Sampai di kamar hotelnya, Fabian menjatuhkan diri di atas ranjang. Memijit kepalanya yang pening penuh dengan rasa bersalah. Ia berteriak memuntahkan rasa kesal karena bisa tergoda oleh Vero. Apa yang baru saja dia lakukan, hah! Untung saja kewarasan segera menghampirinya. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan Fabian. Ia masih tahu batasan sejauh mana berhubungan dengan Vero. Jangan sampai kelepasan jika tidak ingin menyesal di kemudian hari. Hingga tak terasa matanya terpejam karena lelah yang mendera. Baju yang ia kenalan pun belum sempat ia tukar. Namun, matanya yaang kini sudah terpejam dengan sempurna telah menerbangkannya ke alam mimpi yang susah untuk ia bangunkan lagi. Pagi menjelang, suara dering ponsel yang memekakkan telinga di sambut Fabian dengan erang