bc

Perjalanan

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
revenge
time-travel
humorous
kicking
mystery
scary
coming of age
special ability
intersex
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Ega adalah seorang laki laki dengan banyak kemampuan. selalu bisa menarik perhatian lawan bicara. Dan memiliki prinsip hidup berpindah pindah dan tidak pernah menetap. Sejak perjalanan nya di mulai, hingga dia mencapai sebuah kehidupan dimana semuanya berubah. Sebuah cerita fiksi dengan banyak adegan dan cerita yang selalu menarik untuk di ikuti. Mengandung banyak petuah bijak dan kata kata motivasi yang bermanfat bagi kehidupan. selalu ada hal menarik dalam setiap episode.

chap-preview
Free preview
Lelaki Tangguh itu bernama Ega
Terlihat seorang laki laki berperawakan kecil tapi tegap berlari menuju ujung kampung. Di belakang nya terlihat puluhan laki laki dewasa mengejar sambil mengacungkan apa saja. Ada yang membawa parang, tombak, kayu, besi. Mereka berteriak teriak seraya terlihat emosi. " Maling maling maling...!!!" teriak mereka. Lelaki yang di kejar terlihat berlari tapi santai saja. Berbeda dengan orang orang yang mengejar, terlihat sangat nafsu sekali. Nafsu ingin membunuh laki laki itu. Ada yang janggal dari kejadian ini. Dari arah belakang terlihat segerombolan sepeda motor memotong jalan orang orang yang berlari. Mereka pun sepertinya terlihat dari pihak yang sama. Sambil membawa motor mereka mengacungkan berbagai macam senjata tajam. Banyak anak anak dan ibu ibu berlarian menyaksikan kejadian yang cukup menghebohkan itu. Mereka terus berkejar kejaran sampai masuk ke dalam area hutan. jalan itu berujung pada sebuah sungai besar. Hingga akhirnya pemuda itu benar benar terpojok. Dengan santai dia membalikkan badan nya. Orang orang yang tadinya mengejar dengan penuh amarah, tiba tiba terhenti. Seseorang dari mereka maju dan berteriak. " Mau lari kemana kau maling laknat!!!" disambut teriakan dari orang orang yang berada di sekitarnya. Suasana tiba tiba berubah tegang dan ricuh. " Diam kalian.!!" satu teriakan pemuda itu tiba tiba membuat kaget puluhan orang yang seperti kesetanan itu. Suasana mendadak hening. Tiba tiba seperti ada hembusan angin dari arah belakang pemuda itu. Wajah nya sama sekali tidak terlihat panik. " Dari tadi kalian mengejar ngejar saya. Meneriaki maling. Apa yang saya maling?! Apa kalian tidak melihat saya tidak membawa satu barang apapun?!" teriak pemuda itu lantang. Dia maju selangkah. Orang orang yang hendak menyerangnya terlihat mundur 2 langkah. " Kenapa kalian diam?! ayo jawab, siapa di antara kalian yang barang nya saya curi?!" orang orang itu mulai saling pandang. Diantara mereka ada yang berbisik bisik. Pelan pelan senjata yang semula di acungkan mulai turun satu persatu. Kini gerombolan orang orang itu terlihat seperti kebingungan. " Kami mendengar teriakan maling, dan ada beberapa orang yang mengejarmu. Makanya kami ikut mengejar" ucap seorang pria berbadan kurus dengan pakaian seperti habis dari kebun. Di tangan nya terlihat sebuah cangkul. " Kenapa kalian mudah sekali percaya untuk sesuatu yang belum pasti? apakah dengan kalian berbuat seperti ini adrenalin kalian puas?!" sentak laki laki itu. Gerombolan orang orang itu sebagian ada yang tertunduk. Sebagian mulai mundur. " Jika kalian menilai saya seorang maling, pakai otak kalian, gunakan insting intelegensi kalian, jangan mudah ikut ikutan seperti ini. Sekarang saya tanya, siapa yang mau memukuli saya, ayo maju. Satu lawan satu!" teriak pemuda itu sambil memasang kuda kuda. " Kalian laki laki jangan seperti pengecut. Beraninya cuma main keroyokan. Kalo enggak keroyokan, beraninya cuma koar koar di medsos. Ayo siapa yang mau maju duluan, sini!!!" begitu selesai laki laki muda itu berkata, tiba tiba dari arah belakang, seseorang berperawakan tinggi berlari menuju ke arah anak muda itu sambil menghunuskan sebilah parang sambil berteriak. "Aaaaarg..!!!" suasana menjadi tegang kembali. Tanpa di duga hanya dengan sekali pukul, laki laki berbadan besar itu tersungkur sambil memegangi perut nya. Parangnya terpental beberapa meter. Kaki anak muda itu di injakkan di kepala orang yang menyerangnya tadi. " Kalian lihat orang ini. Badan nya saja besar, tapi lihat skill nya kosong. Cuma modal nyali tanpa skill sama aja bohong.!!" gerombolan itu mulai mundur teratur. Bahkan sebagian ada yang mulai balik kanan. " Musuh kalian itu bukan saya. Saya cuma lewat di kampung kalian. Orang pertama yang meneriaki saya maling itu tuh, bapak bapak yang perutnya buncit brewokan. Gara gara minta rokok ke saya gak saya kasih karena saya gak punya" ujar pemuda itu sambil menunjuk ke salah seorang yang ada di gerombolan. Orang yang di tunjuk seketika pucat wajahnya. Orang di sekelilingnya mulai menatap tajam, lalu mulai mengerubungi bapak bapak itu. Wajah nya ketakutan, tiba tiba dari arah belakang, ada sebuah bogem mendarat di dagu bapak bapak itu. "Bukk..!!" " Aduh..!!" teriaknya kencang sambil memegang dagunya. Kejadian itu memancing yang lainnya untuk memberikan hal yang sama kepada bapak buncit itu. Tangan nya menutupi kepala nya. " Berhenti..!!!" teriak pemuda tadi. " Benar benar kalian ini tidak memiliki otak. Apakah kalian pikir sekolah itu cuma mengisi waktu luang?" ucap pemuda itu lantang sambil mengurai orang orang yang memukuli bapak bapak tadi. " Tadi kalian mau menuruti omongan nya, sekarang kalian malah mau memukuli nya setelah kalian tahu yang sebenarnya. Begitu mudahnya pola pikir kalian di setir oleh situasi dan emosi. Jika begini terus, mau sampai kapan Negara ini maju?!" suasana kembali hening. Tangan pemuda itu memegang tangan si bapak provokator. Membantu nya berdiri. Kerumunan kembali melonggar. Kini berpuluh pasang mata terlihat seperti orang orang yang menyesal. " Dengarkan. Nama saya Ega. Saya seorang pengembara. Selalu pergi kemana kaki saya melangkah. Hidup saya tidak seperti orang kebanyakan. Tapi saya selalu mendapatkan pelajaran dari setiap wilayah yang saya lewati. Pesan saya kepada kalian semua, jangan pernah tertipu dengan kondisi. Belajar peka, dengarkan insting kalian. Bukan emosi kalian. Perbuatan kalian tadi tak ubah nya seperti gerombolan sapi. Cuma ikut ikutan. Bahkan kalian sendiri tak bisa bertanggung jawab atas perbuatan kalian sendiri. Musuh kalian itu bukan saya, bukan juga bapak ini. Musuh kalian adalah setan yang ada di dalam d**a kalian. Kalian harus lawan. karena jika tidak, maka kalian yang akan di kuasai oleh setan tersebut. Sampai sini, apakah kalian paham?!" ujar pemuda itu yang ternyata bernama Ega. Suasana masih hening. " Kalian paham tidak..!!!" ulang nya lagi. " Paham..!" sahut beberapa orang. " Paham tidak.!!!!" teriak ega lebih keras. " Paham.!!!" sahut mereka. kali ini suasana sudah tidak setegang tadi. Wajah orang orang itu di perhatikan oleh Ega satu persatu. " Apakah masih ada yang ingin memukuli saya?!" tanya Ega lagi. " Tidaak.." sahut mereka. " Ya sudah, sekarang kalian bubar. Ingat pesan saya, pakai otak kalian untuk memutuskan segala sesuatu. Pelajari lewat insting kalian Jangan asal ikutan saja tanpa tahu kemana arah tujuan, apa sebab musabab nya. Ayo bubar bubar" teriak Ega. Satu persatu mereka membubarkan diri. Bapak buncit masih terlihat ketakutan. Karena tangan nya masih di pegang ega dengan keras. " Bapak jangan pergi dulu, urusan kita belum selesai" " Ampun, jangan lukai saya anak muda" ujarnya memelas. Ega tersenyum. " Bapak tidak ingat dengan perbuatan bapak tadi? sekarang bapak ketakutan seperti itu. Saya kasih tau nih ke bapak, kalau bapak butuh sesuatu, bapak harus berusaha dengan tenaga bapak. Jangan cuma meminta ke orang lain. Giliran tidak di kasih bapak marah dan memprovokasi orang orang untuk memuaskan kemarahan bapak yang sama sekali tidak beralasan" " Iya dik, bapak hilaf. bapak mohon maaf" ujarnya memelas. Ega tertawa kecil " Saya maafkan, tapi segala perbuatan harus ada konsekuensi nya agar ada efek jera" sahut ega sambil menarik paksa tangan bapak itu menuju tepi sungai. " Sssaya jangan di apa apakan dik" ucap bapak itu menahan sambil berupaya melepaskan cengkraman tangan Ega. Ega seakan tak memperdulikan nya. " Siapa yang mau mengapa apain bapak. Tenang aja, bapak jika ingin berbuat sesuatu yang tidak baik pasti akan selalu ingat kejadian ini" ujar ega masih terus menarik tangan si bapak. Sesampainya di tepi sungai, ega melihat tepian sungai itu tak memiliki batu. Jarak dari atas tebing ke sungai sekitar 5 meter. Tak ada batu batuan di tepi sungai itu. " Ampun dik, ampun jangan bunuh saya" ujar si bapak memelas. " Saya tidak akan membunuh bapak. Walaupun perbuatan bapak tadi hampir membunuh saya. Bapak bisa brenang kan?" tanya ega sambil terus menarik paksa tangan si bapak. " Bbbpak tidak bisa renang dik.." wajahnya pucat, bicara nya terbata bata. Ega terus menarik lengan si bapak dengan keras. " aampun dik aampun..bapak gak bisa renang" kali ini si bapak mulai merengek hampir menangis seperti anak kecil. Dan dengan sekali paksa, badan si bapak yang gendut itu terlempar ke sungai. " Bapak belajar kalo ga bisa. Bagaimana caranya bisa menyelamatkan diri sendiri" teriak Ega, dan... "Byurrr..." si bapak terlempar ke sungai. Beberapa orang yang masih tersisa menghampiri sambil berlari. " Baaang...itu sungai angker..!!" teriak mereka sambil menuju ke arah Ega. Ega terlihat santai saja. Sambil melihat si bapak berusaha berenang ke tepi meski dengan bersusah payah. Ketika hampir mencapai tepi, si bapak mulai kewalahan dan mulai tak terlihat. Ega dengan sigap langsung masuk ke sungai. Beberapa orang terlihat panik melihat kejadian itu. Hampir 5 Menit mereka berdua tidak terlihat. Dan ketika suasana semakin tegang.... "Splassshh..." terlihat Ega menarik baju si bapak ke arah tepi sungai. Lalu di pukul pukul nya pipi si bapak. Tak lama si bapak tersadar. Orang orang yang berada di atas terlihat lega. Ega dan si bapak menuju ke atas dengan si bapak di papah oleh Ega. Si bapak masih terlihat lemas. Dia menangis. Sementara Ega terlihat biasa biasa saja. Sesampainya di atas, sebagian orang yang masih ada membantu mereka duduk di tepi tebing sungai. Ega kemudian berdiri. " Terimakasih atas bantuan bapak bapak semuanya. Semoga hari ini mampu memberikan pengalaman dan pelajaran berharga untuk kita semua. Saya akan melanjutkan perjalan saya kembali. Tolong si bapak antarkan ke rumah nya. Saya mohon maaf jika saya ada kesalahan dengan kalian" ujar ega sambil merapatkan tangan nya di d**a. Kemudian dia pun melangkah pergi meninggalkan beberapa orang yang membantu si bapak beranjak pulang. Waktu berlalu, hari berganti. tak terasa beberapa tahun berlalu. Ega seperti biasa berjalan menyusuri jalan dari dusun ke dusun. Kampung ke kampung. Dan ketika dia melewati sebuah rumah besar, ada seseorang yang memanggilnya. " Ega..!!" ega berhenti. Dia tertegun, siapa yang tau namanya? Ega menoleh ke arah rumah besar itu. Terlihat bapak bapak brewokan dengan perut buncit berlari menghampiri lalu memeluk Ega. Ega terlihat bingung. " Ega, ini aku bapak bapak yang dulu kamu ceburin ke sungai. Masih ingat kan?" Ega mengerenyitkan dahinya, berusaha mengingat. Tak lama Ega tersenyum. " Saya ingat pak. Bapak apa khabar?" tanya ega sambil tersenyum. " Saya baik baik saja dik. Bahkan lebih baik. Semenjak kejadian waktu itu, saya menjadi sadar. Saya sebenarnya pintar, cuma saya itu orang nya malas. Makanya saya kerjanya cuma malak malakin orang dan memprovokasi orang. Tapi sejak kejadian itu, saya berubah, saya pergunakan kepintaran saya untuk berusaha dan membantu orang lain. Dan sekarang, saya di percaya oleh warga untuk menjadi kepala desa disini. Ayo mampir, ini rumah saya" ujar si bapak sambil menunjuk rumah besar itu. Ega melihat si bapak dengan tatapan aneh. " Benar ini rumah bapak?" tanya Ega. " Benar dik" jawab si bapak. " Berapa gaji seorang kepala Desa pak?" tanya Ega dengan tatapan curiga. " Kecil dik, cuma saya juga sambil usaha. Saya ternak lele, memelihara domba, juga sapi" ucap si bapak berusaha meyakinkan Ega karena Ega seolah menuduh si bapak korupsi uang masyarakat. Si bapak menunjuk area peternakan yang berada di sebelah rumah nya. " Itu semua milik bapak?" tanya Ega. Si bapak mengagguk. " Syukurlah kalau begitu pak. Saya cuma berpesan, Jangan sesekali bapak mengambil uang masyarakat demi kebutuhan bapak pribadi. Bapak di pilih oleh masyarakat karena bapak pintar, bapak mampu. Jadi sekarang waktunya bapak pergunakan kemampuan dan kepintaran bapak untuk di berikan kepada masyarakat agar desa yang bapak pimpin bisa lebih maju di banding sebelumnya" tukas Ega sambil mengelus pundak si bapak. " Ayo Ega mampir dulu" ajak si bapak kepada Ega dengan ramah. " Terima kasih pak. Saya harus melanjutkan pengembaraan saya lagi" jawab ega sambil merapatkan kedua telapak tangan nya di d**a. Si bapak pun membalas dengan hal yang serupa. Ega melangkah menuju senja. Apa yang barusan di alami merupakan sebuah pelajaran berharga bagi siapapun. Tak akan ada sesuatu yang menjadi sia sia jika kita bersungguh sungguh. Dan tiada kata terlambat bagi siapa saja untuk terus memperbaiki diri. Sampai ketemu di episode episode selanjut nya ya. Ikuti terus kisah menarik petualangan Ega ini. "

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
106.4K
bc

PLAYDATE

read
119.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
199.3K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
631.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
217.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.3K
bc

My Secret Little Wife

read
114.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook