“Jadi bagaimana? Apa tanggapan orang tuanya Laras!” tanya Pak Dhe Halim menarik Dion ke dapur dan berbicara dengannya diam-diam sementara seluruh anggota keluarga tengah berkumpul di meja makan. “Aku malah diusir, Pak Dhe. Mereka sudah tahu lebih dulu. Laras mengaku sama orang tuanya. Aku yo ditikung diperempatan! Kalah cepet!” gerutu Dion dengan kesal. “Lah, iki bocah! Ya kamu tikung lagi!” celetuk Pak Dhe Halim membuat Dion tersenyum sekilas. “Jadi bagaimana? Mbah mu sudah ngomong sama gereja. Sudah dapat tanggalnya! Nanti kamu jadi menikah sama Laras!” Dion menghela napas panjang dan berat. Wajahnya benar-benar lesu. “Aku yo koyo ngono iki, Pak Dhe. Nasibku, malang!” keluh Dion pelan menyesali yang terjadi. Pak Dhe Halim menepuk-nepuk punggung Dion memberikannya semangat. “Jangan p