Tiga Sosok Pocong #2

1177 Words
Tetapi namanya saja persaingan bisnis, Pak. Selalu saja akan ada orang - orang yang iri dan dengki dengan rezeki yang kita dapatkan berlebih dari allah SWT. dan orang-orang yang mendengki kepada Bapak itu, mereka dengan keji telah mengirimkan tiga sosok pocong, untuk membuat makanan Bapak menjadi basi, untuk membuat orang-orang yang melihat warung makan bapak ini seakan - akan terlihat menjadi suram, sehingga mereka enggan untuk masuk, bahkan beberapa orang pengunjung yang masih berjalan cukup jauh dari warung Bapak tak akan melihat kalau warung Bapak buka, seakan-akan sedang tutup. Kalau pun akhirnya ada orang-orang yang mau datang dan memesan makanan kepada Bapak, mereka akan merasakan makanan Bapak itu berbeda, tidak seperti makanan dan minuman pada umumnya, dan tidak sama lagi rasanya seperti sebelumnya, yaitu rasa masakan sebelum ketiga sosok pocong itu mulai mengganggu warung Bapak. Pak, tidak keberatan kan kalau kami bertiga berniat untuk membantu Bapak mengusir ketiga sosok pocong itu dan mengembalikannya kepada orang yang mengirimkannya? Mudah - mudahan saja tidak akan lagi ada orang-orang yang mencoba menggangu nahkan mengirimkan makhluk-makhluk aneh untuk membuat warung makan Bapak sepi lagi seperti saat ini." tanya Fendy lebih lanjut meminta persetujuan kepada Bapak pemilik warung. "Saya terserah anak saja," jawab pemilik warung singkat. "Alhamdulillah kalau begitu," kata Fendy. "Saya minta Bapak menyiapkan satu baskom air." Bapak pemilik warung itu kemudian bangkit dan masuk ke dalam dapur warungnya, dia mengambil air secukupnya menggunakan baskom yang masih baru dan membawanya ke hadapan Fendy. "Ini airnya," Bapak pemilik warung meletakkan air itu tepat dihadapan Fendy. Kemudian Fendy mencabut mandau dari pinggangnya, dan mencelupkan ke dalam air tersebut. Terlihat mulutnya seperti membaca sesuatu dari dalam. Kemudian mandau yang ada di dalam baskom itu diambil kembali, dimasukkan ke dalam sarangnya lalu diletakkan kembali pinggang. "Faqih, siramkanlah sedikit dari air ini dengan cara mencipratkan ke arah ketiga makhluk itu, lalu lanjutkan dengan cepat mencipratkannya pula ke sekeliling warung ini. Mudah - mudahan ini akan menjadi pagar untuk waktu yang sangat lama, takkan lagi ada serangan jahat kepada warung makan Bapak ini." Faqih kemudian menerima baskom yang diberikan oleh Fendy kepadanya, Faqih mencelupkan jari-jari tangannya. Sambil berjalan keluar Faqih lalu mencipratkan air di tangannya kepada ketiga sosok pocong yang berdiri di kegelapan di luar warung. Selain Faqih rupanya Fendy pun melihat apa yang terjadi pada tiga pocong itu, tampak keluar asap tipis berwarna putih dan terdengar jeritan suara dari ketiga makhluk itu yang perlahan-lahan berubah menjadi asap putih dan melayang ke udara dalam hitungam detik menghilang di kegelapan malam. Faqih kemudian mengelilingi warung makan dan menciptatkan air yang ada di dalam baskom itu ke sekeliling warung dan akhirnya tiba kembali ke tempat semula. Faqih pun lalu masuk ke dalam warung dan meletakkan baskom yang sekarang airnya tinggal setengah itu di atas meja di hadapan Fendy. "Ini air yang tersisa gunakan untuk bahan campuran mencuci alat-alat masak Bapak." "Terima kasih sebelumnya atas bantuan dari kalian semua yang sudah membantu Bapak." Baru saya Fendy, Kyai Rahman dan Faqih hendak keluar dari rumah makan, tiba-tiba terlihat orang yang masuk ke dalam rumah makan tersebut dan menanyakan, apakah masih ada makanan? Kemudian Bapak pemilik warung mengatakan kalau warungnya sedang akan tutup. Orang-orang yang baru masuk itu bingung dan merasa heran. "Bapak ini aneh," kata salah satu dari mereka. "Aneh bagaimana?" tanya Bapak pemilik warung. "Ya aneh saja. Kami melihat sejak sore warung makan Bapak tutup, biasanya selalu buka dan menjelang jam 04.00 dini hari barulah bersiap untuk tutup. Tetapi barusan kami lihat warung makannya buka, makanya kamibkesini untuk memesan makanan, tapi barusan Bapak mengatakan akan tutup warungnya, wajarlah kalau kami katakan aneh." Terpaksa orang-orang itu pun keluar dari warung makan dengan perasaan kecewa, karena tidak berhasil mendapatkan makanan. Saat itulah Bapak pmilik warung makan baru sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Fendy memang benar, bahwa warungnya ada yang telah menutupnya swcara ghaib, sehingga banyak orang yang menyangka kalau warung miliknya sudah tidak buka. Datangnya orang - orang tadi terjadi setelah tiga sosok pocong itu musnah dan di sekeliling warung sudah diberi cipratan air yang sudah dibacakan doa oleh Fendy. Secara tiba-tiba beberapa orang yang lalu lalang atau berada di sekitar situ pun mulai bisa melihat kembali kalau warung makan ini sebenarnya dalam keadaan buka. "Mas, kalau boleh saya minta alamat Mas. boleh?" pinta Bapak pemilik warung. "Buat apa, Pak?" tanya Fendy. "Kebetulan saya punya keponakan yang seringkali mengalami kemasukan setan, puncaknya sekarang yang merasuki tubuhnya itu tidak mau keluar lagi. Badannya sekarang sudah semakin kurus, dia sudah dibawa berobat ke mana - mana akan tetapi tidak ada perubahan. Mungkin nanti jika ada waktu, saya dan keluarga saya bisa mampir ke rumah kalian untuk meminta pertolongan lagi." "Faqih, berikan saja alamatmu, karena sebenarnya kamu juga mampu lakukan apa yang kulakukan barusan. Apalagi sekarang mata batin kamu jauh lebih jelas jika dibandingkan aku." Faqih pun memberikan alamat rumah Rosyid, dia menuliskannya di selembar kertas yang diberikan oleh Bapak pemilik warung tadi. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih untuk pertolongannya ini, mudah-mudahan mulai besok dan seterusnya segalanya bisa kembali normal dan tidak ada lagi hal-hal aneh yang menimpa warung saya." Akhirnya, Faqih, Fendy dan Kyai Rahman berpamitan, saat berniat membayar makanan dan minuman yang mereka nikmati, Fend sampai terkesan memaksa, karena ternyata Bapak pemilik warung menolak uang pemberian Fendy. "Pertolongan yang sudah kalian semua kepada berikan pada Bapak, itu tidaklah sebanding dengan apa yang sudah kalian semua makan dan minum di tempat ini, justru Bapak malah kini merasa berhutang budi. Bagaimana pun juga Bapak pemilik warung makan itu tetap bersikeras untuk tidak mau menerima uang yang diberikan oleh Fendy, uangnya pun kembali dimasukkan Fendy ke dalam dompetnya. Bergegas ketiganya lalu masuk ke dalam jeep berwarna hijau lumut, mobil melaju meninggalkan warung tempat mereka makan tadi. "Hebat kamu,Faqih. Padahal baru saja kamu mendapatkan jalan tersebut dari ratu pantai selatan, belum sehari sudah ada orang yang bisa kamu tolong dengan menggunakan ilmu yang kamu terima tersebut." Fendy memuji Faqih, Faqih diam tak merespon. Menunggu. "Sebenarnya sejak tadi aku sudah melihat bahwa memang di warung makan itu ada yang tidak beres, makanya aku sengaja untuk mengajak kalian makan di sana. "Aku memang ingin membantu Bapak pemilik warung tersebut, tetapi ternyata Faqih juga memiliki mata gaib sehingga mampu melihat lebih jelas apa yang tak kasat mata itu dibandinhkan diriku, yang melihatnya samar - samar saja," kata Fendy. "Akan tetapi seperti yang kuceritakan tadi, Mas. Ratu pantai selatan telah memintaku untuk membunuh guruku sendiri." "Lakukan saja karena memang itu tugasmu, dengan atau tanpa Ratu minta oun aepertinya cepat atau lambat kamu akan berhadapan dengan gurumu itu, apalagi kamu datang ke sana dengan diundang khusus, artinya jika Ratu memintamu berarti dia memang membutuhkan bantuanmu." Fendy menambahkan. Malam itu juga Fendy melajukan mobilnya dengan dibantu oleh arahan Kyai Rahman untuk membawa Faqih menuju ke rumah Rosyid. Sesampainya di rumah Rosyid mereka pun berpisah. Kyai Rahman tetap berada di mobil jeep berwarna hijau lumut, mobil jeep pun berlalu meninggalkan rumah Rosyid. Faqih sendiri tidak berani untuk mengetuk pintu gerbang, Faqih malah memilih untuk duduk saja di depan gerbang, menunggu. Biasanya kalau sudah menjelang azan shubuh maka Rosyid akan keluar dari rumah untuk berangkat ke masjid, menunaikan ibadah sholat subuh berjama'ah.   ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD