Titan berlari menuju ke ruang Dosen dengan kecepatan penuh. Dia terjebak macet di lampu merah sebelum masuk daerah kampusnya karena ada truk besar yang pecah ban di tengah jalan. Hari ini dia ada jadwal bimbingan dengan Ammar untuk yang pertama kalinya. Semua isi proposal sudah diubah sesuai permintaan Dosbing Pertamanya. Titan sangat yakin jika isi dari karya ilmiahnya kalimatnya sudah tidak puitis lagi. “Titan,” panggil temannya. “Buruan! tinggal kamu saja yang harus masuk ke dalam.” Dengan nafas yang masih memburu gadis itu duduk lalu mengelap wajahnya yang penuh keringat dengan tisu. “Masih ada Mahasiswa bimbingan di dalam?” “Iya,” jawab temannya. “Minum dulu, nih ...” “Terima kasih.” Titan membuka air mineral yang diberikan oleh temannya. Setelah itu dia menyiapkan buku dan bolp