5. Fitnah Tak Terduga
"Prill, lo kenapa?" sepulang diantar Ali sore ini Prilly jadi lebih banyak diam, tidak cerewet seperti biasanya dan hal itu pun membuat Indira jadi bingung. Prilly yang biasanya paling rame, ceplas-ceplos dan berisik kali ini seperti bukan Prilly seperti biasanya, dan banyak diam saja seperti patung.
"Jadi, Prilly menunggu kan ya kalau nanti Ali kenal dan dekat dengan perempuan lain?"
Prilly mengambil pertanyaan Dira, tapi ingatannya kembali terusik oleh kata-kata tante Rasti mama Ali.
"Mama mau ngenalin Ali sama Namira, dan Mama mau nanti kalau Ali melanjutkan studynya ke luar negeri sudah ada yang mendampingi,"
Lagi-lagi, Prilly terngiang kata-kata tante Rasti yang mengatakan kalau nanti Ali lulus dan melanjutkan S2-nya di luar negeri sudah harus ada yang mendampinginya. Itu berarti Ali akan menikah dengan Namira nanti. Dan Prilly jadi bingung dengan dirinya sendiri, dia jadi tidak mau rela kalau nanti harus peduli dari jambul onta kesayangannya itu.
"Prillyyyyyyyy !!!!"
"Astaga Ra! Sueek lo, kaget gue sumpah!" cerca Prilly yang kaget mendengar teriakan Indira tepat di sebelah kupingnya.
Indira yang sebelumnya diabaikan oleh Prilly jadi sedikit kesal dan berteriak tepat di telinga gadis mungil itu.
"Iya habisan Lo, ngelamun mulu! Apakah perhatiin sejak tadi dianter sama Ali lo jadi banyak diemnya, napa lo? Berantem ya sama jambul onta?"
"Berisik deh Ra! Kepo banget jadi orang," Prilly tak menghiraukan Dira dan beranjak membanting alas tidur. Prilly merasa lelah sekali. Ingin cepat tidur agar bisa dilepaskan dan tidak terus-menerus-terusan kepikiran akan kata-kata dan niat tante Rasti yang ingin menjodohkan Ali dengan perempuan yang bernama Namira itu. Prilly ingin ingin itu, lebih untuk saat ini.
>>>
Prilly dan Dira baru tiba di kampus pagi ini saat melihat anak-anak yang pada heboh sedang menonton video blog atau vlog dan menonton-nyebut nama Ali serta Renata. Prilly yang penasaran memperhatikan salah satu dari mereka yang tengah asyik memperhatikan video itu.
"Ada apaansih? Rame banget ,?" tanya Prilly pada salah satu dari mereka.
"Eh, Prill lo lihat aja neh, si Ali diem-diem ternyata udah jadian ya sama Renata." ucap salah satu dari mereka yang langsung membuat Prilly dibelikan kaget.
Prilly memperhatikan video ini dan semakin mengeryit tak percaya, di video itu ada Renata dan dayang-dayangnya, juga ada Ali terlihat di belakangnya. Aku bukan cuma Ali sendiri yang cowo, tapi ada juga beberapa mahasiswa yang lain. Di lihat dari videonya itu mengambil tempat di ruang sekretariat mahasiswa. Prilly tidak heran jika Ali ada di tempat itu, sebagai mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan kampus Ali memang terpilih sebagai ketua BEM atau Badan Ekskutif Tapi yang membuat Prilly bingung kenapa Renata sampai bisa ada di tempat yang sama dan video itu. Prilly yakin kalau itu ulah dari Renata dan bala-balanya.
Di video itu Rena dinilai dia sudah dekat dengan Ali lumayan lama dan sekarang mereka menjalin hubungan. Dia melihat Ali yang mengunjungi, mengunjungi ketemuan, dan mereka jadian. Prilly jadi geram setengah mati. Bukan karena cemburu, tapi memang dia marah ada orang yang mempermainkan perasaan dan prinsip yang Ali pegang selama ini.
"Prill, lo harus siap-siap kehilangan perhatian neh sepertinya, kan Ali sekarang sudah sama Renata." cerca salah satu teman sekampus Prilly.
"Apaan lo, jangan sotoy deh, nggak percaya gue sama yang begituan sebelum dengar langsung dari mulutnya si jambul Onta,"
"Cieee, lihat aja lo cemburu Prill. Ngaku aja deh,"
"Berisik lo ya, pergi nggak lo! Jangan bikin gue emosi deh pagi-pagi."
"Yaelah, galak bener! Pantesan Ali lebih milih sama Renata yang lemah lembut, mana tahan sama sikap lo yang urakan itu!" ucap salah satu lagi dari mereka.
"Lemah lembut mbahmu! Lelembut iya!" gumam Prilly kesal.
Mood Prilly benar-benar hancur pagi ini. Rasanya jika sudah begini malas sekali mau masuk kelas. Percuma juga penjelasan dosen pasti juga nggak masuk. Batin Prilly.
Berjalan ke Arah kantin Prilly ingin menenangkan pikiran di sana. Lebih jika bukan untuk makan. Di saat sedang bete atau suasana hatinya buruk pelampiasan Prilly adalah makan. Makan dan nyemil bisa membuat suasana hati jadi lebih baik.
>>>
"Hoey, mau aja, mau kelas kamu sudah mulai ya setengah jam yang lalu?" Prilly sedang duduk sendiri di pojok kantin saat Ali menghampiri dan duduk di sebelahnya. Mata Ali memperhatikan meja di mana ada cemilan di sana, dan Ali yakin itu pasti punya Prilly, ada kacang sukro, makaroni pedas, dan juga lolipop yang Ali tahu kalau itu terasa sangat asam sekali.
"Kenapa bandel sih?" Ali meraih lolipop rasa asam dan cepat memasukkan ke dalam tas ranselnya. "Iih, Ali kenapa diambil sih permennya!" protes Prilly tak terima.
"Biarin! Kamu bandel banget, dibilang jangan makan lolipop ini, masih saja. Nanti kalau perutnya sakit, nangis-nangis baru tahu rasa!" omel Ali yang kini juga memasukkan macaroni pedas ke dalam tasnya. "Jambul ontaaa! Kenapa semua cemilan gue diembat siih!"
"Kamu juga nggak boleh makan yang pedes-pedes! Ingat punya magh,"
"Biarin! Gue lagi bete!" Sahut Prilly mencebikkan bibirnya karena kesal.
"Bete kenapa lagi sih?"
"Gara-gara lo!"
"Lho kog aku? Salah apaan akunya?"
"Lo tuh, udah teken sama Renata tapi nggak cerita sama gue," ucap Prilly dengan hati yang sulit diartikan saat membantunya.
Ali mengeryitkan keningnya bingung, "Teken? Teken apaan sih Prill? Nggak ngerti deh,"
Prilly menoleh menghadap Ali, memandang melotot memandang lelaki di memulihkan itu, "nggak usah pura-pura deh jambul onta, sama gue ini, lo ga mau jujur." cerca Prilly dengan tatapan tajamnya.
"Nggak usah gitu juga kali mandangnya pipi tupai, serem ah! Itu mata udah mau kayak keluar aja," goda Ali bercanda.
"Nggak lucu, sekarang jelasin, kenapa lo jadian sama Renata nggak bilang, gue, lo nggak nganggep gue sahabat lagi?"
"Jadian apaan sih Prill? Astaghfirullah, mana ada kayak gitu. Lagian kamu tahu sendiri kan prinsipku kayak gimana? Bagaimana kalau pacaran sudah dari dulu aja kali aku pacarin kamu!"
Prilly terdiam seketika, bukan karena penjelasan Ali tentang membahas dengan Rena, tetapi tentang perkataan Ali yang spontan mengatakan jika dia mau pacaran, sudah dari sebelumnya mungkin akan macarin Prilly.
"Apaansih lo jambul onta, mana ada gue mau sama lo!" ucap Prilly jadi salah tingkah.
"Yeee, siapa juga yang mau sama pipi tupai kayak kamu,"
"Udah deh jelasin, itu bikin maksudnya video bikin katanya lo udah teken sama si cabe," sindir Prilly yang teringat lagi akan video Renata.
"Ya Allah, cabe apaan? Cabe mah diuleg aja Prill, ngapain di teken." sahut Ali dengan nada candaan. "Lagian siapa juga yang teken sama Rena, selain pacaran, fitnah itu, emang siapa sih yang nyebarin fitnah kayak gitu?"
"Tapi ada buktinya kog, di video itu ada lo lagi ngobrol di belakang si cabe sama bala-balanya," cerocos Prilly membaca isi video itu.
"Astaghfirullah, udah ih, jangan kesel gitu, tambah melembung tuh pipi kalau marah," rasanya Ali ingin sekali memencet pipi chubby Prilly yang kalau lagi kesal begini terlihat sangat menggemaskan sekali. "Beneran aku tahu isi video itu, lagian kamu aneh Prill,"
Prilly menoleh Ali saat jambul ontanya itu mengatakan dia aneh, "Apanya yang aneh sih?"
"Iya aneh, kamu kayak nggak kenal aku aja, padahal kamu tahu kan, kalau aku ini nggak bakal jadi pacar-pacaran kamu "
Prilly terdiam, bener juga apa kata Ali, selama ini si jambul onta itu selalu cerita jika ada apa-apa. Nggak mungkin semua yang dibilang Rena di video itu nggak bener dong ya. Gumam Prilly dalam hati. "Makanya lo sih, jadi cowo itu nggak usah over gantengnya, kan jadi banyak cabe yang kepanasan menghidupkan segala cara biar bisa dapetin lo!" Prilly reflek menutup mulutnya sendiri dengan kedua membalikkan saat tak sadar sudah memuji Ali itu ganteng.
Sementara Ali malah tertawa mendengar cerocosan Prilly yang tidak bisa diam sebelum rasa kesalnya hilang.
"Oh, jadi aku gantengnya atas kamu," goda Ali menaik-turunkan alis tebalnya.
"Iish, nggak usah Ge-eR ya, tadi itu nggak sengaja dikeluarkan,"
"Yaudah sih, biasanya orang melepaskan pembicaraan itu jujur dari lho,"
"Aliiiiiiii! Apaansih, kan kita lagi ngomongin lo, kenapa jadi ke gue,"
"Yaudah deh, nanti aku sedekahin ya separoh kegantengan aku sama pak Jupri juru parkir di kampus, biar gantengnya aku nggak lagi,"
"Jambul ontaaaaaaaaa !!!! Bisa serius nggak sih!"
"Iya iya Pipi Tupai, makanya jangan percaya sama yang gajelas kayak gitu sebelum denger langsung dari aku,"
"Berarti semua yang dibilang Rena nggak bener dong ya?" Tanya Prilly dengan tampang seriusnya. "Iya udah jelas nggak bener lah, lagian kamu ngapain sih percaya sama yang begituan, pokoknya prinsip aku tuh nggak akan ada cinta-cintaan sebelum nanti Sah dan halal di mata agama,"
"Berarti ntar lo bakalan nikah dong Li?" Prilly jadi murung seketika saat mengingat nama Namira, perempuan yang akan dikenalkan pada Ali oleh kedua oramgtuanya.
"Iya insyah Allah, apakah Allah sudah ngirimin jodohnya buat aku, emang kenapa sih Prill?"
"Pasti sama Namira ya ,?" Tebak Prilly dengan wajah menunduk.
"Iyaa, mungkin." sahut Ali makin membuat hati Prilly jadi tak karuan rasanya.
Untuk sesaat suasana jadi agak canggung kompilasi Prilly yang tadinya nyerocos tanpa, tiba-tiba jadi bungkam seribu bahasa saat membahas tentang Namira.
"Hei, apaansih masih cemberut aja, mau ikut nggak? Pipi tupai,"
"Kemana?"
"Makan es krim kayaknya seru siang-siang begini," senyum kembali mengembang di bibir tipis Prilly. Jambul onta kesayangannya itu selalu bisa melebur rasa kesalnya. Ali selalu punya seribu cara untuk menyelesaikan lagi.
Melupakan sementara tentang masalah untuk menikmati kebersamaan yang tersisa bersama si jambul onta sebelum dia nanti jadi milik orang lain dan pastinya mereka tidak akan bisa dekat seperti sekarang ini.
#####