Cinta di Atas Kereta 280 Km/Jam

1427 Words
Pagi itu, Jenni bangun jam 4 pagi seperti biasanya , dia akan mempersiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga. Meskipun kemarin dia baru dilamar menjadi seorang istri, tapi tidak ada yang berubah. Jenni sangat mengerti posisinya. Di dapur, Jenni terkejut melihat Kevin yang asyik membuat omellet. Ketika memandangnya Kevin, tersenyum lembut padanya dan menyapanya “ Good morning, dear.” Jenni benggong sampai mulutnya terbuka. Kenapa pula mister Kevin menyapanya dengan mesra. Lalu dia celingak celinguk melihat ke arah lainnya takut ada yg mendengar sapaan mesra itu. “ Tidak bolehkah aku menyapamu dengan mesra? Dan nggak usah celingak celinguk, belum ada yang bangun sepagi ini." Kata mister Kevin tersenyum lalu melanjutkan "Sarapan uda kusiapkan untuk semuanya. Kamu tinggal siapin bekal buat Kenny. Mulai hari ini, biarkan aku membantumu menyiapkan sarapan. Ini caraku menebus waktuku karena aku harus tidur bersama Evie. Okay kah menurutmu ?” Kata Kevin, mengangkat piring omeletnya dan berjalan menuju meja makan. Saat melewati Jenni yang masih bengong, dia mencium pipi Jenni sekilas dan Jenni tambah benggong. Kevin tertawa melihat Jenni yang terbengong-benggong. “ Jen.. Kamu jangan bengong melulu, uda kubilang, ini caraku menebus waktu kebersamaan kita. Sebagai seorang suami yang mempunyai dua istri, aku harus sangat adil, membagi waktuku untuk kalian berdua. Malam aku menemani Evie dan pagi-pagi, aku akan menemanimu, sambil kita mempersiapkan sarapan untuk seluruh keluarga. Pintar kan aku?Uda cukup adil belum aku, menurutmu? ” Tanyanya kini sambil mengenggam tangan Jenni. Jenni menarik tangannya dari gengaman Kevin dan berkata pelan. “ Kamu tidak usah menemaniku dan membantuku, Sir.” “Kok Sir lagi?” Potong Kevin sambil cemberut. Wajahya mirip bayi, saat dia cemberut seperti ini. Jenni mengigit bibirnya, meredakan debaran di hatinya. Pesona diri Kevin mulai membuatnya jatuh cinta. “ Aku panggil dirimu, Vin ya, biar dokter Evie yang memanggilmu Kev. ” “ Great. I Like it. Dua wanita yang kucintai merangkai namaku menjadi lengkap. Kev dan Vin, kamu memang pintar, my dear.” Kata Kevin sambil mencium bibir Jenni lembut. “ Jangan gitu.”Jenni segera mendorongnya. “ Iya, maaf ya, kita memang harus hati-hati. Maaf ya, aku membuatmu dalam kondisi seperti ini.” Kata Kevin penuh penyesalan. “ Jangan minta maaf , sir. eh Vin, Aku sudah sangat bersyukur, dengan kondisi kita saat ini. Tidak pernah kubayangkan kalau dalam tempo beberapa bulan, posisiku bisa berubah, bukan lagi jadi TKI dan bossku bisa jatuh cinta padaku.” Kataku dengan suara lirih sambil tersenyum lembut. “ Iya, aku juga tidak pernah membayangkan bisa jatuh cinta pada wanita lain selain Evie, tapi aku sungguh jatuh cinta padamu. Meskipun aku tahu, kamu belum mencintaiku, tapi aku yakin, sebentar lagi, kamu juga pasti akan jatuh cinta padaku." Kata Kevin dengan nada semanis madu. “ Aku sepertinya sudah mulai jatuh cinta padamu .”Kata Jenni jujur sambil tersipu. “ Oh . Hanya dalam tempo satu hari, aku membuatmu jatuh cinta. Senangnya hatiku, aku pikir aku pasti membutuhkan waktu lama, untuk membuatmu jatuh cinta padaku, karena kamu takut dan trauma dikhinati suamimu dulu, tapi ternyata kamu bisa jatuh cinta padaku secepat ini.” Kata Kevin dengan nada senang. “ Wanita selalu seperti itu, gampang luruh, bila seorang lelaki memberikan perhatian dan cinta untuknya. Apalagi dari seorang pria baik yang pintar dan sangat menghargai wanitanya .” Kata Jenni “ Jadi kamu jatuh cinta padaku karena perhatianku. Perasaan, aku belum memberimu perhatian apa-apa.” Kata Kevin. “ Perhatian darimu prilakumu yang sangat menghargai aku , juga pernyataan cinta dan lamaran super kilatmu , sudah cukup membuatku jatuh cinta padamu. Aku bukan wanita yang ribet.” Kata Jenni. “ Aku tahu, itu yang aku sukai darimu. Tidak ribet, simple dan tahu bagaimana menyayangi.” Kata Kevin dengan mata yang menatap Jenni penuh sorot terimakasih, lalu dia melanjutkan. “ Kamu mau buat apa untuk bekal Kenny?” “ Dia sepertinya jatuh cinta pada nasi gorengku. Sudah seminggu, itu aja yang dimintanya. Aku sampai takut dia bosan, tapi dia ngotot minta nasi goreng terus, katanya, dia tak akan bosan.” Kata Jenni sambil tersenyum. Kevin juga tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anaknya Kenny memang menuruni sifatnya, kalau menginginkan sesuatu, anaknya itu pasti akan mewujudkannya. Dan kini, mereka berdua sibuk mempersipakan bekal untuk Kenny, dengan mata saling menatap penuh binar-binar cinta. Kadang tangan yang bersentuhan saja, sudah bisa membuat hati keduanya berdebar kencang, tapi mereka harus menahan diri, untuk tidak saling menautkan tangan, karena hubungan mereka harus tetap menjadi rahasia. Hubungan mereka berdua kini, bukan lagi majikan dan pembantu. Sebentar lagi, mereka berdua akan resmi menjadi suami istri tapi tetap tidak bebas mengkespresikan cinta karena Kevin memiliki wanita pertama yang tetap dia cintai dan akan dia cintai untuk selamanya. +++ Pembantu Vietnam yang akan diperkerjakan untuk membantu pekerjaan rumah tangga di rumah dokter Evie, baru bisa mulai bekerja satu minggu dari Kevin melamar Jenni menjadi istrinya. Selama satu minggu itu, Kevin menunjukkan kalau dia mencintai Jenni bukan sebagai pemuas nafsunya. Dia tidak pernah melakukan lebih dari sekedar mencium mesra bibir Jenni. Itupun tidak lama-lama. Saat dia pulang kerja dan mengunjungi Jenni yang belajar di perpustakaan, setelah menyapa dan mencium ringan bibir Jenni, dia kembali ke kamarnya dan menemani Evie. Jenni tidak pernah merasa bahwa Kevin tidak adil, karena dia tahu, Kevin mencintai Evie dan mencintai dirinya dengan caranya sendiri. Jadi dia biasa-biasa saja. Dia juga tidak akan meminta Kevin untuk lebih memperhatikan dirinya. Jenni sangat-sangat mengerti posisinya yang hanya seorang wanita kedua bagi Kevin. Jenni sudah bertekad hubungannya dengan Evie tidak akan berubah, dia tetap akan merawat Evie dengan tulus dan tetap akan menjadi wanita yang membantu Evie untuk menjalani kehidupannya agar kehidupan Evie bisa berlangsung lebih mudah, agar Evie bisa kembali berpraktek dengan bantuan Jenni yang menusukkan jarum dan Evie yang mendiagnosa. Hubungan mereka bertiga ini, mungkin tidak bisa dimengerti oleh orang lain, tapi bagi Jenni hubungan nya dengan Evie dan Kevin adalah hubungan yang sangat indah, yang hanya bisa dimengerti dan dipahami oleh mereka bertiga. Hubungan saling pengertian yang tak perlu diucapkan dengan kata-kata. +++ Hari ini tiba saatnya, Kevin dan Jenni akan berangkat ke Taipei untuk mengambil paspor Jenni di agentnya, lalu mereka berdua akan meregister pernikahan mereka. Pembantu asal Vietnam yang akan dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sudah tiba di rumah besar Mister Albert sejak lima hari yang lalu. Jenni melatihnya selama dua hari, untuk merawat dokter Evie. Jenni mengajari Phong, nama pembantu itu untuk selalu menemani dokter Evie, kala dia harus berjalan ke sana-kemari agar mencegah dia jatuh bila tremornya muncul. “Jangan khawatir Jen. Aku akan mengurangi jalan-jalanku ke perpustakaan, selama kalian pergi, aku akan diam di kamar saja,sambil tiduran dan mendengarkan musik. Toh kalian pergi pagi-pagi dan malam jam sembilanan sudah pulang. Aku sudah bilang Mister Albert, kalau Kamu dan Kevin akan mengambil paspormu ke agent agar bisa diurus visa ke Jepang, karena aku kepingin jalan-jalan ke Jepang. Jadi harus membawamu juga, agar ada yang merawatku.” Kata dokter Evie kala itu, karena aku terlihat sangat khawatir untuk meninggalkan Evie bersama Phong dan takut mister Albert mengetahui, kalau aku dan Kevin berangkat ke Taipei untuk register pernikahan. “ Aku bukan anak-anak Jen. Jangan terlalu khawatir deh dan serahkan semua urusan papa, kepadaku. Aku yang akan menghadapi papa agar rahasia kita bertiga tetap aman. ” Sambungnya lagi sambil mengusirku dan Kevin untuk segera berangkat karena HSR ( High Speed Railways) kami jadwalnya akan segera tiba. Kevin memang tidak mau menyetir ke Taipei, dia lebih memilih naik HSR, yang merupakan kereta supercepat seperti Shinkanzen Jepang. Hanya butuh waktu kira-kira 60 menit dari Taichung menuju Taipei. Jenni hanya menerima semua keputusan Kevin. Dia tahu pasti Kevin sudah mengatur yang terbaik untuk mereka, agar mereka bisa pergi dengan HSR pertama dan pulang dengan HSR di jam 9 malam agar mereka berdua bisa kembali ke rumah sesuai waktu yang diinginkan Evie. Kini mereka berdua telah duduk di HSR dan tangan Jenni tidak pernah terlepas dari tangan Kevin, sejak di stasiun kereta. Tangan Jenni digengamnya erat dan mulut Kevin selalu tersungging senyuman, senyuman kebahagiaan , karena bisa menikmati hari berdua bersama wanita keduanya , meskipun tidak dua puluh empat jam tapi hari ini pasti akan jadi hari terindah bagi Kevin dan Jenni. Kevin sudah menyiapkan rencana untuk menunjukkan betapa dia mencintai Jenni dengan sepenuh hatinya.Lima belas jam,mulai dari jam 7.30 pagi sampai jam 9.30 malam nanti, semua waktu Kevin hanya untuk Jenni. Seorang wanita yang membuatnya jatuh cinta dan seorang wanita yang tanpa tanya, tanpa kata, tanpa syarat, bersedia menjadi wanita kedua bagi dirinya. "Jen.. Lima belas jamku , hari ini, akan kubuat menjadi hari tak terlupakan bagimu. Aku sungguh mencintaimu" Gumam Kevin, sambil menyandarkan kepalanya manja ke bahu Jenni di atas kereta yang melaju dengan kecepatan 280 km/ Jam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD