chapter 44

1148 Words

Sepulang dari rumah sakit, Sangga mendapatkan pesan entah dari siapa. Adara tidak pernah mau mengutak-atik privasi Sangga. Tapi yang membuat Adara khawatir adalah raut wajah Sangga yang menjadi sangat tegang. Seakan ada sesuatu yang membuatnya kesal. Tangan Adara terulur pada rambut Sangga dan memainkannya perlahan.             “Lo kenapa, Ga?” tanya Adara. Sangga masih diam dan tidak mau cerita apa pun. Dia masih diam dan sibuk mengendarai mobil dan juga pikirannya.  “siapa? Nyokap lo lagi?” tanya Adara. Beberapa hari lalu Sangga mengatakan kalau mamanya berusaha untuk menemuinya lagi. Tapi dia masih terlihat marah padanya. Dia memang janji pada Adara akan menemui ibu kandungnya, tapi dia tidak suka di desak. Dia ingin melakukannya karena keinginannya sendiri.             “Ga, lo ken

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD