Suara detik jam yang terdengar memecahkan keheningan malam di sebuah kamar. Sepasang mata itu mulai mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan bias cahaya yang masuk. Objek pandang yang pertama kali Shena lihat adalah wajah tampan yang masih terpejam dalam tidur. Shena tersenyum tipis sambil memandangi wajah damai suaminya. Munafik jika Shena mengatakan Aaron biasa saja. Pemuda itu terlihat tampan, bahkan sangat tampan. Wajahnya rupawan, pendidikan tinggi, dari keluarga berada, dan lagi seorang pemimpin perusahaan besar. Begitu sempurna hidup Aaron. "Mengagumi, hm?" Shena tersentak kaget mendengarnya. Buru-buru ia memalingkan wajah ke arah lain. Bukankah lelaki itu masih terlelap? Bagaimana bisa Aaron mengetahui jika ia sedang memperhatikannya? Aaron terkekeh pelan seraya membuka ke