16. Perpecahan

1153 Words
Bab 16  Kejadian buruk bertubi-tubi menimpa kehidupan sekolah Deby dan orang-orang di sekitarnya. Setelah peristiwa coklat, selanjutnya keretakan hubungan Ika dan Sarah. Penyebabnya masih sama karena alasan cowok. Deby terjebak berada di antara mereka sebagai penengah. Hari itu Ika sungguh marah besar pada Sarah hingga memutuskan untuk mengakhiri pertemanan mereka, atau tidak ingin mengakui Sarah menjadi temannya lagi mulai detik itu. Mendengar pernyataan serius dan bukan candaan yang tiba-tiba terlontar dari Ika. Tentu saja Deby sangat bingung karena sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada Ika sampai ia bersikap sedemikian bencinya pada Sarah dalam waktu semalam. “Yang bikin gue marah itu karena Sora gak jujur sama gue! Harusnya dari awal dia bilang aja kalau suka juga sama Conan!!” Nada bicara Ika penuh dengan amarah hingga Deby tidak bisa menemukan celah kapan ia bisa merespon perkataannya. “Tapi ini enggak, gue dengar dari orang lain. Dia udah nusuk gue dari belakang!” Tampaknya cekokan informasi dari orang lain telah membutakan akal sehat Ika untuk berpikir logis. Deby tidak merasa heran bila Ika mendapat berbagai macam informasi dari berbagai macam tipe orang sebagai mata-mata yang Ika mintai tolong mengawasi di sekitar kehidupan atau pun keseharian Salman. Hal itu juga yang membuat Deby meragukan sumber informasi yang Ika miliki saat ini. “Itu ’kan belum tentu benar. Apa yang lo dengar belum tentu benar! Lo udah tanya sama orangnya langsung, belum ‘kan?” Karena bisa saja hal itu untuk tujuan dengan sengaja ingin memecah belah mereka, pikir Deby. “Gue gak usah pakai tanya ya! Orangnya juga gak akan mau ngaku.” Jika Ika sudah bermain emosi, tidak ada lagi yang bisa merubah pandangan dan keputusannya. Deby bisa melihat tampaknya Ika sudah sangat kecewa berat. Bagaimana pun menurut Deby sangat-sangat tidak penting sesama teman bertengkar bahkan sampai putus hubungan hanya karena masalah cowok. Sebenarnya jika permasalahan ini karena cowok. Deby dan Sarah menyukai seorang cowok yang sama, hanya perasaan sebatas senang melihat dari kejauhan, memperhatikan dan mengagumi. Tapi mereka biasa saja tidak ada konflik, malah mereka saling berbagi rasa kesenangan itu satu sama lain sebagai keseruan. Iya, kebiasaan Sarah yang diam-diam memperhatikan pujaan hati dari kejauhan. Mereka berdua biasa duduk di taman depan kelas melihat Iki anak kelas sebelah setiap kali waktu istirahat siang. Deby jadi terbiasa memperhatikan cowok itu juga, yang mana pasalnya masuk dalam kriteria cowok tipe kesukaan Deby. “Lo juga jangan terlalu percaya sama Sora, Yuki! Suatu saat dia juga bakal nusuk lo dari belakang.” Peringatan Ika pada Deby hampir membuat Deby mempercayai kata-katanya. Wajah serius Ika yang baru pertama kali itu Deby lihat sampai terpatri dalam benak. Satu dasar dari hubungan adalah kepercayaan. Ika bilang Sarah itu pagar makan tanaman, menusuk teman dari belakang. Ini tidak seperti Sarah merebut Salman, sama sekali bukan! Masalah ini hanya kesalahpahaman, maka dari itu Deby berusaha menjernihkan. Namun apa pun yang Deby lakukan sia-sia, karena memang dari dua belah pihak tidak ada niat untuk berdamai. “Begini De, gue juga sakit hati kalau Ika udah sampai bilang begitu tentang diri gue.” Saat Deby bicara pada Sarah, rupanya ia juga sudah memutuskan sikap.  “Dan lo tahu itu! Dia sama sekali gak berusaha untuk dengar penjelasan gue dulu dan langsung putus hubungan. So, what can I do?” “Gue gak masalah kehilangan satu teman, kalau dia mau putus hubungan silahkan, gue terima itu.” Sarah menatap Deby dalam dengan mata penuh harap. “Asal satu hal yang terpenting buat gue adalah... Lo percaya sama gue ‘kan?” Deby belum mengerti bahwa kecemburuan cinta seseorang itu bisa sangat mengerikan dan berdampak fatal seperti rusaknya pertemanan Ika dan Sarah. Sampai akhir Deby tidak menyerah untuk mempersatukan Ika dan Sarah lagi, lewat berbagai cara. Selama beberapa waktu Deby rajin bicara bergantian dari Ika ke Sarah, atau melakukan sebaliknya dari Sarah ke Ika untuk menemukan solusi terbaik. Pokoknya di saat itu Deby sangat sibuk untuk mendamaikan kedua sahabatnya. Deby teringat sesuatu, berharap pendekatannya ini bisa merubah pemikiran Ika. “Bukan lo sama Bondan juga deket Ai, bisa jadi Conan dan Sora punya kedekatan serupa kaya kalian. Sama halnya seperti lo bilang ke gue kalian gak ada apa-apa. Bisa juga ‘kan itu berlaku buat Conan dan Sora kalau mereka gak ada apa-apa.” “Gak tau juga ya!” Nada Ika masih saja sinis meski Deby berusaha memberi perbandingan yang menurut pendapatnya itu layak dicoba. “Saat itu lo percaya ‘kan sama gue dan terbukti gue sama Bondan memang gak ada apa-apa.” “Jadi?” Deby berpikir masih ada secercah harapan, rencananya kali ini berhasil meyakinkan Ika. “Tapi kasusnya di sini gue gak percaya sama Sora, titik!” Ucap Ika memberi ketegasan dalam pernyataannya. “Kok bisa gitu!?” Argumen Ika terdengar semakin konyol bagi Deby. “Lo aneh banget gak sih Ai.” Saat Deby curiga pada kedekatan Ika dan Bondan yang terlihat mesra lebih dari sekedar teman, Ika bilang hanya sebatas teman akrab. Tapi saat Sarah yang memang dasarnya teman Salman dan mereka terlihat dekat, Ika bilang Sarah menghianatinya. “Ai, lo tau kenapa gue sampe usaha keras memperjuangkan ini ‘kan?” “Masih mau bahas soal ini? Lo gak capek?” Ika terdengar malas bicara lebih jauh dengan Deby. Padahal Deby sudah sampai mengutamakan datang ke kelas Ika di sela waktu istirahat. “Apapun alasan dia gue udah gak peduli. Hubungan persahabatan antara cewek dan cowok, bulshit!” Ika meninggalkan Deby di depan ruang kelasnya untuk kembali ke dalam. Lagi usaha Deby gagal membuahkan hasil, membuat keadaan lebih baik juga tidak. Masih beruntung hari ini Ika tidak meminta Deby memilih antara dirinya atau Sarah seperti tempo hari. Persis seperti apa yang Sarah lakukan juga untuk meminta Deby percaya. Padahal Deby tidak ingin memilih atau berpikah pada siapa pun di antara mereka. Deby hanya ingin hubungan mereka segera kembali baik seperti sedia kala. Deby kembali ke kelasnya sendiri untuk bicara dengan Sarah, yang mana keadaannya sama tidak ada perbedaan. Sarah juga sama keras kepala dan gengsi tinggi seperti Ika. “Kenapa lo gak bilang jujur aja ke Ika kalau ada orang yang lo sukai dan dia bukan Conan tapi orang lain.” Yang Deby maksudkan cerita tentang Iki. Karena Sarah pernah jujur pada Deby jadi seharusnya tidak masalah bila Ika juga tahu, pikirnya. “Gak akan! Gue gak mau ambil resiko. Gue udah jelasin ke lo ‘kan, kalau sampai rahasia gue kebongkar rasanya gue gak bisa dateng ke sekolah lagi.” Kalau Sarah sampai bicara seperti itu, Deby bisa apa lagi. Kedua belah pihak sampai akhir tidak ada niatan untuk berdamai, Deby sudah mengerahkan segala upaya dan perjuangannya berakhir sampai di sini. Dari kejadian itu usailah sudah pertemanan Ika dan Sarah berakhir sampai di sana, di tahun pertama masa sekolah. Hanya karena satu alasan, Salman Faris sang pujaan hati dari seorang Ika Mayanti. Hal itu menjadi catatan sejarah pertemanan terburuk dalam masa sekolah mereka yang tidak bisa diubah atau pun diperbaiki ke depannya. ***bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD