Sampai di rumah, Carolyne melihat ibunya lagi-lagi sedang menangis. Alasannya cuma satu, mereka harus membayar hutang jika tidak nyawa ayahnya dalam bahaya.
Carolyne lalu masuk ke kamar dan melihat ayahnya sedang terbaring dengan wajah babak belur.
"Mom, Car bersedia menikah dengan Betrand," kata Carolyne merasa sangat berat hati
"Apa? Benar kamu mau menikah dengannya?"
"Iya, Mom,. Apalagi yang harus Car perbuat, tak ada cara lain, bukan?"
"Tapi, bukannya kamu mau meminjam uang kepada bosmu?"
"Lebih baik Car terjebak pernikahan dengan Betrand, di bandingkan harus terjebak dengan pria yang membeli segalanya dengan uang," kata Carolyne.
Flasback END.
****
Carolyne masih bekerja di bawa kendali Allerd, ia masih menjadi sekretaris mantan kekasihnya itu walaupun sudah menikah dengan Betrand.
Carolyne harus mencari nafkah sendiri di bandingkan harus memakan uang dari Betrand.
Betrand tak pernah berubah walaupun sudah menikah dengan Carolyne, ia masih bergonta ganti wanita dan menidurinya setelah itu di bayarnya.
"Nyonya, silahkan di makan," kata salah satu maid, ketika melihat Carolyne sedang duduk di teras belakang mansion.
"Taruh saja disitu. Makasih," ucap Carolyne.
Carolyne merasa hidupnya sudah tak sebebas dulu. Meskipun harus hidup penuh dengan tekanan, tapi Carolyne merasa sangat yakin semua bakal indah pada waktunya.
Carolyne memakan cemilan yang di bawakan oleh maid untuknya. Semua orang khususnya orang-orang di perusahaan sudah tahu Carolyne adalah istri Betrand Rollerd Max.
Setiap langkah kakinya selalu saja banyak yang memperhatikannya.
Sudah hampir malam. Carolyne kembali ke kamar utama di mansion ini. Sebenarnya ada 17 kamar di mansion ini, tapi Carolyne dan Betrand menyetujui sekamar demi Rollerd yang saat ini masih berjuang melawan penyakitnya.
Suara ketukan pintu kamar. Carolyne bergegas membukanya.
"Nyonya, ada tamu untuk anda."
"Siapa?"
"Seorang gadis."
"Baiklah, saya akan segera turun."
Carolyne bergegas ke ruang tamu arah barat. Ia melihat Laurent sedang duduk menunggunya.
"Laurent?" Carolyne langsung memeluk sahabatnya karena kangen.
"Hei, ada apa?" tanya Laurent
"I miss you, Laurent."
"Baru saja seminggu kau sudah merindukanku." Laurent terkekeh.
"Ada apa kau kemari? Kenapa kau tak menghubungiku dulu?"
"Aku sengaja memberikanmu kejutan, Dear."
"Begitu?"
"Hem ... how are you?"
"I’m good, kamu bagaimana?"
"Me to ... apa hubunganmu dan juga Betrand masih sama?"
"Mau bagaimana lagi, dia tak pernah menganggapku ada."
"Apa kau masih mencintainya, Car?"
Carolyne mengangguk.
"Aku masih sangat mencintainya, namun kebencianku lebih besar di bandingkan perasaan ini, ia tak seperti Betrand yang ku kenal dulu."
"Aku yakin kamu pasti bisa menghadapinya," kata Laurent sembari menepuk lengan sahabatnya.
"Makasih, ya."
"Iya sama-sama, kamu masih bekerja bersama Allerd?"
"Iya. Aku masih bekerja padanya, tak ada pekerjaan lain."
"Betrand setuju?"
Carolyne menggeleng.
"Walaupun dia tidak setuju, kamu tetap akan bekerja?"
"Mau bagaimana lagi, aku membutuhkan uang," jawab Carolyne.
"Bukannya Betrand bisa memberikanmu uang berapapun yang kau butuhkan?"
"Walaupun Betrand memberikannya, aku tak akan pernah menerimanya."
"Tapi, Car, yang sedang kalian jalanin sekarang ‘kan adalah sebuah pernikahan, Jika kalian seperti ini kalian tak akan pernah bisa bahagia." Laurent mencoba membuat Carolyne mau memikirkan bagaimana hubungannya.
"Aku juga tak pernah berniat untuk menikah dengannya selamanya, aku hanya butuh waktu 6 bulan menikah dengan pria itu."
"Jika … setelah 6 bulan?"
"Aku akan kembali ke kehidupanku sebelumnya, bekerja dan tinggal bersama orang tuaku serta jatuh cinta kepada pria yang baik hatinya."
****
Setelah mengantarkan Laurent sampai kedepan pintu utama mansion, Carolyne lalu kembali ke kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Ketika ia membuka bajunya. Tak sengaja seseorang membuka pintu kamar mandi dan melihat tubuh Carolyne yang tak mengenakan apa pun.
Carolyne hampir saja melompat karena terkejut melihat Betrand sedang berada di depan pintu, ia dengan cepat mengambil handuk dan di lilitkan ke tubuhnya, walaupun handuk itu terlihat sangat pendek dan paha mulusnya masih jelas kelihatan.
"Oh my gosh, kenapa kau tak mengetuk pintu dulu?" tanya Carolyne agak kesal.
"Apa aku harus mengetuk pintu kamar mandiku sendiri?"
"Hei, kau---"
"Apa kau pikir aku akan tergoda melihat tubuhmu itu? Aku tak akan pernah tergoda sekalipun kau tak memakai benang sehelai pun, masih banyak tubuh yang lebih indah dari tubuhmu di luar sana," kata Betrand sembari membanting pintu kamar mandi dengan sangat keras membuat jantung Carolyne seperti akan berhenti sejenak.
"Dasar b******n!" Carolyne kesal dan mengunci pintu kamar mandi rapat-rapat.
Beberapa menit ketika ia selesai mandi, Carolyne langsung mengganti pakaiannya dan memakai pakaian sederhana, seperti biasa ia di rumah.
Carolyne melihat Betrand sedang memainkan ponselnya di kursi santai yang ada di dekat jendela mansions.
Carolyne naik ke atas ranjang dan membelakangi Betrand. Betrand menatapnya sangat sinis.
"Kalau bukan karena daddy, aku tak mungkin membiarkan wanita itu tidur di ranjangku," batin Betrand.