Part 6 (Erik KKN )

761 Words
Erik dan Tasya sudah baikan. Erik tidak lagi cemburu kepada Revan. Apalagi pemuda itu sekarang sudah resmi jadian dengan Dina jadi ia dan Tasya jarang berkomunikasi kalau bukan di kampus. Namun Erik bersumpah pada dirinya jika Revan ada hati sama Tasya dan berusaha mendekatinya ia akan menghajarnya. Adit sang sopir juga sudah diberi peringatan agar tidak memberi laporan yang bukan-bukan, apalagi laporan palsu mengenai Tasya. Selidik punya selidik ternyata Adit itu mata-mata Papa Dany merangkap sopir yang dibayar untuk mengawasi gerak-gerik Tasya bersama teman-temannya. Tak terasa satu semester berlalu begitu cepat. Usai melaksanakan UAS Erik akan melaksanakan kegiatan KKN. Tasya dan Erik sibuk mengepak semua keperluan Erik yang akan melakukan KKN di sebuah desa di Sukabumi. “ Giliran aku yang KKN di Bogor, kamunya pergi ke Sukabumi,” Ucap Tasya kecewa. Menjalani kehidupan rumah tangga merangkap mahasiswa terkadang butuh pengorbanan yang besar. Apalagi menjelang semester-semester akhir sangat sibuk sekali. “ Sayang, kamu mulai KKN minggu depan kan.” Erik memastikan. Jadwal keduanya memang berbeda. “ Iya.” Jawab Tasya sambil masih sibuk memasukkan bekal Erik. Ada dua koper berisi pakaian dan juga makanan. Tasya memastikan stok makanan bergizi cukup untuk suaminya. Serta barang pribadi dan obat-obatan tak lupa masuk koper. “ Hati-hati ya.” Ucap Erik. “ Ayah juga hati-hati di sana, jangan tergoda gadis desa.” Ucap Tasya. Tasya pernah dengar di tempat KKN ada juga mahasiswa yang menjalin hubungan dengan gadis penduduk setempat bahkan cinta lokasi dengan rekan satu timnya. Tasya juga agak was was jika Erik ada yang menggoda. Walaupun sejauh ini Erik bukan tipe lelaki mata keranjang. “ Ha...ha...tenang aja aku ga bakalan ngelirik gadis desa. Gadis cantik yang ini saja belum abis.” Erik tertawa. Istrinya itu memang lucu. “ Kali aja. Biasanya gadis-gadis desa suka ngiler kalau lihat cowok bule.” Tasya tersenyum sambil menatap suami gantengnya yang setengah bule itu. Wajah Erik emang beneran ganteng mirip ayahnya waktu muda. Tapi kulit Erik lebih gelap. Walaupun kini rambutnya gondrong dan acak-acakan. Erik sengaja menumbuhkan sedikit brewoknya, katanya sih biar terlihat dewasa. Ia tidak tampak garang seperti kebanyakan pria Belanda. Rambutnya kecoklatan, ga terlalu bule. Matanya agak biru. Hal yang membuat gadis-gadis histeris itu kalau ia sudah tersenyum manis. Kalau ngomong sama cewek lain rada irit. Erik emang agak dingin. " Aku cuma cinta sama kamu, Bunda Ehsan." Pemuda itu lalu menarik tubuh istrinya. Hingga berada dipelukannya. cup satu kecupan mendarat dibibir sang istri. Tasya jadi dag dig dug. Walaupun bukan untuk kali pertama tetap saja selalu menimbulkan sensasi luar biasa. " Kamu juga jangan ngecengin pemuda desa atau teman cowok baru, ntar kalau ada yang macam-macam kasih tahu aku." Ucap Erik serius. Tasya mesam mesem, Erik posesif banget. Esok harinya, pukul 7 pagi di kampus Erik semua mahasiswa yang akan pergi KKN sedang bersiap. Mereka akan berangkat menggunakan bis menuju Sukabumi. Tasya yang hari ini mau balik ke Jakarta mengantar kepergian Erik dulu. " Sayang aku pasti merindukan kamu." Ucap Tasya sedih. Ia akan berpisah dengan suaminya selama 5 minggu. " Aku juga pasti kangen banget sama kalian." Erik memeluk dan mencium Ehsan penuh kasih. " Ntar aku jenguk ke sana ya." Janji TasyA. " Dag Ayah...." Tasya melambaikan Tangan Ehsan. " Dah...dadah..." Ehsan menirukan ibunya. " Muach...jadi anak baik ya." Sekali lagi Erik memberi kecupan perpisahan untuk anaknya yang lucu. Pemuda itu akan sangat merasa kehilangan. Erik berkumpul dengan teman-teman sekelompoknya yang berjumlah 11 orang. Mereka semua terdiri dari mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas. Sebelumnya mereka sudah saling berkenalan waktu survey ke lokasi. Erik tampak senang dengan teman-temannya karena kebetulan beberapa diantaranya ia kenal. Terutama anak bernama Bayu. Mahasiswa jurusan kimia yang berasal dari Jakarta. " Udah siap semua peralatan dan tugas masibg-masing?" Tanya Bayu ketua kelompok. " Siap. " Seru Vito dan Joni serempak. " Ya udah kita masuk bus." Semuanya masuk bus bergabung dengan kelompok lain yang tujuannya sama satu kecamatan. " Erik....ntar lo berkunjung ya ke desa gua." Bagas mendekati jok tempat duduk Erik. " Siap." Jawab Erik pendek. " Ntar gua juga ngunjungin lo ya sekalian mau ngecengin gadis desa tempat KKN lo." Bagas nyengir. " Dasar mata keranjang." Dengus Erik kesal. " Betewe kelompok lo ceweknya lumayan pada cantik. Ntat gua mibta no telponnya ya." Bisik Bagas. " Boleh. Tapi ntar gua laporin lo ke cewek lo." Ancam Erik serius. " Bagas.....awas minggir ni tempat duduk gua." Bayu menyingkirkan Bagas dari samping Erik. Dengan tampang malasnya Bagas si rambut kribo segera beranjak. " Siap yakita berangkat jangan lupa berdoa." Ucap salah seorang mahasiswa yang duduk di jok depan. Akhirnya setelah berdoa bus pun melaju menuju kota Sukabumi. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD