Terdengar jeritan tapi Arfi tidak tahu itu suara siapa. Sedetik kemudian matanya buram, terasa basah oleh suatu cairan berwarna merah. Darah! Kulit tubuhnya terasa tersengat panas. Dia juga mencium bau seperti benda terbakar. Kemudian terdengar suara yang memekakkan telinga. Arfi berusaha melihat ke sekeliling dengan mata kabur karena tetesan darah. Diseka dengan tangannya tapi tetap saja pandangannya tidak jelas. Semakin tidak jelas karena hujan yang turun dengan deras membuat air yang menetes ke matanya berwarna kemerahan karena darah di keningnya. “Ibu… eyang… Astagfirullah ini kenapa?” Terdengar lirih suara rintihan. Arfi mencari sumber suara, itu seperti suara Kinan. Dilihatnya Kinan berada tidak jauh darinya, berusaha membuka sabuk pengaman yang masih terpasang. Ella, di mana dia?