Kesan Yang Baik

1327 Words
Urusan itu akhirnya menjadi besar dan diketahui banyak orang. Kasusnya juga terkenal di kalangan mahasiswa lain. Alshad secara pribadi juga meminta maaf pada Hasi dan keluarganya karena sudah membuat pemuda itu babak belur. Ia juga bersedia menanggung biaya pengobatan Hasi. Dengan syarat, Hasi mau mengikuti segala prosedur dengan baik, tidak memberontak, dan menjalani sanksi dengan sepenuh hati, berjanji tidak akan mengulangi segala perbuatannya lagi. Sora juga menceritakan apa yang terjadi si rumah KKN ini pada keluarganya dan juga pada Samran. 'Terus gimana sama cowok itu sekarang?' tanya Samran melalui chat. 'Alhamdulillah, dia udah diadili, Mas. Lagi disidang di balai desa sama dosen, perangkat desa, orang tua Hasi, dan juga temenku yang mukulin dia sampai babak belur.' 'Berani banget temen kamu. Salut aku. Semoga dia jera setelah diberi sanksi yang setimpal. Biar nggak ngulangi kesalahan yang sama terus. Meresahkan semua orang soalnya.' 'Iya, Mas. Aku mau nyusul ke balai desa dulu, ya. Soalnya ketua sama wakilnya disuruh ikut ke sana tadi sama dosen pembimbing.' 'Iya, Sora. Semoga cepat kelar ya masalahnya.' Sora segera meletakkan ponselnya dalam tas selempang kecil yang ia cangklong. Sebenarnya ia membuat pengecualian dalam ceritanya pada Samran. Tentu saja ia tidak menceritakan bagian bahwa dirinya lah yang menjadi target utama, atas perlakuan tak bermoral yang dilakukan oleh Hasi. Dan Alshad, berjuang untuk membelanya. Entah lah, Sora hanya memutuskan untuk tidak memberi tahu hal itu. Takut membuat Samran malu. Juga tidak mau memacu masalah di awal hubungan mereka menuju serius. Kalau tahu Sora selama ini bersama dengan sosok laki - laki lain yang juga suka padanya, pasti hal itu akan membuat Samran tidak tenang. Sehingga akan banyak kemungkinan - kemungkinan buruk yang menyertai. *** Hari terakhir KKN di Selopanggung. Meski pun ada beberapa memori yang kurang menyenangkan, namun itu tidak mampu merusak memori indah yang lebih besar. Biar bagaimana pun, setiap KKN memang selalu meninggalkan pesan yang begitu mendalam. Dan akan diingat sepanjang masa. Kemudian menjadi cerita untuk teman, saudara, bahkan anak cucu di masa depan. Anggota KKN akan melaksanakan dua kali perpisahan. Perpisahan pertama adalah malam ini. Yaitu perpisahan dengan para anggota karang taruna yang sudah banyak membantu mereka. Ya, walau pun ketuanya bobrok, tapi tidak bisa dipungkiri, anggota karang taruna yang lain benar - benar membantu mereka semua dengan tulus dan tanpa pamrih. Perpisahan yang kedua, akan dilakukan bersama kelompok - kelompok KKN yang berbeda posko, namun sama - sama berada di desa Selopanggung. Perpisahan itu akan dilakukan esok hari, di siang hari, supaya semua kalangan masyarakat bisa ikut menikmati. "Aku tuh masih kesel. Kenapa sih perpisahannya harus acara dangdut. Kampungan banget tahu nggak. Aku tuh maunya acara yang ada unsur K - POP - nya gitu. Biar meriah." Intan lagi - lagi menyuarakan isi hatinya. Saat voting, ia ingin mengadakan acara dance cover K - POP untuk perpisahan bersama warga desa. Tapi ia kalah suara telak. Sebenarnya bukan hanya Intan yang suka hal - hal berbau Korea, Sora, Dana, dan Wenda pun sama. Bahkan Noura, Yuniar, dan beberapa gadis lain juga sama. Tapi semua cukup bisa menerima, bahwa mereka KKN di desa, yang mayoritas warganya menyukai musik dangdut. Sora juga suka dangdut tradisional berbahasa Jawa. Jadi dia tidak masalah, mau acara dangdut atau K - POP. Ia ikut suara terbanyak saja. Dan akhirnya voting terbanyak adalah acara orkes dangdut sebagai puncak acara perpisahan gabungan. "Eh, Intan. Kalau mau bikin acara K - POP, sana bikin acara perpisahan sendiri aja." Albert yang mendengar ucapan Intan langsung ikut menyahut. Albert menyuarakan isi hati para laki - laki yang 100 % lebih memilih orkes dangdut. Sama kasusnya dengan para wanita sih. Mereka juga tidak membenci K - POP. Mereka sering kok streaming lagi black pink atau Twice. Tapi lebih sering streaming video klip Happy Asmara atau Nella Kharisma. "Ih, kamu kenapa, sih? Kan aku nggak ngomong sama kamu, Albert. Ikut nimbrung aja." Intan tidak terima. "Jadi orang realistis aja, lah. Dan yang demokratis. Suara terbanyak milih orkes, ya orkes aja. Lagian kenapa sih getol Korea - Koreaan. Kamu nggak cinta negara sendiri. Cintanya sama negara orang!" "Ih, ini bukan masalah cinta negara atau nggak, ya. Ini masalah passion!" "Passion - passion. Makan tuh passion. Kita ini mau perpisahan sama warga. Ya kita suguhkan apa yang warga suka. Kalau kita perpisahan pakai K - POP. Berarti perpisahannya sama kamu. Emang kamu mau pergi ke mana, ha? Ke akhirat?" Ucapan Albert itu disambut tertawa semua orang. Ini adalah malam terakhir bukan? Mereka tidak mau menyia - nyiakan saat bersama ini dengan memperpanjang persaingan yang tidak penting. Sehingga semuanya berbaur menjadi satu. Tidak berkelompok seperti yang sudah - sudah. Para gadis kompak bersatu, antara anggota KKN dan juga anggota karang taruna. Semuanya sedang menusuk - nusuk sate ayam. Ada juga yang sibuk meracik bumbu kacang. Para laki - laki sibuk mengipas - ngipas Bakaran arang untuk membakar sate nanti. Beberapa di antaranya mengatur mikropon dan sound system untuk menyanyi bersama. Dan beberapa di antaranya lagi, sibuk menata daun pisang yang aka digunakan untuk makan bersama nanti. Daun pisang ditata memanjang, berhadap - hadapan. Supaya bisa meninggalkan kesan yang manis bersama. Menjelang pukul 8 malam, akhirnya semua sudah siap. Mereka pun sudah berkumpul di teras rumah, duduk lesehan mengitari nasi dan sate yang ditata di sepanjang daun pisang. Mereka mengabadikan momen bersama. Saling tertawa. Bahagia. Kiki sebagai ketua KKN mengambil mikropon. Karena ia akan segera memberikan sambutan. Semua pun segera hening, fokus pada apa yang akan Kiki sampaikan. "Assalamualaikum teman - teman semua. Teman - teman satu kelompok KKN, dan juga teman - teman dari Karang Taruna yang saya hormati. Mala ini adalah malam terakhir ... bagi kami untuk melakukan KKN di desa ini. Banyak hal yang telah kita lakukan bersama. Bersusah - susah bersama, mengerjakan semua posdaya yang diamanahkan pada kita. Semuanya ngga mudah emang. Tapi kita berhasil melalui semuanya bersama. "Saya mewakili teman - tema KKN semua, mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya pada teman - teman karang taruna semua. Tanpa bantuan dari kalian, mungkin kami tidak akan bisa menyelesaikan semua posdaya itu. Saya juga mewakili teman - teman, untuk meminta maaf atas kesalahan - kesalahan kami, baik yang kami sengaja atau pun tidak. Malam ini kami mempersembahkan momen ini. Tidak seberapa memang. Karena anggaran yang terbatas. Tapi kami harap, malam ini bisa meninggalkan kesan yang baik. Dan bisa diterima semua pihak. Baik, saya akhiri sambutan ini. Selamat menikmati, dan selamat bersenang - senang." Sambutan Kiki diakhiri tepuk tangan meriah semua orang. Acara kemudian dilanjutkan sambutan yang dilakukan oleh Panca. Ketua karang taruna yang baru. Panca masih sangat muda, seumuran anggota KKN. Masih 21 tahun. Tapi ia memiliki kepribadian yang baik, dan bertanggung jawab. "Assalamualaikum, semuanya. Para anggota KKN dan teman - teman Karang Taruna juga. Saya tidak akan banyak berbicara malam ini. Karena saya yakin teman - teman semua sudah lapar. Saya juga termasuk." Semua orang pun cekikikan. "Saya mewakili teman - teman Karang Taruna, dan juga warga desa. Sekali lagi minta maaf atas kesalahan - kesalahan yang terjadi selama KKN berlangsung di desa kami ini. Kami ucapkan banyak terima kasih. Di desa ini banyak anak muda yang tidak bisa kuliah meskipun ingin. Termasuk saya. Kami jadi sedikit bisa mengetahui bagaimana dan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa selama kuliah. Terima kasih ya, semuanya." Sambutan Panca disambut tepuk tangan meriah semua orang. Acara dilanjutkan dengan doa bersama. Awalnya mereka bingung siapa yang akan memimpin doa. Semua bersi keras tidak mau memimpin doa. "Alshad ... kamu aja!" Sora tiba - tiba menunjuk Alshad. Alshad seketika tercenung. Tapi ia tidak menolak. Mana bisa ia menolak permintaan Sora. Dan Alshad pun langsung memimpin doa. Semua terheran - heran karena Alshad ternyata bisa memimpin doa dengan begitu fasih dan lancar. Sudah mirip Pak Ustadz di masjid - masjid. Lengkap, khusyuk, dan indah. Acara puncak, tentu saja makan bersama. Meski hanya menu sederhana, tapi bisa dinikmati bersama - sama. Dan beberapa orang menyumbangkan suara mereka. Meski suara fals tak keruan. Yang penting percaya diri menyanyi saja. Dan yang penting, semua orang bersama bergembira, meninggalkan kesan yang sama - sama baik. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD