudah cukup baik untukmu," ucap Nick saat mereka masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba kamar luas dengan dengan furniture mahal itu terasa hampa, entah mengapa Bellova merasa ada yang kosong di sudut hatinya saat mendengar ucapan Nick. Kenapa pria itu secara frontal bicara seperti itu, Bellova seperti tersadar jika pernikahan ini tidak lebih dari sandiwara semata. "Kenapa dari ucapanmu, sepertinya pernikahan ini bukan hal serius untukmu. Apa kamu sedang mempermainkanku?" tanya Bellova menuding.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD