XXXL 2 ~ ALAN ~ FIRST MEET

1104 Words
Dering Alunan lagu Justin Timberlake "Mirror" membangunkanku dari tidur panjang. Dengan Enggan kuraih Handpone yang ada di nakas samping tempat tidur. Mataku rasanya masih berat, sebelum akhirnya kuangkat panggilan itu. "Emm ... Hallo." Aku memijit pangkal hidung mencoba meredakan rasa sakit kepala yang kualami. "Hey, Bro. Gue denger lo udah balik ke Indonesia?" sapa orang di ujung sana. "Em... Iya, udah." Aku melihat tanggal yang ada di layar handphone lalu berkata, "... dari dua hari yang lalu, Ren." Aku mengerenyit menahan rasa sakit di kepala yang kurasakan. Entah darimana Reno, teman seperjuanganku saat SMA bisa mengetahui bahwa aku kembali ke Indonesia setelah bertahun - tahun tinggal di luar negeri. "Gila Lo. Nggak ada kabar sama sekali," dengus Reno kesal membuatku menggaruk kepala yang tak gatal. "Sorry Ren, masih Jet lag soalnya. Gue masih nggak terbiasa dengan perbedaan waktu antara Inggris dengan Indonesia. Ini juga baru bangun sehabis datang kemaren" ucapku. Perbedaan waktu  7jam antara Inggris dan indonesia masih membuatku terkena penyakit yang dirasakan hampir semua orang yang pergi menjelajahi dunia. "Entar siang Lunch bareng, Gue nggak terima penolakan." "Ok. Dimana?" Renopun memberitahu sebuah Cafe di bilangan sebuah Mall besar di ibukota. Aku hanya berdehem dan mengangguk saat ia mengatakan akan menunggguku di sana. "Okay, jam 1an,kan? Sampai ketemu di sana, ya." Akupun memutuskan pembicaraan dengan  Reno. Kuletakan Handpone di tempat semula, dan bergegas bangun dari ranjang King size-ku lalu memakai kaos yang ada di kursi samping tempat tidur. Sudah kebiasaanku tidur shirtless walau dalam cuaca dingin sekalipun. Kulangkahkan kaki menuju balkon Apartemen, lalu merenggangkan tubuhku seraya merasakan panasnya sinar matahari yang jarang kudapatkan di Inggris, terutama akhir tahun seperti ini. Kurasakan panas matahari masuk kedalam pori-pori kulit membuatnya menjadi terasa hangat. Kuhirup kuat-kuat udara berpolusi di Jakarta. Ah.., Aku benar - benar rindu suasana ini. Bergegas aku melangkahkan kaki ke kamar mandi. Aku perlu menyegarkan tubuhku setelah dua hari yang kulakukan hanya tidur. ***** Aku memasuki Lantai 4 mall yang disebutkan Reno ditelepon  tadi, kulirik jam tangan Rolex yang melingkar di tangan kiriku, 1.15. Telat 15 menit dari waktu janjian kami. Bergegas kuambil handpone yang berada di saku jaket. " Hallo Ren, lo dimana?" "..." " ini udah di lantai 4, Cafenya yang mana?" "..,"  "Ya udah. ntar gue cari dulu, tunggu bentar,”  ucapku menutup percakapan. Mataku mencari dimana Cafe yang dimaksud Reno tadi seraya berjalan meneliti satu persatu papan nama restoran dan café yang ada di sepanjang lorong, hingga tiba-tiba… Aku merasakan tubuhku tertabrak seseorang. Mataku menerjab saat melihat gadis bertubuh berisi tanpa sengaja menabrakku, kontan saja aku menarik tubuhnya yang sedikit oleng hingga akhirnya tanganku mendarat dengan baik di pinggangnya agar ia tak terjatuh. Aku terpana. Entah mengapa penciumanku seakan menajam saat merasakan wangi familiar memasuki indera penciumanku. Coklat… Aku tersenyum saat melihat gadis ini menutup matanya. Kuperhatikan wajah  gadis yang terpampang jelas di depanku. Cantik. Tanpa sadar aku menelan air liur saat melihat  mataku mulai menelaah wajahnya. Kulit wajahnya yang putih bersih dengan make up yang natural,Alis yang rapi membingkai wajahnya ,bulu mata yang lentik. Aku terpana saat tatapan mataku turun menatap hidung mancungnya yang diapit pipinya yang begitu Chubby, seolah menggodaku untuk mencubiti dan membelai pipi kemerahan miliknya Aku menahan napas saaat mataku kembali turun menatap bibir ranumnya yang hanya dipoles pelembab bibir. Begitu menggoda sehingga membuatku ingin mencumbu bibir ranumnya.  Oh my God. Hatiku bergetar saat akhirnya aku bertemu dengan gadis yang selama ini menjadi obsesiku. Gadis cantik dengan tubuh berisi yang dapat membuat hatiku berdebar hanya dalam sekian detik pertemuan kami. Membuat otak ku dengan cepat berpusat pada wajah cantiknya. " Are you okay, Miss? " ucapku dengan suara bergetar, Oh my God. Ada apa dengan suaraku?  Kulihat sekali lagi wajahnya yang sekarang memandangku. Gadis itu terlihat beberapa kali menerjabkan matanya sebelum akhirnya terdiam di satu titik. Jantungku berdebar saat melihat bola mata coklat teduh yang memandangku. Aku rasa aku telah jatuh cinta pada gadis bertubuh berisi ini. "Hallo, Miss. Are you okay?" ucapku sekali lagi dengan nada suara yang sudah bisa kunetralkan. "Eh, I'm okay." Ia terkejut lalu bangkit dan mejauh dari tubuhku. "Saya minta maaf, saya tidak sengaja menabrak anda tadi" ucapnya dengan nada penuh penyesalan. "Ah, tidak apa - apa, saya juga salah, tidak melihat jalan tadi" ucapku. Aku merasa ini bukan salahnya tadi, aku juga salah karena terlalu sibuk mencari cafe itu. Terdengar suara dari lagu Boyband dari negara Asia timur yang tidak aku ketahui dari negara mana sfesifiknya berbunyi. Kulihat dia sedang mengangkat telepon yang kuyakini dari temannya. Setelah mematikan Hapenya dan menatapku. "Sekali lagi saya minta maaf, permisi saya buru - buru " ucapnya sambil bergegas meninggalkanku yang masih diam. Ku pandangi tubuh sintal gadis itu yang semakin menjauh dari pandanganku. OH.. Sh*t.. aku bahkan tidak mengetahui siapa namanya. Aku hanya mendesah pelan meruntuki kebodohanku seraya melangkah kaki kembali mencari café itu. Aku menghentikan langkah saat melihat papan nama café yang kutuju. Dalam hati aku berharap kembali menemukan gadis yang tang telah membawa separuh hatiku itu. ***** Jantungku terasa berhenti berdetak saat mataku kembali melihat pujaan hatiku berada di café yang sama denganku sekarang. Aku tersenyum senang sebelum akhrnya mencari keberadaan Reno. Aku mengangkat tanganku saat melihat Reno dan Andir duduk disalah satu sudu café. "Sorry lama, masih belum terbiasa dengan jalan Ibukota soalnya." "Hai, Bro!" Sapa Andre memeluk tubuhku. "Sorry,gue ikutan. Tadi Reno bilang mau janjian sama lo. jadilah gue ikut nimbrung" ucap Andre. Aku mengangguk sebelum akhirnya duduk di samping mereka. "Gimana pekerjaan lo berdua nih?” tanyaku penasaran sebagai Direktur Pemasaran dan Direktur Operasional di salah satu perusahaan multinasional, kuyakini kalau mereka berdua sangat sibuk. "Kayak biasalah sibuk ini, sibuk itu, ngurus ini, ngurus itu" ucap Reno "Lo udah nyelesein magister lo kan?" tanya Andre "Iya, minggu depan udah ditarik bokap kerja di perusahaannya." Tanpa terasa pandangan mata kami bertiga melihat kemeja dimana gadis pujaan hatiku sedang duduk. Kami melihat berbagai macam tumpukan makanan yang ada di meja itu. Kami melihat dengan wajah kagum melihat ketiga perempuan cantik itu. Kulihat kedua temannya sedang asyik menikmati makanan yang disediakan oleh pelayan, sedangkan Gadisku terlihat murung tak berselera melihat makanan yang tersaji. Tanpa sengaja tatapan mata kami bertemu, aku terpaku selama beberapa detik melihat mata coklat teduhnya. Kuberikan senyuman terbaikku kepadanya, tapi gadis itu malah memalingkan wajahnya seolah tak ingin kulihat membuat aku memandangnya sedih. "Oh my God, gila tu cewek - cewek makannya sejibun gitu," ucap Andre takjub melihat ketiga gadis tersebut. "Cantik - cantik pula, yang dua oke banget, bodynya aduhai. Tapi yang satu itu tu..." ucap Reno "Malah yang satu itu yang paling cantik menurut Gue." ucapku sambil terus memandang kearah Gadis yang sedang cemberut menangggapi omongan kedua orang temannya. Entah apa yang mereka bicarakan membuatku penasaran, hingga sedetik kemudian aku melihat gadisku tersenyum sumringah.  "Selera lo emang aneh, Bro," ucap Reno sambil menggelengkan kepalanya. "Sabtu malam ikut, ga?" ucap Andre  "Kemana?"  "Biasa ,Night's Club. Kita Hunting cewek seksi" ucap Reno sumringah yang kujawab dengan anggukan.Mungkin aku bisa menghilangkan rasa penat ku, walaupun aku nggak yakin akan bertemu dengan dia di tempat yang seperti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD