Part 23 Raut wajah Lista berubah drastis saat aku mengungkapkan apa yang tadi dibicarakan oleh direktur. Matanya yang indah mulai berembun. Istriku yang biasanya ceria ini mendadak berubah menjadi sendu. Lista menundukkan kepala dan terpaku menatap kakinya. Aku merangkul pundak dan merapatkan tubuh kami. Isakan pelan mulai terdengar seiring dengan bahunya yang bergetar. "Jangan nangis atuh," lirihku. Isakannya semakin keras. "Hadeuh, malah tambah kencang," lanjutku. "Biarin!" balasnya di sela-sela tangisan. Aku memilih untuk diam dan menunggunya selesai menangis. Mungkin dengan begitu, dia bisa meluapkan segala rasa dalam hati. "Ini balasan buat aku kali, ya. Dulu, aku mengajukan banyak persyaratan saat mau nikah. Ternyata dikabulkan sama Tuhan," ucapnya setelah selesai mena