“Kenapa, kamu tanya seperti itu?” “Ya, saya sih hanya mengingatkan Pak Refal. Kan, Pak Refal menikahi saya hanya karena untuk menyelamatkan perusahaan dari tangan Om Devan kan? Bukan karena Pak Refal cinta sama saya?” Lelaki itu pun tertegun dengan kalimat halus seakan menjadi sindiran untuknya. Dia sampai menelan ludahnya seakan menjilat ludahnya atas tujuan yang disepakati bersama. Refal pun beranjak dari ranjang itu yang beralih ke sofa. “Sudah malam, Anissa. Saya mau tidur.” “Kok di sofa? Saya mengizinkan kalau harus satu ranjang dengan Pak Refal,” ucap Anissa. Saya takut Anissa melepas janji saya denganmu. Semalam saja saat saya menyentuhmu masih terngiang-ngiang betapa indahnya tubuhmu saat kudaki. Aku harus kuat menahan diri ini yang lebih baik berpisah tidur denganmu. “Saya d