Bukan Semburan Biasa

1354 Words

kedua mata lelaki itu pun dapat melihat wajah teduh perempuan itu yang membuatnya nyaman. Refal baru sadar, jika jaraknya yang berdekatan dia dapat melihat hidung mancung, bulu mata yang lentik dari harapan yang disuguhkan kepada perempuan itu. Hati yang tadinya tertidur dalam hitungan tahun, kini seakan mulai mengerjapkan matanya untuk menyambut bidadari yang mampu membangunkannya. Darahnya berdesir dengan cepat, saat melihat mata indah itu yang mampu menusuk jantungnya. Bahkan, baru kali ini seorang CEO dingin dan arogan itu baru merasakan kehangatan cinta itu kembali. “Pak, bisa tolong lepaskan,” pinta Anissa. Dia sangat risi saat Refal berusaha memegang lengannya yang di atas selimut. Lelaki itu pun seketika terbangun. “Oh, maaf. Kamu sih, disuruh makan susah banget. Jadi, saya jatu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD