Enam ? - Ancaman Untuk Cal

1231 Words
Mei 2018 - Wincanberra (Musim Gugur Akhir) - Jalan Missopori Hi'Fee Cafe - Missopori Street , Wincanberra~ “Cal. Are you okay?” Tanya salah satu rekan Cal bernama Hiro. Hiro merupakan rekan kerja Cal di Hi’fee shop alias Hi Coffee Shop. Hiro juga pemilik dari Coffee shop itu. “Ah ya?” Cal baru sadar dia menuang s**u hingga tumpah dari gelas ukurnya. Pikiran Cal tidak tenang. Dia masih memikirkan Lea. “Kalau kurang sehat pergi istirahat dulu. Aku lihat tangan mu sepertinya melemah” Ucap Hiro yang memperhatikan gerak - gerik Cal. “Hanya terluka kecil kemarin. Jadi masih agak sakit” Ucap Cal sambil tersenyum. “Sudah ke dokter? Jangan di paksa” Ucap Hiro khawatir. “Iya. Tenang saja boss” Ucap Cal sambil menepuk pundak Hiro. Hiro hanya bisa menggeleng heran melihat Cal yang selalu memaksa bekerja keras. Bukan hanya bekerja di coffee shop-nya hingga siang hari, setelahnya Cal akan bekerja di salah satu minimarket dari siang hingga sore sebagai kasir. Dan sore ke tengah malam dia akan bekerja di hotel & penthouse milik HC group sebagai office boy alias OB. Meskipun memang Hiro tau jika keluarga Cal bukan keluarga kaya. Namun se-tau Hiro, Cal juga tidak semiskin itu. Tidak perlu harus terlalu bekerja sekeras itu pun Cal tetap bisa hidup layak. Entah apa yang membuat Cal bekerja sekeras itu hingga sering kurang istirahat. “Kau istirahat saja dulu. Jangan di paksa. Lagi pula belum ramai pengunjung” Ucap Hiro. Coffee shop miliknya memang belum ramai jika pukul 8 pagi. Biasanya pengunjung akan mulai datang di jam 9.30 hingga siang akan ramai. Setelah itu juga tidak akan terlalu ramai. Sehingga Cal hanya membantu Hiro hingga pukul 2 siang. Dan setelah pukul 2 siang Cal akan berlari menuju minimarket di seberang jalan coffee shop itu untuk bekerja hingga pukul 6 sore, dan di lanjutkan lagi menuju hotel HC Group. Setiap hari seperti itulah kegiatan Cal. Meskipun lelah, dia tidak pernah mengeluh apa pun meski sering terlihat Cal kelelahan dan kurang istirahat. Hingga waktu menunjukkan pukul 9 pagi, Cal terkejut melihat tamu yang datang dan memesan kopi di tempat itu. “Andrea-” Ucap Cal. Lea dan Cal saling berpandangan se-persekian detik. Hingga Michael Liuw langsung memeluk pinggang Lea dengan posesif dan memesan menu untuknya juga untuk Lea. “Pesan 2 americano dan sandwich beef” Ucap Michael terdengar tidak bersahabat. Lea hanya diam tidak menyapa Cal. Michael yang sudah membayar pesanan langsung menuntun Lea duduk di sudut ruangan. Sambil sesekali memeluk dan mencium pipi Lea seolah ingin menunjukkan Lea miliknya. Mata Cal menatap tajam melihat kemesraan Michael dan Lea. Meskipun Cal tidak tau seperti apa kehidupan Lea saat ini, dia merasa tidak senang melihat Michael yang tidak tau tempat berciuman dengan Lea. Hiro yang melihat tatapan Cal yakin jika Cal sangat cemburu. Hiro langsung menegur sikap Cal yang terus fokus memperhatikan Lea dan Michael. “Jangan begitu. Lagi jam kerja. Pengunjung lainnya bakal gak nyaman di kira ada sesuatu. Kalau suka langsung dekati. Jangan cuman lihat in doang” Ucap Hiro sambil menggeleng kepalanya heran. Cal menghela nafas berat dan kembali fokus membuatkan pesanan Michael tadi. Setelahnya dia mengantarkan ke meja Michael dan Lea. “Silakan” Ucap Cal sambil meletakkan kopi itu. Michael tidak memedulikan kehadiran Cal. Dia langsung menarik Lea untuk duduk di pangkuannya dan menciumi bibir Lea. “Mau aku suapi?” Tanya Michael dengan mesra pada Lea. “Tidak usah” Jawab Lea singkat dan langsung mengambil sandwich yang ada. “Makan yang banyak princess” Ucap Michael sambil mengelus pipi Lea perlahan. Melihat itu Cal menahan emosinya dan langsung pergi dari meja Lea dan Michael. Lea hanya menatap sekilas punggung Cal yang tampak bergetar menahan emosi. “Sudah cukup? Kau benar-benar” Lea menggeleng heran dengan sikap Michael. “Dia pikir dia siapa. Apa karena dia teman mu jadi seolah kau miliknya” Ucap Michael yang tidak suka dengan kehadiran Cal. Dia tau jika Cal adalah teman kecil Lea. Jadinya dia merasa sangat ingin membuat Cal kesal. “Kau juga sama. Aku bukan milikmu , jadi apa yang kau lakukan ini?” Tanya Lea datar. “Beda dong. Kita kan memang akrab dan dekat. Sudahlah. Selesaikan makanannya” Ucap Michael sambil tersenyum. Lea tampak menatap Cal yang mulai sibuk bekerja. Dia tidak tau jika Cal bekerja di coffee shop itu. Lea hanya mengikuti Michael yang mengajaknya sarapan bersama sebelum mengantarkannya ke kantor. Lea awalnya menolak karena dia membawa mobil sendiri. Tapi Michael langsung menyuruh salah satu stafnya untuk membawa terlebih dulu mobil Lea ke kantornya. Michael ingin mengantar Lea langsung ke kantornya. Selesai menikmati kopi dan Sandwichnya, Lea memutuskan untuk segera ke kantor. “Ayo” Ucap Lea langsung berdiri dan mengambil tasnya. Terlihat Cal berjalan mendekati Lea dan Michael. “Andrea. Boleh bicara sebentar?” Tanya Cal dengan nada serius. “Kau-“ Lea menatap Michael yang hendak menyela dan mencegah Cal berbicara dengan Lea. “Tunggu aku di mobil” Ucap Lea pada Michael. Michael hanya bisa menghela nafas dan terlebih dulu menuju mobil dan menunggui Lea. “Kita bicara di belakang saja” Ucap Cal mengajak Lea menuju ke ruang belakang café. Di ruangan itu hanya ruangan terbuka yang tidak ada siapa pun. Karena memang staff café hanya Cal dan Hiro. “Ada apa?” Tanya Lea langsung. “Kau kenapa jadi begini? Dia siapa?” Tanya Cal dengan tatapan sendu pada Lea. “Bukan urusan mu. Jika hanya ini yang ingin kau tanyakan lebih baik jangan bertanya” Ucap Lea lalu hendak masuk kembali ke dalam café. “Andrea. Berhentilah jika Kau tidak nyaman dengan apa yang Kau kerjakan. Aku akan menjagamu” Ucap Cal. Lea menoleh menatap tajam pada Cal. Dengan satu tangan Lea mampu mendorong Cal hingga tersudut di dinding. “Kau tau apa tentang hidupku! Jangan ikut campur!” Ucap Lea dengan tegas. Melihat tatapan Lea membuat Cal yakin, banyak hal menyakitkan yang sudah Lea lalui setelah kepergian Ayah Lea dulu. Karena Cal pernah bahkan sering mendengar Lea menangis di pukuli sang Ibu sebelum mereka pindah karena teguran ketua desa di Kokandad. “Andrea. Aku akan menjaga mu. Kau berhentilah melukai diri sendiri. Ku mohon. Aku tidak bisa melihat mu di perlakukan begitu oleh pria mana pun. Dia hanya mau merendahkan dirimu” Ucap Cal yang memang tidak suka pada Michael. Lea yang merasa marah karena Cal yang berusaha ikut campur terus. Membuatnya mengeluarkan pisau lipat yang selalu dia bawa ke mana-mana. Lea menempelkan pisau itu di leher Cal dan satu tangan lainnya meremas p3n1s Cal dari luar celananya. “Sekali lagi Kau ikut campur, akan Ku pastikan pisau ini berkenalan dengan milikmu di bawah sana” Ucap Lea dengan nada dingin dan kejam. “Andrea~ Kau~” Cal merasa sangat tidak menyangka Lea menjadi seperti itu. Benar-benar bukan gadis yang dia kenal. Lea yang kini dia lihat adalah Lea yang berbeda berbanding terbalik dengan yang dulu. “Ini peringatan Ku yang terakhir. Jika Kau masih keras kepala jangan salahkan Aku menghajarmu!” Tegas Lea. Lea langsung meninggalkan Cal yang masih membeku mencerna sikap Lea itu. Lea menuju mobil Michael dan langsung masuk. Dengan sedikit emosi dia menutup pintu mobil dengan keras. “Ada apa?” Tanya Michael yang melihat wajah Lea yang begitu emosi. “Diam! Jalan!” Ucap Lea emosi. Michael hanya bisa diam dan tidak berani mengganggu Lea saat ini. Dia segera melajukan mobil menuju kantor HC Group. . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD