Memasang CCTV

1421 Words
????? Part 5 ⚘⚘⚘⚘⚘ "Dinda, coba cerita sama Abang. Sebenernya ada apa antara Dinda sama Sri?" Tanya Bang Ronald di dalam kamar. "Pokoknya aku nggak mau Sri kerja di sini, segera usir Sri dari rumah ini. Anak itu bener-bener nggak beres, tadi aku ribut sama dia, berani-beraninya dorong aku sampai jatuh di lantai depan pintu kamarnya," aku menjawab dengan nada amarah dan menatap kesal suamiku. "Nggak beres kenapa, bisa ribut begitu siapa yang cari gara-gara duluan, kok bisa ribut di dapur depan kamar Sri, berarti Dinda yang ke sana dan ngajak ribut, ya. Udah lah sayang cuekin aja Sri. Kamu itu sempurna dan istimewa nggak usah ngabisin waktumu buat ngurusin Sri. Suruh-suruh aja, tapi jangan juga kasar sama dia. Sabar ya, dia kan baru kerja di sini mungkin masih belum ngerti. Nanti Abang bantu nasehatin Sri supaya nurut sama kamu, ya," ujar Bang Ronal menenangkanku. "Tolong Abang percaya sama aku, Sri itu bukan orang baik-baik, kenapa masih aja di pertahanin di sini, kita bisa cari pembantu yang punya attitude dan memang udah serba bisa. Percuma rasanya ngomong sama Abang masih aja bela Sri, Abang nggak bijaksana," tandasku. "Abang minta maaf kalau menurut Dinda Abang nggak bijaksana. Tapi Abang juga punya hati nurani nggak tega lihat orang susah. Sri itu orang miskin butuh makan juga. Nanti Abang marahin dia Abang suruh nurut dan nggak ngelawan sama Dinda. Siapa tau Abang yang ngomong dia jadi seggan, udah Dinda sabar, ya," ucap Bang Ronald. "Lebih kasihan sama pembantu dari pada Istri, ya? Pokoknya aku lihat besok, kalau masih nggak berubah aku yang langsung usir Sri tanpa tanya dulu sama Abang," sambungku. "Pastinya lebih sayang sama istri Abang dong, buktinya Abang udah beliin dinda perhiasan, jatah bulanan, villa sesuai keinginan Dinda udah Abang buatin sebulan lagi jadi spesial buat istri Abang. Udah jangan cemberut lagi. Dinda mau apa lagi selain itu, bilang aja sama Abang ya, tapi janji jangan besar-besarin hal kecil lagi, Abang nggak suka kalau Dinda seperti itu," ujarnya. "Sebentar Bang, Dinda mau nunjukin vidio gimana kelakuan Sri tadi, abang nggak boleh anggap ini sepele, Sri udah keterlaluan, wajar Dinda berulang kali ngeluh tentang Sri," aku langsung mengambil HP yang di letakkan diatas meja kamar dan segera menghidupkannya. Saat membuka galeri vidio ternyata vidio tadi yang terekam hanya durasi beberapa detik, mungkin saat aku bertengkar dengan Sri vidionya terhenti tak sengaja tertekan tombol keluar. Seketika aku merasa sangat bodoh. Aku begitu kesal dengan diriku sendiri. Bang Ronald langsung menegurku. "Kenapa Dinda bengong begitu, mau nunjukin apa? Udah belum bicaranya, malam ini kan ada babysitter baru yuk kita temenin mungkin dia juga udah laper, kan kasihan. Yuk sayang kita tawarin makan. Kita ajarin dulu malam ini, udah jangan bahas masalah itu-itu aja, mending kita serius urusin anak kita," ujar Bang Ronald lagi. Bang Ronald mengajakku ke ruang keluarga dan merangkulku menghampiri Bik Nur babysitter baru. Ia terlihat sedang mengendong si kembar. Aku dan Bang Ronald langsung menawarinya makan malam, setelah itu memberi tahu dan mengajari mengenai pekerjaan apa saja di rumah ini. Malam ini aku tak mengizinkan Bang Ronald untuk tidur di kamar yang berbeda. Aku memaksanya untuk tidur di kamar kami bersama si kembar. Awalnya ia terlihat keberatan namun karena takut aku marah akhirnya Bang Ronald menuruti mauku. Bapak mertua aku minta untuk pindah kamar ke kamar dekat ruang keluarga yang sebelumnya dipakai tidur suamiku karena ukurannya juga sama besarnya dan ia tak keberatan. Kamarnya sebelumnya akan di pakai oleh Bik Nur karena tepat di sebelah kamarku, jadi jika malam hari anakku menangis Bik Nur bisa cepat membantu. ⚘⚘⚘⚘⚘ Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali setelah sarapan bersama-sama, mendadak suamiku pamit untuk berangkat bekerja keluar kota. karena sedang ada banyak proyek yang ditanganinya di daerah lain. Bahkan ia izin untuk tidak pulang selama tiga minggu. Aku pun tak merasa keberatan, karena sekarang sudah ada bik Nur yang membantu mengurus anak-anak. Aku mengantarkan suamiku hingga ke garasi, suamiku pun berjalan sambil merangkulku. "Sayang, jagain anak kita, ya. Walau ada babysitter tapi jangan sampai di tinggal-tinggal. Kamu tetap awasin si kembar. Kamu jangan keluyuran ya selama Abang nggak di rumah. Abang nggak mau kalau ada yang godain bini Abang di luaran sana. Tau sendiri Bini Abang ini cantik begini siapa yang nggak mau ngelirik... Semoga Dinda jaga kepercayaan Abang dan selalu setia ya sama Abang," pesan Bang Ronald padaku. "Dinda pasti jagain anak kita terus, Dinda juga pasti setia... Abang juga harus setia jangan aneh-aneh. Pisah tiga minggu itu lumayan lama. Dinda nggak mau kalau sampai denger hal-hal yang nggak baik tentang Abang," balasku. Bang Ronal mengangguk dan kemudian mencium keningku, tak lupa pula mencium kedua anaknya. Setelah itu berpamitan. Bang Ronald bergegas masuk ke dalam mobil. Ia menyetir seorang diri karena ia sengaja meminta mang Narno supir pribadi untuk di rumah saja, agar bisa mengantarkan Sri belanja ke pasar atau mengantarkan aku mencari kebutuhan sehari-hari. Bang ronald tampak menghidupkan mesin mobil dan mengeluarkan kendaraannya. Setelah mobilnya tak nampak lagi aku langsung masuk kembali ke dalam rumah. Aku baru sadar bang Ronald sejak bangun tidur hingga berangkat sama sekali tak menyapa Sri dan tak mendekati Sri. Saat aku ke dapur berpapasan dengannya, terlihat raut wajah Sri tampak tak bersemangat dan hanya cemberut saja. Hari ini pukul 11:00 aku mengajak Bik Nur keluar, aku mengendarai mobil sendiri tanpa meminta mang Narno untuk mengantarkan. Karena ada yang akan aku cari, aku tak mau Mang Narno tahu. Aku parkirkan mobilku di salah satu toko elektronik yang menjual perangkat CCTV. Bik Nur menunggu di mobil bersama si kembar. Setelah mendapatkan yang aku cari. Kami melanjutkan mencari restoran untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Si kembar di tidurkan di stroler yang selalu aku bawa ke mana-mana. Saat kami sedang menyantap makan siang, tiba-tiba seseorang memanggilku dari meja sebelahku. Din! Sontak aku terhenyak dan menengok ke arah samping. "Mas Aldi... bener Mas Aldi kan ini, kakak kelas di SD dulu," ucapku memastikan. "Iya bener... Syukurlah kalau kamu masih inget sama aku. Gimana kabarmu? Aku nggak mungkin lupa sama Dinda murid berprestasi yang suka mandu senam saat di SD dulu hehe, sekarang udah punya anak ya? anak kamu kembar, ya?" Mas Aldi bertanya sambil melangkah mendekati dan menyalamiku. Ia juga mengambil satu kursi dari meja lain dan duduk bergabung bersama kami. "Masih inget kok meskipun kita nggak pernah ketemu belasan tahun. Soalnya wajah Mas Aldi juga khas aku langsung inget kalau Mas Aldi ternyata bener kan. Iya ini anakku, Mas," balasku senyum. "Seneng deh kamu masih inget aku, padahal terakhir ketemu saat SD dulu... sepertinya hidup kamu sekarang kelihatan bahagia banget, ya. Punya anak kembar cantik ganteng," ucap Mas Aldi tersenyum. " Alhamdulillah Mas, semoga bahagia terus. Mas aldi kelihatannya sudah sukses banget sekarang. Kerja di mana Mas,udah nikah belum?" Tanyaku. "Aku belum kerja alias pengangguran, pernah mau nikah tapi gagal, mungkin karena aku pengangguran, jadi mana ada yang mau nikah sama laki-laki kayak aku," ujarnya. Aku spontan kaget mendengar ucapan Mas Aldi, padahal setauku dia anak orang kaya raya, orang tuanya dahulu adalah wakil bupati setiap sekolah selalu di antar dengan mobil mewah, sekarang juga penampilannya masih sangat keren, gagah sepertinya rajin fitnes badannya sangat terbentuk sempurna. Masa sih pengangguran, aku tak percaya. Apalagi ia masih bisa makan di caffe mahal dan handphone beserta pakaian yang di kenakan itu bermerk. Jelas saja Mas Aldi hanya pura-pura berbohong atau sekedar merendah saja. "Serius Mas, aku nggak percaya, penampilan Mas aja keren begini... jangan bohong ah," ucapku. "Bener kok, kedua orang tuaku udah meninggal jadi kehidupanku sekarang jadi seperti ini, nyari kerjaan juga susah sekarang ini, kalau ada lowongan kerja di rumahmu jadi-jadi supir aku mau," balasnya. "Ya Ampun... sabar ya Mas, semangat cari kerja pasti bisa dapet kok, kalau di tempatku udah ada sopir pribadi jadi belum ada lowongan. Cuma kalau kapan-kapan ada nanti aku kabarin," ucapku basa basi, tapi aku tetap tak percaya. "Ok aku minta no WA kamu ya Dinda," Mas Aldi meminta no WA dan aku langsung memberikannya. Setelah selesai makan siang aku dan Bik Nur langsung kembali pulang ke rumah. Kami meninggalkan Mas Aldi di caffe tersebut. Sesampainya di rumah pukul 15:30 aku melihat Sri sedang akan siap-siap mandi. Saat Sri sedang mandi, aku segera memasang CCTV di kamarnya tanpa ada satu orang pun yang tahu. Bahkan Bik Nur pun tak tahu. Kemudian lanjut memasang CCTV di semua kamar dan juga dapur dekat kamar Sri. Semoga segera mendapatkan bukti rekaman skandal Sri. Aku begitu penasaran siapa laki-laki yang menggaulinya waktu itu. Aku curiga terhadap Ayah mertua dan sempat curiga juga terhadap suamiku. Mudah-mudahan segera ada titik terang. Aku sudah tak sabar mengusir Sri dari rumah ini. ⚘⚘⚘⚘⚘
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD