Suamiku Menghilang Setiap Malam Bab 16 : Dua Kali Mimpi Buruk “Sindy, bangun, Nak!” Suara Mama terdengar samar-samar. “Agghh!!” jeritku sambil duduk. Kuusap wajah yang sudah banjir keringat dan menarik napas lega karena kejadian barusan hanya sebuah mimpi, sedang Mama menatapku dengan raut wajah bingung. “Kamu mimpi buruk, Sin?” tanya Mama sembari mengulurkan segela air putih ke hadapanku. Aku mengangguk seraya meraih gelas air itu lalu menenggaknya sedikit, kemudian mengembalikannya ke tangan Mama. “Makanya kalau mau tidur itu berdoa dulu. Oh iya, di ruang tamu ada Gilhan, dia mau jemput kamu pulang,” ujar Mama. “Ma, Sindy nggak mau pulang,” jawabku dengan menggeleng ngeri saat mengingat mimpiku barusan dengan keadaan di rumah Mas Gilhan. “Jadi, Mama bilang apa dengan Gilhan, Sin