RIBETNYA PERJODOHAN
“Kai ( panggilan untuk seorang kakek dalam bahasa Banjar ) menilai dia dari sudut mana?” tanya Renny. Saat itu dia baru dua bulan lulus S1 demikian juga kakak kembarnya Henny tapi mereka dari kampus yang berbeda juga bidang studi yang berbeda.
“Yang pasti dia anak keluarga terpandang, masa depannya cerah. Dia juga taat beragama,” kata Yusuf Mulla, kakek Renny dari garis ibunya.
“Mungkin Kai melihat dia dari sudut pandangan keluarganya, mungkin Kai menilai dia dari sudut omongan orang-orang di sekitarnya. Coba Kai lihat dari sudut pandangan kami sesama anak muda dan teman-teman kuliahnya. Dia pemuda yang tukang main perempuan dan ada dua perempuan yang sudah dia hamili, tapi dia tak mau bertanggung jawab. Yang satu mencoba bunuh diri yang satunya menggugurkan kandungannya. Kalau info yang aku punya salah, aku akan menerima perjodohan ini, tapi kalau info itu benar, sejak saat ini jangan pernah Kai menjodoh-jodohkan aku dengan siapa pun karena aku bisa cari jodohku sendiri!” kata Renny tegas.
Dan terbukti bahwa semua omongan Renny adalah benar. Pemuda yang akan dijodohkan dengannya ternyata memang sangat buruk kelakuannya, sehingga sang kakek tidak berani lagi menjodohkan Renny dengan pemuda mana pun. Sesuai ancaman Renny.
Sejak itu Renny langsung menerima panggilan kerja di Singapura. Tempat Bima jadi bigbozznya sejak empat bulan lalu.
Hampir dua tahun Renny bekerja di Singapura. Empat bulan lalu dia mendapat atasan baru yang bernama Bima Hadipraja Kasrani. Sebagai seorang gadis tentu saja Renny sangat menyukai sosok tampan dan diam pemuda tersebut, tapi dia tidak berani bertingkah laku aneh karena di sini dia adalah sekretaris yu-nior bukan sekretaris utama tak pernah dia bisa bicara berdua dengan Pak Bima atasannya tersebut.
≈≈≈≈≈
‘Aku suka dia dan aku juga suka kinerjanya. Baru kali ini aku suka pada sosok wanita. Dan itu DIA. Dia perempuan pertama yang bisa membuat jantungku keluar dari track lintasan.’
‘Kalau aku lihat datanya, dia sama dengan aku sama-sama dari Banjarmasin. Tapi aku nggak berani mendekati. Aku takut kecewa. Tapi perasaan ini baru sekali aku rasakan. Apa ini yang disebut jatuh cinta?’ kata Bima dalam hatinya saat melewati meja administrasi menuju ke ruangannya.
Bima seorang CEO muda yang baru saja mendapatkan usahanya dari hibah seorang bapak yang kecewa karena putra tunggalnya merebut kekasih Bima dan membuat malu seluruh keluarga besar.
Bima punya satu sekretaris utama dan tiga sekretaris pembantu. Salah satunya adalah gadis yang dia sering pandangi secara diam-diam.
Dara itu bernama Renny, asli Banjarmasin. Bima sudah meneliti bio data Renny, tapi sampai saat ini Bima belum berani mendekati gadis itu dia hanya mencuri-curi wajah pujaan hatinya.
Tak ada alasan khusus untuk Bima harus berdua dengan Renny di masalah pekerjaan, jadi Bima memang ragu untuk mendekati Renny.
‘Ya ampun. Senyumnya manis banget,’ kata Bima suatu kali saat melihat Renny sedang bercanda dengan beberapa rekan kerjanya.
‘Dia teramat anggun.’ kata Bima suatu kali saat melihat Renny sedang makan bersama teman-teman di kantin perusahaan.
‘Apa itu pacarnya?’ batin Bima ketika secara tak sengaja dia melihat dari kejauhan Renny sedang berbelanja di pusat perbelanjaan Singapura. Saat itu Renny bersama seorang ibu-ibu dan seorang pemuda yang selalu menjaga Renny dengan sangat care seakan-akan dia adalah pahlawan bagi gadis tersebut. Tentu saja Bima semakin minder.
Tiga bulan sudah Bima menjadi penguntit atau stalker Renny. Dia sangat mendamba gadis tersebut, tapi belum punya keberanian. Dia memang hebat dalam pekerjaan. Tapi nol besar dalam percintaan. Dulu dengan Aristy mantan kekasihnya, dia belum merasakan hal ini, kalau Aristy tak menghubungi, dia tak merasa rindu. Berbeda dengan perasaan dengan Renny. Kalau akhir minggu dia merasa gundah gula tak sabar menanti hari Senin agar bisa segera bertemu dambaan hati.
Hari Jumat sore adalah awal hari kelabu untuk Bima, karena sejak hari Jumat sore dia tak akan bisa menikmati wajah yang bisa membuat dunia berwarna warni. Bima akan bersemangat kerja di hari Senin, hari saat harapannya membuncah guna melihat pujaan hati.
Sudah empat bulan Renny selalu tidur dalam dekapan Bima, begitu bayangan yang ada di benak Renny mau pun benak Bima. Keduanya sama-sama memendam rasa, tapi tak berani mengungkapkan.
Keduanya selalu membayangkan kalau orang yang mereka sukai sudah jadi milik pribadi mereka dan menghabiskan malam panjang bersama.
“Bapak memanggil saya?” tanya Renny ketika siang itu dia diberitahu rekannya kalau dia dipanggil ke ruangan Pak Bima. Direktur cabang perusahaan tempat dia bekerja.
“Duduk,” jawab Bima. Sungguh Bima bergetar dan tak percaya diri bisa satu ruangan berdua dengan wanita dambaannya. Renny pun sama, dia sangat memuja atasannya ini.
“Kamu dari Banjarmasin?” tanya Bima, dia masih sibuk mengatur debar jantungnya sendiri agar jantungnya tak lompat keluar.
“Benar Pak,” jawab Renny dengan menunduk. Dia tak berani berharap lebih. Lelaki di depannya adalah ‘teman tidurnya’ beberapa waktu belakangan ini. Lelaki itu sering hadir memeluk dan mereka tidur bersama dalam mimpi. Pelukan yang hangat lelaki itu membuat dia merasa nyaman, dan sekarang secara real lelaki itu ada di hadapannya.
“Sudah berapa lama kamu kerja di sini?”
“Saya di sini sudah dua tahun Pak.”
”Apa kamu punya kakak atau adik perempuan atau saudara kembar perempuan?”
”Iya Pak, saya punya saudara kembar perempuan,” jawab Renny gugup. Dia tak bisa mengira ke mana arah pembicaraan bossnya di kantor sekalian juga boss di hatinya. Sosok yang merajai hatinya.
“Apa ini?” tanya Bima sambil menyodorkan foto Henny.
“Benar Pak. Ini foto kakak saya. Namanya Henny. Ada apa ya Pak? Kenapa foto ini ada di Bapak?”
“Satu minggu lalu Bapak saya mengirimkan foto ini, katanya ini adalah foto calon istri saya,” kata Bima dengan berat dan wajahnya seperti bingung. Semalam dia berniat akan menukar Renny dengan Henny bila gadis di depannya mau.
Renny memandang mata Bima dia melihat keputusan di sana tapi dia pun tak bisa berharap banyak apalagi dia yang posisi sebagai adik dan memang sejak dulu tak mau tinggal di rumah karena tak mau dijodohkan dengan sang kakek.
‘Jadi selama ini dia sering memandangku karena ternyata aku mirip calon istrinya?’ kata Renny dengan putus asa.
‘Tapi dia bilang barusan, dia baru diberi kabar satu minggu lalu, artinya dia memandangiku bukan karena Kak Henny kan?’
‘Yang pasti aku akan minta resign atau minta mutasi saja. Aku tak bisa kerja satu lokal orang yang aku sukai ternyata memilih kakakku sendiri. Aku tak mau salah langkah. Belum lagi nanti kalau kak Henny tinggal di sini bersama suaminya, pasti aku akan bolak-balik saat kak Henny minta ke rumahnya. Aku tak mau.’
Renny langsung memutuskan dia akan meninggalkan Bima apa pun yang terjadi.
Bima bertekad akan minta pada kai-nya agar menukar Henny dengan Renny. Dia akan memperjuangkan tekadnya. Siang ini dia belum mengatakan hal itu pada Renny, dia akan coba negosiasi dulu dengan kakeknya, baru dia akan mengatakan pada Renny kalau pilihannya adalah Renny bukan Henny dan dia akan minta Renny berjuang bersama mewujudkan cinta mereka.