Laki laki Gak Ada Akhlak

1605 Words
Meski sudah larut, Ega memutuskan untuk terus berjalan menyusuri sebuah dusun yang sangat sepi itu. Sama sekali tidak ada penerangan baik itu lampu jalan atau penerangan dari rumah warga sekitar. Kebanyakan rumah menggunakan bohlam berukuran kecil sehingga tidak sampai ke jalan. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara gaduh dari sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari jalan. Sejenak Ega meperhatikan ke kanan dan ke kiri. Tak ada rumah lain selain rumah itu. Dengan langkah setengah berjingkat, Ega mendekati rumah tersebut. Rumah kecil terbuat dari papan tanpa lantai sama sekali tidak memiliki lampu di depan nya. Sehingga kehadiran Ega tiada yang menyadari. Di depan terdapat sebuah bangku reot. Ega duduk di situ sambil telinganya di dekatkan ke dinding. Keributan itu terdengar dari seorang laki laki dan seorang perempuan. " Kemarin ku dengar kau punya simpanan emas" ucap laki laki itu setengah membentak. Ega berusaha memahami pembicaraan mereka. Pembicaraan mereka sangat terdengar jelas karena selain sudah malam, dusun ini benar benar sunyi. Ega berusaha mengintip dari lubang kecil yang ada di dinding rumah itu. Samar samar terlihat laki laki kurus tinggi dengan memakai sweater. Rambutnya keriting seperti orang n***o. Kulitnya hitam. Sementara di depan nya duduk seorang perempuan dengan memakai daster yang lusuh. Berkulit putih, rambut sebahu yang di ikat sedang tertunduk sambil memegangi wajahnya. Tak jauh dari mereka terlihat seorang bayi mungil sedang tertidur. "Dimana emas itu kau simpan?!" lagi lagi laki laki itu membentak. Perempuan itu hanya menunduk dan menggelengkan kepala tanpa berani melihat ke arah laki laki itu. Terlihat laki laki itu menuju ke sebuah bangku kayu. Dia duduk dengan wajah tetap menghadap ke arah perempuan itu. Perempuan itu terlihat syok. Wajahnya pucat. " Kau jangan main main sama aku. Jangan mentang mentang kau anak orang kaya terus semena mena sama suami. Aku ini suami mu. Kau dengar kan? Harta ku ya harta mu. Harta mu ya harta ku. Sekarang aku butuh uang buat deposit. Aku sudah habis semuanya. Motor pun sudah aku tukar. Cuma ini kesempatan ku menang. Aku pasti menang. Jadi, sekarang aku butuh emas itu. Nanti kalau menang aku pasti ganti" kali ini perkataannya sedikit pelan. Kini Ega mulai paham apa sebab pertengkaran ini. Ega melihat di depan terparkir sebuah motor bebek yang sudah jelek. Kembali Ega mengintip kejadian di dalam. " Seharusnya abang sadar, sekarang keadaan lagi susah bang. Aku jualan juga sering gak habis. Disaat aku sama Rara butuh abang, abang selalu gak ada. Sekalinya pulang abang selalu marah marah. Aku gak apa apa abang gak punya pekerjaan, tapi tolong abang jangan berjudi lagi. Jangan mabuk mabukan lagi. Kami sayang sama abang. Tapi abang selalu bersikap seperti itu" perempuan itu mencoba memberikan argumen kepada laki laki keriting itu yang ternyata adalah suaminya. " Kau jangan bilang aku gak kerja ya. Aku kerja. Berjudi itu bagian dari pekerjaanku. Sekarang kalau aku menang juga uangnya buat aku kasih ke kalian" tukas suaminya sengit. " Abang pikir apakah baik memberi makan anak istri dengan uang haram?" istrinya mulai berani. " Cukup!!!. Gak ada itu haram haram. Kita main ya menang itu hak kita. Karena kalau kita kalah juga kita yang menanggung. Sampai sini paham kau Ti?!" bentak si suami. Sang bayi terdengar merengek, dengan sigap sang istri menghampiri lalu menepuk nepuk p****t nya hingga bayi tidur kembali. " Sekarang kau tunjukkan saja dimana emas mu kau simpan!" ujar laki laki itu berdiri. " Aku gak punya bang" jawab istrinya. " Hah, kau jangan bohong!! jelas jelas kemarin aku pernah dengar kau bicara sama adikmu kau ada emas" si suami terlihat emosi. Tangan nya di kepal. " Aku sudah kasih ke adik ku buat biaya berobat ibu. Abang gak tau kan kalau ibu sedang sakit?" ujar sang istri sambil menoleh ke arah suaminya. Tiba tiba suaminya berdiri lalu menghampiri istrinya. Dengan kasar di jambak rambut sang istri. " Apa kau bilang! emas itu sudah kau kasih ke ibu mu! sungguh kau istri kurang ajar! kenapa kau tidak bicara dulu sama aku! aku itu suamimu!" Keadaan mulai memanas. Ega terlihat geram melihat kelakuan suami dari perempuan itu. Tapi dia berusaha menahan diri. Kepala wanita itu di tarik dengan wajah di hadapkan ke wajahnya sendiri. Mata laki laki itu melotot. Terlihat istrinya teriak kesakitan. " Abang sadar bang, sadar, abang kenapa jadi seperti ini?!" ujar perempuan itu sambil meringis kesakitan. Tangan nya berusaha melepaskan jambakan suaminya. Akan tetapi bukan nya di lepas, tapi malah semakin di tarik sampai sampai istrinya menangis. " Kau tidak usah menasehati aku. Yang penting mana emas itu sekarang atau ku bunuh kau sekalian!!" Ega terkejut mendengar kata kata si suami. Perempuan itu semakin menjerit. Dan tiba tiba... "Plakk!!!" tangan laki laki itu mendarat di pipi istrinya. Sang istri terlihat kaget sambil menahan sakit akibat tamparan suaminya. Dia menangis. Ketika hendak berkata, lagi, tangan laki laki itu memukul mulut istrinya bertubi tubi sampai bibirnya terlihat mengeluarkan darah. Si suami terlihat seperti kesetanan. Terlihat sang istri berusaha menangkis tapi percuma. Sang istri terlihat mulai lemas. Entah telah berapa kali laki laki itu menampar istrinya bertubi tubi. Ega mulai geram. Giginya gemeretak. Dan tanpa di duga laki laki itu melepaskan jambakan nya dengan kasar sehingga istrinya terjungkal di kasur. Si bayi terdengar menangis. Laki laki itu menuju ke arah dapur. Ega memiliki firasat buruk. Dan benar saja, dia keluar dengan menenteng sebilah golok. Wajahnya terlihat bengis. Dan ketika laki laki itu hendak menebaskan golok nya ke arah istrinya, tiba tiba... "Brakkk...!!!" Ega mendobrak pintu dan langsung memukul laki laki itu. Terlihat laki laki itu terkejut dan tidak menyangka ada orang lain di rumah nya. Spontan dia menebaskan goloknya ke arah Ega namun dengan sigap ega mengelak dan memberikan beberapa pukulan ke arah wajah, tangan, perut dan paha laki laki itu. Golok terlempar ke arah bayi namun dengan sigap Ega menangkapnya. Kini golok sudah berada di tangan Ega. Laki laki itu tersungkur memegangi perutnya. Ega terlihat tenang. Sementara sang istri memeluk bayi nya. " Kau siapa, b*****h!" maki laki laki itu sambil berusaha bangun dan menahan sakit. Ega tersenyum. " Aku Ega, dan kau laki laki pengecut. Kenapa kau siksa istrimu?! padahal tugasmu sebagai suami adalah melindunginya. Bukan malah menyakitinya" Tukas Ega tenang. " Hah..!! tak usah kau ikut campur urusanku..!! cepat pergi dari sini..!!" teriaknya. " Aku sudah mendengar semuanya, dan sudah ku rekam pembicaraan kalian dengan hp" wajah nya terkejut mendengar ucapan Ega. Dan tiba tiba dia kembali menyerang ega. Tentu saja, bagi Ega hal yang mudah. Dengan beberapa tangkisan dan pukulan balasan, kini golok di tangan Ega sudah menempel di leher laki laki itu. " Tolong jangan bunuh suami ku.." ucap istrinya lirih. Ega melirik ke arah sang istri. " Kau dengar itu? walaupun kau sudah meng aniaya istrimu, tapi dia tidak ingin aku melukaimu. Buka telinga mu lebar lebar. Lihat dengan mata mu. Bagaimana kekuatan cinta itu benar benar tidak perduli atas rasa sakit yang di alami. Kau mau tau rasanya di tampar seperti tadi?!" tiba tiba ega menjambak rambut laki laki itu dan menampar mulut si suami bertubi tubi. Sama persis apa yang telah dia lakukan terhadap istrinya. " Bagaimana?! sakit tidak?! sakit kan? makan nya jangan melakukan sesuatu terhadap orang lain jika kau tak mau orang lain berbuat seperti itu kepadamu!" dengan kasar Ega melepaskan jambakan nya. Laki laki itu jatuh terduduk. " Sekarang kau minta maaf sama istrimu dan berjanji perbuatanmu tidak terulang lagi" ujar Ega. Laki laki itu tidak langsung menjawab. " Ayo!!" bentak Ega. " Maafkan aku Ti" ujar lelaki itu pelan. " Yang Kenceng..!!" bentak Ega. " Maafkan aku Ti!" ucap laki laki itu keras. " Kau itu seorang laki laki. Ayah dari anak mu dan suami dari istrimu. Tugas mu melindungi mereka, bukan malah menyakiti mereka. Apa yang kau lakukan ini sudah melanggar pasal 44 ayat (1): ”Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah). Apalagi kau habiskan uang istrimu untuk main judi. Kau pikir orang bisa kaya karena judi? judi itu cuma akal akalan saja. Pakai otakmu. Paham kau?!!" kemudian ega menyeret keluar laki laki itu. Tak ada perlawanan. " Karena kesalahanmu cukup fatal, maka kau harus di beri sedikit pengingat agar ketika kau mau melakukan hal tadi, kau akan berpikir lagi untuk melakukan nya" lalu Ega membeset tangan laki laki itu dengan Golok. "AAkh..!!" teriak laki laki itu. Lalu Ega pergi meninggalkan rumah itu dengan santai dan melanjutkan perjalanan nya. Beberapa waktu berlalu. Seperti biasa, Ega yang selalu berkelana melewati dusun dusun. Dan kali ini, dia melewati dusun yang beberapa waktu lalu pernah ia lewati. Dia masih ingat dengan rumah papan yang dulu hampir terjadi pembunuhan suami terhadap istri nya. Sejenak dia celingukan. tak ada rumah lain kecuali sebuah rumah gedung dengan cat hijau tua. Di depan nya terparkir sebuah mobil hitam. Ada laki laki dengan rambut keriting sedang menggendong balita sambil menyiram bunga di halaman. Dan ketika orang itu melihat ke arah Ega, dia berteriak sambil berlari ke arah Ega. " Ega..!!" terlihat gembira sekali laki laki itu. " Masih ingat aku tidak?" Ega tersenyum. " Ingat lah. Laki laki gak ada akhlak yang mau bunuh istrinya yang cantik kan?" ucap Ega. Kemudian laki laki itu memeluk Ega. " Terimakasih Bro, atas semua nya. Berkat kau aku jadi sadar. Dan sekarang aku jadi pedagang sayur di pasar bersama istriku" ujarnya sambil matanya berkaca kaca. Ega tersenyum. " Syukurlah jika demikian" ujar Ega singkat. " Aku jalan dulu ya. Jaga baik baik anak istri mu" ucap Ega sambil kembali melangkah. " Pasti bro, pasti itu" balas laki laki itu dengan penuh semangat. Sampai ketemu di perjalanan ega dalam episode selanjutnya ya........
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD