Bab 5

1050 Words
"Sejak kapan kamu sampai di sini, Kyle?" Seorang pemuda segera berbalik, mengabaikan kudanya yang  dia serahkan pada prajurit istana. Dia memberikan hormat pada wanita di hadapannya. "Terang Abadi, Yang Mulia Olive," ujar laki-laki tersebut. "Bangunlah, Kyle. Tidak usah terlalu formal," balas wanita yang dipanggil Olive tersebut. "Atha sudah menunggu kamu, katanya Luciel datang terlambat." Kyle mengangguk dan mengikuti wanita bergaun mewah itu berjalan. Dia tidak bisa menutupi senyum kala sang ratu mengajaknya bicara. Mereka jarang bertemu, hanya bertukar pendapat melalui surat. Mendengar penuturan permaisuri bumi tentang Kekaisaran Bumi yang dipimpinnya membuat Kyle mengingat masa lalu. Seorang Olive Sperare, wanita yang benar-benar manja dan tidak mau memerintah negara. Lebih senang berdandan dibanding menyusun strategi dan mudah untuk dia jahili. Namun, waktu dan cinta memang dapat mengubah seseorang. Olive tidak lagi manja, dia berdiri menjadi seorang ratu yang cantik dan hebat. Memiliki mata tajam dan perasaan yang rapuh. Terlebih, laki-laki berambut cokelat ini sangat menyukai mata biru yang seluas lautan itu. Sayangnya, dia tidak dapat memiliki hati tersebut. "Kyle, apa Kerajaan Lowind baik-baik saja? Aku dengar hujan sedang sangat sulit turun," ucap Olive. Kyle menopang dagu. "Bulan ini hujan datang cukup sering di Lowind. Namun, Kerajaan Ranhold memang jarang terkena hujan akhir-akhir ini." "Apa Dewi Langit sedang menguji atau ... marah karena kita tidak lagi mengirimkan lampion?" "Tradisi itu masih sering dilakukan oleh Kerajaan Lowind. Jadi alasan marah karena kita tidak mengirimkan lampion itu tidak masuk akal," balas Kyle. Olive kembali berbicara, "Kalau begitu, apa Dewi Langit marah karena penyihir dan manusia berdamai?" Laki-laki bertangan kekar itu hanya bisa mencubit pipi lawan bicaranya. Olive meringis sakit dan balas dengan menginjaknya. Para penjaga hanya dapat bungkam, karena mereka tahu keduanya sudah besar bersama layaknya saudara. "Kyle, kamu masih ingat Myra? Dia sekarang jadi nakal. Aku tidak mengerti kenapa Myra selalu berusaha kabur dari pelajaran dasar dari seorang putri. Bahkan, sekarang aku bisa menerka jika Myra tengah kabur ke pasar. "Para prajurit tidak bisa mengimbangi Myra. Dia menggunakan sayapnya untuk mengelabui para prajurit. Ah! Aku benar-benar bingung dengan anak itu," tutur Olive yang kini tengah melipat tangan di depan d**a. "Untuk bagian tidak ingin mengikuti pelajaran dasar ... aku jadi mengingat seorang Putri Manja yang selalu kabur," sindir Kyle. Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak, tetapi Olive segera menyikutnya. Dia lupa, wanita di hadapannya bukan lagi Putri Manja. Olive berpamitan ke ruangan lain, Kyle hanya bisa pasrah. Menjadi permaisuri dari Kaisar Bumi artinya siap mengemban tugas berat. Dia kembali berjalan lurus ke ruang tahta. Dihadapkannya dua orang penyihir yang lalu membukakan pintu untuk Kyle. Dia lalu masuk dan memberi hormat kepada pria yang tengah duduk di singgasananya. "Terang abadi bagi Yang Mulia Atha," puji Kyle. "Terima kasih karena kamu datang tepat waktu, Kyle. Ya setidaknya aku bisa menyegarkan otak dari semua berkas-berkas ini," ujar Kaisar Bumi, Atha. Atha berdiri dari singgasananya, dia letakkan pula mahkota kekaisarannya. Karena orang di hadapannya pun tidak menggunakan tanda kekuasaan. Atha memukul pelan pundak Kyle. "Ayo kita berbincang hangat sambil mengelilingi tempat ini." "Baiklah." Atha menyingkirkan dokumen-dokumen administrasi yang seharusnya dia kerjakan. Para pelayan terpaksa mengambil alih. Sementara laki-laki berambut hitam itu menghampiri sang raja dari negeri seberang. Langkah mereka beriringan ke ruang temu. Mereka disuguhkan teh hitam selagi menunggu satu raja lagi. Luciel, raja dari Kerajaan Ranhold yang benar-benar terlambat datang. "Kyle," panggil Atha. Laki-laki itu segera melihat ke arah orang yang memanggilnya. "Umurmu semakin bertambah, tidakkah kamu berpikir untuk mencari pasangan?" Kyle meletakkan cangkir di atas meja. Dia merebahkan badan pada punggung kursi. Matanya jadi meredup, memangnya di zaman ini siapa yang tidak mau menikah? Pertanyaan itu pasti konyol. Karena semua manusia ingin menikah. Mereka tidak mengetahui jodoh seperti para penyihir yang disampaikan oleh bunga. Tentu saja Kyle ingin menikah tetapi dia justru mengembuskan napas. "Aku tidak tahu. Anda tahu sendiri bagaimana perasaanku," jelas Kyle. Atha menyembunyikan kedua matanya, dia dengan tenang meminum teh tersebut. Jantung Kyle berdebar, pertanyaan ini mengingatkannya akan masa lalu atau mungkin memang itu tujuan sang kaisar. Dia hanya bisa mengatur tingkat ketenangannya sekarang. "Dulu saat bangsa penyihir dan manusia selalu berperang, kamu adalah panglima hebat. Sudah pasti banyak yang menyukaimu, Kyle. "Lalu, tindakanmu menyelamatkan istriku dalam kematian yang kini terukir di sejarah. Kamu sangat berjasa untuknya, tetapi sayang tidak ada teman hidup," tutur Atha yang entah mengapa langsung membuat hatinya menohok. Kyle bukannya tidak bisa menjawab. Dia mengingat masa lalu bagaimana Olive yang tidak menerima keadilan. Sudah lima tahun berlalu, kira-kira saat umurnya dua puluh. Olive nyaris dibunuh dan Kyle terpaksa berkhianat demi menyelamatkan gadis tersebut. Perjalan mereka menguatkan rasa yang memang sudah ada sejak lama. Jika saja Kyle bisa, dia ingin menyembunyikan Olive hanya untuk dirinya. Namun, wanita itu sudah menjadi milik orang lain. Milik penyihir yang terkuat dan ada di hadapannya. "Kyle kamu melamun?" tegur Atha lagi. Kyle menggeleng lemah. "Maaf Yang Mulia, aku kurang fokus. Pernikahan bukanlah prioritas utamaku saat ini, melindungi Permaisuri Olive adalah prioritasku." "Sudahlah, jangan buat itu menjadi bebanmu, Kyle. Aku suaminya dan aku akan melindunginya," ucap Atha, "maka carilah pasanganmu sendiri." Kyle mengembuskan napas berat. Hatinya sudah terkunci, bagaimana bisa dibuka oleh orang lain? Suara pintu membuat dua laki-laki tersebut menoleh. Seorang raja yang ditunggu sudah datang. Secepat kilat, dia langsung duduk di bangku kosong dengan menggunakan sihirnya. "Syukurlah kamu sudah datang, Luciel. Pelayan bawakan minum untuk Raja Ranhold!" ucap Atha. Kyle melihat laki-laki yang berwajah hampir sama dengannya, hanya bagian rambut yang membedakan. Luciel Darknight, saudara kembarnya, memiliki rambut hijau seperti daun dan dia tengah terengah-engah. Bukan karena berlari, Kyle menduga saudaranya terlalu banyak menggunakan sihir. Seorang pelayan datang dan menghampiri mereka. Memberikan sebuah teh serupa pada Luciel. Raut wajah laki-laki berambut hijau itu mulai tenang. Sementara Atha hanya tersenyum padanya. Bagus karena pria itu tidak lagi membahas cinta. Setelah keadaan Luciel membaik, dia meminta Atha untuk memulai rapat mereka. Kyle hanya menyimak ketika sang Kaisar Bumi tengah membicarakan tentang pasokan air dan curah hujan di Kerajaan Ranhold. Biasanya Kekaisan Bumi atau Kerajaan Lowind akan mengirimkan air, tetapi beberapa kali pasokan air tidak sampai. "Bagaimana tanggapanmu, Kyle?" tanya Atha. --------------------------- Tiba-tiba dia teringat dengan gelagat aneh dari adiknya. Luciel seperti menyembunyikan sesuatu selain perjanjian itu. Bagaimana mungkin laki-laki berambut hijau dengan rambut sepanjang ilalang itu tiba-tiba membahasnya. Kyle mantan panglima, dia tidak mudah untuk dibodohi. Ada sesuatu yang menjadi akarnya, tetapi Kyle tidak dapat menerkanya. Dia tidak menyangka jika para penyihir pernah membuat kesepakatan dengan makhluk langit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD