Angga membuka kunci pintu rumahnya, sebuah rumah yang cukup besar untuk ditempatinya seorang diri.
Melewati ruang tamu dimana terdapat bingkai fotonya bersama kedua orang tua angkat dan calon istrinya.
Ya, lima tahun lalu seharusnya dia menikah dengan wanita itu, keponakan dari ibu angkatnya yang tumbuh besar bersamanya.
Sejak diadopsi, oleh orang tua angkatnya dia telah dijodohkan dengan keponakan ibunya yang tinggal bersama mereka, Celia namanya.
Gadis cantik yang ceria, namun Celia mempunyai kelainan jantung yang membuatnya tak bisa bergerak aktif layaknya anak seusianya. Celia diasuh orang tua angkat Angga sejak lahir karena ibu Celia yang meninggal ketika melahirkannya, ayah Celia entah dimana rimbanya, ibu Celia mengandung saat masih bersekolah.
Itu menjadi salah satu penyebab dia melahirkan sebelum waktunya.
Lima tahun lalu menjadi hari kelam kehidupan pria yang mempunyai nama lengkap Evan Anggara itu, bagaimana tidak? Pesta pernikahan yang harusnya berlangsung meriah itu menjadi saksi dimana dia harus kehilangan tiga orang yang disayang sekaligus karena insiden kecelakaan, hanya Angga yang selamat, tangannya patah dan tulang punggung nya remuk, namun tidak separah tiga anggota keluarganya, mereka naik mobil ber empat menuju gedung resepsi, iringan pengantin di belakang mereka, hingga sebuah truk melaju karena sopirnya mengantuk, menabrak mobil mereka hingga ringsek.
Angga memejamkan mata, membuka baju dan berjalan ke kamar mandi.
Mengingat itu hanya menorehkan luka, dia sayang Celia, wanita yang sebenarnya sudah dianggap adik olehnya, namun dia tak bisa menolak permohonan orang tuanya, mereka sudah sangat menyayangi Angga selama ini.
Karenanya dia mau menikahi Celia meski dia mempunyai janji kecil dengan Viera, ah Viera saja tidak ingat wajahnya, tentu saja karena saat itu Viera masih lima tahun kan?
Banyak yang bilang di usia lima tahun, anak - anak masih sering melupakan beberapa hal, mungkin termasuk Viera yang melupakan wajah dan janji Angga terhadapnya.
Angga menyalakan kran shower membasahi tubuh dan kepalanya, dia pada akhirnya akan menikahi Viera, namun entah kenapa hatinya sesak, mungkin karena Viera yang tidak mengenalnya?
Atau karena wanita itu mempunyai perasaan pada lelaki lain yang tak bisa dipintai pertanggungjawaban olehnya.
Angga Masih ingat ketika dia telah sembuh akibat kecelakaan itu, sibuk dalam pekerjaan adalah caranya menepis bayangan kebahagiaan dari orang tuanya dan Celia.
Mencari lokasi lain untuk restoran sederhananya, dan dia melihat wanita itu, wanita dengan mata bulat yang selalu dapat meluluhkan nya sejak kecil.
Name tag jelas tertulis Viera, nama yang tiba- tiba berkelebat dalam ingatannya, seolah menghantam pikirannya termasuk mengingatkan akan janji itu. Angga merasa, mungkin Tuhan sudah menakdirkan ini untuknya, meskipun dia sangat takut, mengingatkan Viera akan masa kelam di panti, dimana dirinya sering dihukum oleh ibu panti karena kenakalan kecilnya.
Setelah mandi, Angga membelit handuk di pinggang, mengambil ponsel dan menelepon seseorang, ya dia harus menyiapkan berkas pernikahan kan?
Setidaknya secara hukum dia resmi menjadi suami Viera.
***
Viera tak mempunyai ayah, sampai lulus sekolah menengah atas dia tinggal di panti asuhan, membuatnya tak mengenal sosok ayahnya, panti asuhan adalah keluarganya, sebelum dia memilih kost dan bekerja sambil kuliah.
Baru setelah lulus kuliah dia membeli apartmen dengan mencicil dari gajinya.
Itu sebabnya acara akad nikah hanya dilakukan di KUA dengan penghulu sebagai walinya.
Beberapa teman Viera diundang termasuk teman Angga yang merupakan pelayan restoran VansFood. Viera mengajak Angga tinggal di apartemennya, Angga pun tak menolak, membawa sekoper bajunya dan juga beberapa perlengkapan mandi, hanya terkadang dia tersenyum geli saat Viera benar-benar menganggapnya lelaki tak mampu yang hanya bermodal pakaian saja, biarlah nanti waktu yang menjawab, Angga tak perlu menjelaskan siapa dirinya kan?
Viera sudah mengganti kebaya putihnya dengan baju santai, duduk di sofa ruang tamu dan memegang kertas juga pulpen. Angga baru saja selesai mandi, hari semakin sore ketika dua pengantin baru itu memilih menonton televisi.
"Kita perlu bikin perjanjian kah?" tanya Viera menunjukkan selembar kertas putih dan pulpen.
"Untuk apa?"
"Ya barangkali kamu nggak nyaman?"
"Aku nggak perlu itu, tapi kalau kamu membutuhkan silakan tulis yang kamu inginkan,"
"Aku juga nggak perlu, kamu bebas melakukan apa saja, biaya makan sehari- hari, listrik dan lain sebagainya biar aku yang tanggung, kamu hanya perlu menjadi ayah dari anak ini," Viera mengganti channel televisi dengan remote, memilih tontonan menarik lainnya.
"Kita menikah secara resmi karenanya biar aku ikut menanggung biaya lain sebagainya," Angga menoleh pada Viera yang kini mengangkat kedua kakinya dan melipat di sofa sangat santai.
"Oke, tapi jangan salahin aku kalau gaji kamu habis sebelum waktunya, katakan saja biar nanti aku lengkapi,"
"Iya, santai saja," Angga mengangkat tangannya, mengulet dan merentangkan tangan seolah merangkul Viera.
Viera menoleh pada Angga dan memajukan wajahnya, Angga beringsut mundur.
"Mau apa?" tanyanya kaget.
"Ya barangkali kamu mau melakukan hubungan suami istri?" Viera mengangkat sebelah alisnya, Angga menarik nafas memajukan wajahnya dan mengusap pipi Viera, mencium bibir wanita itu yang ranum, Viera mengalungkan tangan di leher Angga, membalas ciuman Angga dan dia cukup berhasrat pada lelaki tampan yang kini membelit lidahnya dan mempermainkan nya di dalam sana.
Saat ciuman semakin memanas, Angga melepaskan ciuman itu, mengusap bibir Viera yang menebal, lalu usapannya turun ke perut Viera.
"Nanti saja, jika dia lahir kita nikah ulang dan aku akan lakukan apa yang aku mau," ucap Angga melepas tangan Viera yang melingkar di lehernya. Tersenyum dan meninggalkan Viera yang merasa hawa panas karena nafsunya yang sudah melambung.
"Kamu nggak tertarik sama aku?" Viera membalik tubuh, memperhatikan Angga yang berjalan ke dapur, mengambil gelas dan botol air minum di kulkas.
"Tertarik," jawabnya singkat. Menuang air dingin itu dan membasahi tenggorokannya.
"Apa kamu gay?" Viera masih penasaran mengapa lelaki di hadapannya ini tak mau menyetubuhinya nya bukankah mereka telah menikah?
"Aku normal Viera," Angga membawa segelas air minum dan menyerahkannya pada Viera.
"Tapi belum waktunya sekarang, hmm kalau kamu mau dipuaskan nggak apa-apa, tapi aku nggak mau penetrasi," bisik Angga, hampir Viera tersedak air yang diminumnya.
Angga mengambil remote dan mengganti ke channel kartun di sore hari.
"Kapan check up ke dokter?"
"Nggak tau," jawab Viera asal, mengambil ponsel dari meja dan memilih membaca banyak pesan yang masuk, sejak upload foto pernikahan dengan buku nikah di tangan mereka, banyak sekali pesan masuk, ada yang mengucapkan selamat dan adapula yang menyumpah serapahinya, seperti pria yang ditulis dengan nama b******k! Ya pria yang merupakan ayah biologis si bayi, mereka sudah putus Minggu lalu dengan alasan Viera ingin menikah, namun lelaki itu tak mau tahu, Viera pun segera memblokir kontak itu, setidaknya keinginan tercapai, memberitahu pada pria bernama Sammuel itu agar tak menganggu dia lagi karena dia telah menikah saat ini.
Angga memegang tangan Viera yang bebas, Viera menoleh, "mukanya biasa aja," tutur Angga, Viera mengentakkan tangan Angga dan memilih ke kamar, sebaiknya dia mandi lagi, udara benar-benar terasa panas disamping Angga.
Meninggalkan Angga yang terkekeh sambil menggeleng, sebagai lelaki normal, dia juga ingin merasakan nikmatnya berhubungan dengan istri sendiri, namun dia tahu diri, Viera sedang mengandung saat ini.
Dia ingin pernikahan ulang nanti, setelah melahirkan untuk benar-benar mensyahkan hubungannya, toh dia juga belum tahu usia kandungan Viera saat ini, dari yang dia dengar pernikahan dengan kondisi wanita yang tengah hamil, harus mengadakan lagi pernikahan ulang nanti setelah melahirkan, karenanya dia akan mencoba bersabar sampai bayi itu lahir untuk menuntaskan hasrat kelaki-lakiannya, tak hanya itu, dia juga menginginkan Viera mencintainya dan melakukan atas dasar cinta, buka terpaksa karena mereka telah menikah.
Angga yakin, dia bisa membuat Viera jatuh cinta padanya.
***