chapter 25

1234 Words

Kuping Adara sudah pengang mendengar ocehan Sangga. Sepanjang perjalanan dia terus mengoceh karena jalanan macet. Adara tidak tahu apa yang membuatnya marah, karena dia harus mengantar Adara, atau karena dia lupa dengan jadwal dengan dosen pembimbing. Adara hanya menghela napas dan mengalihkan perhatiannya ke jalanan.             “b******k! Itu mobil ngandang!” gerutu Sangga. Dia memencet klakson dengan keras, namun tidak ada tanggapan dari mobil di depan. Jalanan mulai bergerak, tapi ia harus kembali terhenti karena jalanan yang sudah kembali macet.             “Sialan!” gerutunya lagi.             “Ga, bisa gak sih, lo gak pake ngomel!” ucap Adara. Namun, cowok itu langsung menoleh padanya dengan tatapan menyebalkan. Dan berkata,” diem lo! Udah bagus gue anter pulang! Jangan banyak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD