Terdiam Seribu Bahasa

1023 Words
Sekitar jam 3 sore, Sora berpamitan pada Bu Rahma dan Zona untuk berangkat kuliah. Pak Fuad belum pulang dari Jombang, yang menunjukkan bahwa antrean di tempat kiai itu memang luar biasa jumlahnya. Sora tak lupa membawa baju milik Elang. Hari ini ia beralih menggunakan motor butut legendarisnya. Perjalanan menuju ke kampus, memakan waktu sekitar 30 menit dengan kecepatan rata-rata. Sora memang tidak terbiasa jalan ngebut, kecuali jika memang sudah kepepet waktu hampir terlambat. Sora menyimpan baju Elang di dalam jok saja. Tidak mau akan timbul banyak pertanyaan ketika ia menenteng benda asing ke dalam kelas. Malas saja Menjawabnya. Toh Elang hanya orang asing. Yang setelah bajunya dikembalikan nanti, tidak akan pernah Sora temui lagi. Sebenarnya Sora juga belum memberi tahu anggota geng-nya bahwa ia saat ini sedang dijodohkan dengan seseorang. Bukannya kenapa-kenapa. Mereka semua sudah berada di tahun-tahun terakhir kuliah, sedang sibuk mengurus KKN dan juga membuat judul skripsi. Sora tidak mau membenani pikiran teman-temannya dengan masalah perjodohannya yang belum jelas juntrungannya. Toh ia juga mengikuti saran baik menurut ajaran agamanya. Sebaiknya merahasiakan adanya taaruf atau perkenalan dan juga merahasiakan lamaran hanya untuk keluarga saja. Baru nanti saat menikah disebar luaskan berita bahagianya. Belum juga Sora sampai di kelas, ia sudah dicegat oleh dua orang. Yang hanya dengan melihat saja, Sora sudah malas. Sepertinya mereka sengaja mencegat Sora di sana. Karena sebenarnya area program studi mereka tidak seharusnya mereka nongkrong santai di area itu. "Sora ... tunggu sebentar, Sora ...." "Sora ... ayo noleh dong. Please ... kita harus ngobrol!" Sora sebenarnya ingin cuek. Tapi memang saking baik hati Sora. Ia pun akhirnya berhenti melangkah. Dana dan Wenda pun mempercepat langkah mereka mendekati Sora. "Sora, kok kamu sama sekali nggak balas pesan kami di grup sih? Kami chat pribadi juga nggak dibalas. Dilihat aja nggak!" Wenda terlihat sedih sekali karena kelakuan Sora. "Sora, kami minta maaf kalau kami salah. Tapi ayo dong. Kamu jangan ilang-ulangan begini. Gimana nasib kelompok KKN kita kalau nggak ada kamu." Dana pun memohon pada Sora. Sora menarik napas dalam. Benar-benar sulit menghadapi masalah ini. Di lain sisi, Dana dan Wenda ini adalah teman baiknya semasa KKN. Bahkan mereka sudah mendahului anggota geng Mehrong dalam mengetahui masalah perjodohannya dengan Samran. Tapi di sisi lain, Sora juga kesal sekali pada mereka, karena sudah terlibat dalam persekongkolan yang menjodohkan Sora dengan Alshad. Meski tidak ada bukti, tapi sudah Sora yakini Kebenarannya. Karena kelakuan mereka, sekarang Sora jadi dimusuhi oleh Alshad. Bahkan mungkin sekarang Alshad sudah membencinya. "Kan kemarin aku udah bilang, kalian kerjain aja laporan KKN tanpa aku. Nama aku nggak dimasukkan juga nggak apa-apa." Sora menjawab dengan kurang bersemangat. "Makanya di grup baca-baca dong, Sora. Semuanya pada ngambek, nggak mau kelompok kalau nggak ada kamu. Alshad juga belum muncul sama sekali di grup. Ayo lah, Sora. Kita kerjain bareng-bareng laporan kelompoknya. Lagi pula apa masalahnya sih? Bukannya itu kelompok kita. Kelompok kamu juga." Sora menarik napas dalam. "Nggak ada masalah apa-apa kata kalian? coba tanya ke diri kalian sendiri deh, kira-kira ada masalah apa sampai-sampai aku nggak mau ikutan kelompok lagi?" Sora malah membalikkan masalah itu pada mereka. Mereka pun tampak bingung. Bisa-bisanya biang masalah malah merasa tak bersalah sama sekali. "Sora, ayo lah. Jangan kayak anak kecil. Jangan karena masalah kamu sama Alshad, urusan kelompok jadi di nomor dua kan. Harusnya urusan kelompok itu tetap nomor satu, apa pun yang terjadi." Sora menoleh, karena ada suara lain lagi yang muncul. Suara yang menyebalkan, namanya menyebalkan, kata-katanya juga menyebalkan, berasal dari orang yang menyebalkan juga. Ia lah suara Kiki. Sang ketua kelompok KKN. Bersama anggota KKN aktif yang kain. Fajar, Albert, Safii, dan juga Yuniar. Sora langsung menatapnya dengan sengit. "Siapa juga yang menomor duakan masalah kelompok? Bukannya kalian ya yang menomor dua kan kelompok. Kalian sekongkol biar aku berduaan aja sama Alshad. Iya, kan? Setelah itu kalian berlagak muncul dengan alasan masing-masing tanpa rasa berdosa sama sekali. Sementara Alshad telanjur salah paham gara-gara ucapan aku di grup. Udah, kalian ngaku aja deh." Sora Akhirnya mengatakan semuanya. Membebaskan semua beban dalam hatinya. "Maksud kamu apa sih, Sora? Sekongkol apa?" Kiki terlihat gugup karena ternyata Sora sudah tahu perihal persekongkolan mereka. "Kamu jangan Ngadi-Ngadi, deh. Tanya aja ke mereka semua. Memangnya kami sekongkol?" Kiki menoel Fajar di sebelahnya. Fajar pun ikut gugup, bingung harus menjawab bagaimana. "Uhm ...." Fajar malah tergagap sambil menatap Safii di sebelahnya. Safii pun hanya menggeleng. Seseorang yang tak disangka pun datang. Tidak hanya membuat Sora terkejut, tapi termasuk Kiki dan semua orang di sana. Tiba-tiba ia sudah ada di sebelah Kiki, merogoh saku pemuda itu untuk mengambil ponselnya. "Eh, Shad ... ngapain kamu ambil-ambil hp aku?" Kiki tampak sewot, sekaligus gugup sih, karena Alshad mengambil ponselnya. Alshad tidak menjawab apa pun. Hanya fokus untuk membuka kunci ponsel Kiki, kemudian ia membuka aplikasi chat, di mana di dalamnya ada banyak grup mereka, termasuk grup rahasia yang tidak menyertakan Alshad dan juga Sora di dalamnya. Semua orang panik. Sementara Sora merasa takjub dengan apa yang Alshad lakukan. Tiba-tiba bersikap heroik seperti itu, setelah tak ada kabar sama sekali sejak kemarin. "Ini grup apa, hm? Grup rahasia? Grup sekongkol itu, kan?" tanya Alshad sambil menunjukkan grup itu pada semua orang. "Gimana, ya? Kalian boleh-boleh aja punya rencana. Tapi jangan bego juga. Kalian yang sekongkol, terus setelah persekongkolan kalian tercium oleh kami, kalian malah sibuk memojokkan Sora. Nggak gentleman banget sih. Tega sama temen sendiri. Aturan kalian bisa-bisa aja ngerjain laporan itu sendiri tanpa kami. Tinggal nyontoh aja laporan terdahulu yang ada di perpus. Tapi kalian sibuk ngejar kami, katanya nggak bisa kerjain laporan itu tanpa kami. Bukan kalian nggak bisa. Tapi karena kalian merasa bersalah. Makanya kalian nggak sanggup ngerjain. Apa aku salah?" Alshad pun melucuti mereka semua dengan kata-katanya. Sekarang sudah ada bukti autentik, bahwa mereka semua memang bersekongkol untuk membiarkan Alshad dan Sora berduaan saja kemarin. Sora masih terdiam, meski sudah menduga, tapi ia tetap syok setelah ada bukti bahwa teman-temannya memang benar-benar tega, memojokkannya demi tidak ketahuan bahwa mereka sudah sekongkol. Dana dan Wenda terlihat paling merasa bersalah. karena semua orang juga tahu, mereka lah yang paling dekat dengan Sora dibanding yang lain. Sementara Kiki juga masih terdiam seribu bahasa. Belum ada yang berkata apa-apa lagi.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD