10

1076 Words

Selalu dianggap antagonis, nyatanya selalu tersakiti. -Rara *** Melalui bait puisi inilah semua asa dan rasa tercurahkan, segala tumpahan air mata pernah memenuhi buku yang disebut diary ini. Jemarinya lincah menari di atas lembaran putih,  goresan tinta hitam yang menjadi bukti kerapuhan hatinya. Jika aku bukan takdirnya Jika dia hanya ilusi yang kuciptakan Jika kami tak dapat bersatu Mengapa rasa ini masih bersemayam di dalam kalbu? Andai saja aku tak pernah mengenalnya Mungkin hatiku tak akan patah Patah berkali-kali Terkadang aku lelah mengejar seorang diri Kepada sang pemilik hati  Izinkan aku jatuh cinta kepada takdirku Jangan biarkan aku sakit untuk kesekian kalinya Sebab aku tak sekuat itu Setelah itu Rara merebahkan tubuhnya di samping Nayza yang sedang memainkan p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD